Mudik Asyik dan Nyaman dengan Motor



Jelang Idul Fitri, hampir semua orang akan melakukan yang namanya mudik. Mudik tidak berarti selalu berarti dari kota ke desa atau dari pulau jawa ke daerah-daerah lain di luar pulau. Inti dari mudik sebenarnya silaturahmi. Bedanya, kegiatan silaturahmi pada mudik biasanya dilakukan karena jarak tempuh yang jauh sehingga mengharuskan para pelaku mudik untuk tinggal di tempat yang dituju dalam waktu beberapa hari. Apalagi jika pelaku mudik masih memiliki orangtua, atau sanak saudara yang sudah sepuh di kampung halaman.
Nah, karena kondisi demikian, para pelaku mudik haruslah jauh-jauh hari mempersiapkan ‘bekal’ agar mudiknya nyaman dan tetap asyik. Apapun jenis transportasinya, baik udara, darat maupun laut, ‘bekal’ mudik ini berlaku untuk semua pemudik.

Saya dan keluarga tiap tahun menjelang lebaran selalu melakukan mudik. Saya dan suami tinggal di Banda Aceh sementara kedua orangtua kami masih hidup dan tinggal di sebuah desa di Aceh Selatan (berjarak 12 jam naik bus), itulah alasan kami melakukan mudik setiap tahunnya. Kami mudik melalui kendaraan darat, bukan menggunakan bus sewa atau bus pribadi melainkan naik motor.
Alasan kami mudik menggunakan motor?
Sebenarnya, saya bisa saja menggunakan bus untuk mudik ke kampung halaman seperti yang selalu saya lakukan ketika saya berstatus mahasiswa dulu, tapi entah kenapa saya mulai tertarik dengan kebiasaan suami saya yang mudik menggunakan motor. Ketika baru menikah, itu sedikit aneh buat saya? Perjalanan sejauh itu kok ya bisa ditempuh dengan motor? Apa gak pegal tuh badan? Apa gak masuk angin setelahnya?
Namun setelah untuk pertama kalinya mudik dengan motor dan merasakan sensasinya, saya mulai menyukai mudik dengan menggunakan motor. Hal pertama yang sukai adalah lebih menghemat dana dan selama di perjalanan bisa mampir di mana saja yang kita inginkan. Kami punya banyak tempat yang akan kami singgahi sepanjang jalan lintas Barat Selatan Aceh. Jadi kalau kami capek, kami bisa singgah di rumah-rumah saudara. Jika naik bus, nggak bisa kayak gini, kan?
Meski demikian, sebagaimana halnya mudik dengan bus, mobil pribadi, atau pesawat, mudik dengan motor pun tak luput dari yang ketidaknyaman. Nah, supaya mudik kami tetap nyaman dan asyik, jauh-jauh hari kami sudah mempersiapkan hal-hal berikut:
1.        Dana. Nggak asyik kan mau mudik tapi nggak punya cukup uang? Dana yang mesti disiapkan bukan hanya dana yang akan dipergunakan dalam perjalanan aja lho. Pas mau balik juga perlu dana. Dan yang lebih penting lagi adalah keperluan saat berada di kampung. Menurut saya, sebagai seorang anak yang pulangnya setahun sekali, tak elok rasanya jika saya tidak membawa oleh-oleh dan memberi sedikit uang untuk orangtua serta kedua mertua saya. Yah, mereka kan sudah tua, kapan lagi seorang anak menyenangkan oorangtuanya, meski sebenarnya kedua orangtua kami tidak pernah meminta.
2.          Barag bawaan. Berhubung mudiknya dengan motor, jadi barang bawaan betul-betul kami pertimbangkan. Hanya membawa pakaian yang penting-penting saja. Nggak lucu kan jika pergi dengan motor tapi dengan bawaan yang hampir selemari hingga nyaris tak bisa dilihat yang mana orang karena ketutup barang yang bejibun. Lagian, membawa banyak barang dengan motor, adalah pekerjaan yang akan menyiksa diri sendiri selama perjalanan. Itulah alasan mengapa kami lebih suka menghadiahi oleh-oleh uang untuk orangtua dan handai taulan dibanding barang.
3.        Persipan fisik. Ini dia persiapan yang nggak kalah penting dengan dua persiapan di atas, terutama untuk pemudik yang menggunakan motor seperti kami. Bayangkan selama 12 jam perjalanan, yang kami hadapi adalah angin dan badai (disertai kemungkinan hujan) dengan tubuh tidak berada dalam ruangan sebagaimana jika naik bus atau mobil. Jadi jauh-jauh kami harus mempersiapkan fisik agar kuat dan sehat menghadapi perjalanan 12 jam dengan motor. Sebelum berangkat, pastikan stamina kuat, sudah cukup makan saat sahur, dan minum vitamin. Pastikan juga memakai pakaian tebal (menggunakan jaket), celana jeans, pakai helm, pakai kacamata dan penutup mulut supaya tidak terkena debu.
4.        Persiapan kendaraan. Kendaraan udah ada, yang mesti dipersiapkan adalah memastikan bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kendaraan siap untuk digunakan untuk perjalanan jauh. Suami saya akan membawa motor ke bengkel dua atau tiga hari sebelum berangkat. Di bengkel, suami meminta tukang bengkel untuk melihat-lihat kendaraannya supaya siap berjalan jauh. Ketika sedang dalam perjalanan, kami harus memastikan bahwa bensin cukup sampai kami mengisinya lagi di pom bensin selanjutnya.
Jadi mudik dengan motor, siapa takut?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Lisa Tjut Ali
AUTHOR
26 Juli 2013 pukul 23.32 delete

lisa dan suami juga mudik dari banda aceh ke lhokseumawe naik motor eki

Reply
avatar
27 Juli 2013 pukul 10.55 delete

Wah, iyakah?
tapi memang asik lho mudik dengan motor :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky