Sabtu
lalu, saya dan beberapa teman mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan
pendidikan di Hatyai, Thailand, ikut berpartisipasi dalam perayaan Hari Anak di
Thailand yang tahun ini jatuh pada tanggal 12 Januari. Buat saya, yang meskipun
hampir dua tahun tinggal di Thailand, ini adalah pertama kalinya saya melihat
dan ikut terlibat langsung pada perayaan Children
Day di Thailand. Menariknya, perayaan ini dirayakan setiap hari Sabtu di
minggu kedua bulan Januari. Jadinya, kegiatan ini akan dirayakan pada tanggal
yang berbeda setiap tahunnya namun di hari yang sama setiap minggu kedua
Januari.
Children Day
dalam bahasa Thailand dikenal dengan istilah “Wan Dek”. Wan Dek
dirayakan untuk memberikan kesempatan
pada anak untuk bersenang-senang dan untuk menciptakan kesadaran tentang peran
penting mereka terhadap pembangunan
negara. Sebagaimana filosofi hari anak di Thailand: “Children are
the future of the nation, if the children are intelligent, the country will be
prosperous”. Anak-anak yang
cerdas adalah harapan menuju bangsa yang makmur, begitu kira-kira makna
filosofi di atas. Maka jangan heran jika perayaan hari anak ini mendapat
perhatian yang besar dari semua pihak di Thailand. Bahkan kabarnya, di ibukota
negara ini, Bangkok, pada hari itu anak-anak mendapat perlakuan lebih istimewa
lagi; bertemu langsung dengan perdana menteri Thailand serta menikmati banyak
fasilitas secara gratis bersama orangtua mereka.
Foto: dokumen pribadi |
Di
Hatyai, perayaan hari anak Sabtu lalu dipusatkan di Jiranakorn Stadion, pusat
aktivitas dan sport centre yang ada
di Hatyai. Meski demikian, kegiatan ini bukan hanya dilaksanakan di satu tempat
itu saja. Sependek pengamatan saya hari itu, hampir semua kantor pemerintahan,
kantor swasta, pusat perbelanjaan, bahkan kampus tempat saya menuntut ilmu,
Prince of Songkla University, juga ikut memeriahkan hari besar ini. Beragam
bentuk kegiatan yang dilakukan, mulai dari perlombaan, permainan, pemberian
makanan/minuman, yang semuanya diberikan secara gratis. Panggung-panggung
dengan hiasan balon-balon, bunga, ditata sedemikian rupa, layaknya sebuah pesta
hari kemerdekaan jika di Indonesia. Manusia yang datang dari berbagai penjuