'Tamu' dari Sapporo



Awal Desember, saya kedatangan ‘tamu’ dari Sapporo, Hokkaido. Saya lupa melihat ‘real-time view’-nya melalui Feedjit. Apakah si tamu adalah blogger yang mungkin kebetulan sama-sama berada di sebuah/beberapa dari banyak grup yang saya ikuti di facebook, atau hanya terdampar tak sengaja melalui mesin pencari Google. Tapi, saya rasa tak penting melihat detail siapa dia. Nanti jadinya saya seperti mata-mata, yang ingin tahu banyak tentang ‘tamu’ yang berkunjung ke blog saya, hehe..
Yang lebih penting dari itu adalah, melihat kota Sapporo yang terekam di Feedjit, saya seperti terlempar ke beberapa tahun lalu saat sedang tergila-gila dengan komik Jepang. Saya suka membaca komik-komik Jepang seperti candy-candy, Topeng Kaca, hingga sedikit komik Jepang modern namun tetap ada kisah cintanya.
Sapporo... Saya tahu itu adalah nama kota di Hokkaido, Jepang. Ketika itu pikiran saya mulai melayang-layang pada sebuah serial komik Jepang yang hanya sedikit di dalamnya mengambil setting di Sapporo.
Sapporo.. Sapporo... saya ulang-ulang kata itu, namun saya tak juga menemukan judul komik yang saya maksud. Lantas, apa pentingnya saya harus tercenung lama dengan kata Sapporo dan menghubungkannya dengan sebuah komik? Mungkin, itulah yang disebut kekuatan sebuah cerita. Saya menyukai cerita di komik yang di dalamnya mengambil setting di Sapporo tersebut dan sedikit terobsesi dengan dua tokoh utamanya, waktu dulu. Asliii...saya lupa judulnya.
Lama tak menemukan jawaban, saya coba googling dengan kata kunci; komik dengan dengan setting Sapporo (ini saking nggak tau mau pakai kata kunci apa:D). Tentu saja tindakan saya ini konyol sekali. Dengan kata kunci tersebut, yang keluar malah kebanyakan info tentang kota Sapporo dan perkembangan komik di Jepang..lalu komik di Indonesia. Ndi lalah..hahaa..
Akhirnya nyerah pakai kata kunci di atas, saya coba ingat nama tokohnya; Tanpopo. Lalu saya cari lagi pakai kata kunci; Komik Jepang dengan tokoh Tanpopo. Yeeeyy.. I got it! Judulnya adalah Imadokki!. Ini nih penampakan komiknya;
Gambar saya pinjam dari SINI
Saya tak ingat lagi tahun berapa saya membaca komik ini –jika dilihat dari tahun terbit di Indonesia yaitu 2002, maka sudah pasti saya membacanya di atas tahun 2002 dan di bawah 2004 (jadi rentang waktu itu deh), tapi saya sukaaa sekali dengan ceritanya. Ceritanya sih biasa aja. Tentang seorang gadis remaja yang berasal dari Sapporo dan pindah sekolah ke Tokyo. Gadis tersebut bernama Tanpopo. Waktu itu lagi boming serial Meteor Garden yang diusung oleh empat cowok cakep dari Taiwan, F4. Nah, kata banyak orang, ceritanya rada mirip dengan serial Meteor Garden ini. Tanpopo gadis yang sederhana, bersekolah di sekolah elit di Tokyo dan mendapat tekanan dari anak-anak orang kaya yang bersekolah di situ. Tanpopo sering digencet oleh anak-anak orang kayak di sekolah tersebut. Tapi, cuma di bagian ini saja sih yang mirip, cerita selanjutnya sama sekali berbeda. Dan lagi, tidak ada kelompok elit semacam F4 di sini. Yang ada sebaliknya, cowok si tokoh utama malah menolong Tanpopo meski si cowok tetap bersikap dingin dan cuek. Dan lagipula, komik ini terbit di Jepang tahun 2000, sebelum Meteor Garden booming. Jadi yaaa.. bisa aja kan, ada ide yang hanya sedikit saja mirip. Lagipula kisah dunia remaja, biasanya juga gitu-gitu aja; murid baru pindahan dari sekolah lain yang kemudian dikerjai atau dibuat iri oleh cewek di sekolah tersebut, permasalahan di sekolah, berantem dengan teman, naksir cowok/cewek, dan sebgainya, dan sebagainya. Yang membedakan adalah alur cerita dan konflik yang dibangun.  
Imadokki! berbeda dengan Meteor Garden yang konfliknya kebanyaka tentang cinta dan lika-likunya. Namun, cinta yang terjadi antara Tanpopo dan tokoh utama pria dalam komik Imadokki! adalah cinta di sebuah ending yang manis. Penulis lebih memfokuskan pada cerita Tanpopo yang tetap semangat ketika menghadapi teman-teman kayanya dan Tanpopo yang senang dengan kegiatan ektrakurikuler berkebun. Sesekali terselip penggambaran rasa suka antara Tanpopo dan si cowok bertampang dingin. Tak ada ungkapan perasaan suka apapun antara mereka, namun pembaca tetap tahu ada sebuah benang perasaan yang terhubung di antara mereka. Waktu-waktu yang dilalui Tanpopo bersama si cowok dan masalah-masalah yang berhubungan dengan sekolah serta klub berkebun membuat cerita dalam komik ini menjadi manis. Sebuah ending yang manis akan membuat siapapun yang menyukai bacaan romantis akan terus mengingat komik ini (buat yang suka komik, sih).
Saya sendiri menyukai karakter Tanpopo yang periang dan pantang menyerah. Selain, seperti yang saya sebut di atas, pernah terobsesi dengan tokoh Tanpopo. Terobsesi bahwa saya ingin menjadi seperti Tanpopo dalam menghadapi persoalan hidup. Sampai-sampai saya pernah menuliskan nama Tanpopo di sebuah catatan yang sekarang entah di mana, untuk mengingatkan bahwa dalam hidup saya harus tangguh, tak boleh menyerah. Sempat terpikir, jika suatu saat saya memiliki anak perempuan, saya akan memberinya nama Tanpopo, hahaa..
Tapi yeah..anak saya laki-laki. Tak jadi saya beri dia nama Tanpopo. Catatan bertuliskan nama Tanpopo pun hilang dibawa tsunami. Bertahun-tahun, saya hampir melupakan Imadokki!, sampai akhirnya si tamu dari Sapporo mengunjungi blog saya.
Terima kasih untuk kamu, ‘tamu’ saya dari Sapporo, karena kunjunganmu-lah, maka tulisan ini jadi.  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

13 comments

Write comments
23 Desember 2012 pukul 08.39 delete

hahhahaha... eksentrik kali nama anakmu, Qi... aku belum pernah baca yang ini nih kekkee... tapi aku penyuka serial cantik terutama yang dibawa tahun 2005, coz setelah itu rada ga nyaman bacanya... bikin pengen kwkwkwkkw

Reply
avatar
23 Desember 2012 pukul 11.12 delete

wkwkwk..kalo sempat punya anak perempuan, alamat jadi kuberi di nama Tanpopo, kekeke..
btw, aku gak tau apa komik ini udah dibuat film/serialnya, tapi cerita komik ini bagus banget.

Reply
avatar
Mugniar
AUTHOR
24 Desember 2012 pukul 08.45 delete

Waaah menyenangkan kedatangan tamu dari Sapporo ya mbak :)
Mbak Ecky penyuka cerita2 seperti ini rupanya dulu ya. Sekarang masih gak? ^__^

Reply
avatar
Kinzihana
AUTHOR
24 Desember 2012 pukul 12.21 delete

whuaaaa tahun kapan ya.. itu MG

sekarang masih koleksi mba?

Reply
avatar
25 Desember 2012 pukul 00.01 delete

Mbak Niar:
Sampe sekarang masih mbak, makanya aku menyukai beberapa drama Korea karna sebagian mengambil cerita dari manga Jepang. Aku gak tau apakah Imadokki udah dibuat serialnya atau belum, hehee

Mbak Hana:
Kalo komik, aku gak ngoleksi mbak, duluuu..aku sukanya nge-rental aja, hihihiii..

Reply
avatar
Ila Rizky
AUTHOR
25 Desember 2012 pukul 02.38 delete

hehe, kalo immadoki aku malah baru tau, tau komik cuma inuyasha sama conan aja, mba :D kalo dilihat dari feedjit di blog mbak, aku dari surabaya padahal tempatku di tegal. jadi kadang ip adress nya kebaca belum tentu sesuai dengan tempat tinggal kita, tapi yang pasti masih di satu negara itu. :D

Reply
avatar
25 Desember 2012 pukul 20.06 delete

Wah, begitu ya.
Apa mungkin hanya untuk kota-kota besar aja, ya?
Mungkin dalam daftar rekam Feedjit, Tegal masuk dalam wilayah Suarabay?

Inuyasha dan Conan, aku cuma tau Inuyasha, hehee..

Reply
avatar
Keke Naima
AUTHOR
26 Desember 2012 pukul 16.51 delete

sy mulai jarang baca2 komik jepang.. tp gambarnya itu selalu bagus2 ya :)

Reply
avatar
27 Desember 2012 pukul 00.14 delete

Iya mbak, gambar yang bagus ditambah cerita yang juga bagus, makanya komik Jepang sangat terkenal ya :)

Reply
avatar
Haya Nufus
AUTHOR
27 Desember 2012 pukul 22.04 delete

Nufus malah suka serial misteri kak dibanding serial cantik jadi yah Imadokki nggak tau tuh :D

Reply
avatar
28 Desember 2012 pukul 00.37 delete

sebab itulah, makanya saya suka drama Korea ya
karna ceritanya banyakan dari komik serial romantis Jepang :D

Reply
avatar
Lia Javier
AUTHOR
30 Desember 2012 pukul 15.24 delete

Jadi pengen nyewa komik deh kak :D Dulu pas SMA sering banget baca komik-komik Jepang (Serial cantik sama Serial Misteri), tapi sekarang gak pernah lagi :( Cerita di komik-komik itu kadang ada yang memang bagus banget walaupun ada sebagian yang biasa-biasa aja.

Reply
avatar
1 Januari 2013 pukul 14.40 delete

Duliu sekali saya suka nyewa di peunayong dan depan SMU 1 Banda Aceh. udah tsunami, sewa di Jambo tape. Setelah 2005, komik-komiknya banyak yang gak semenarik dulu ceritanya

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky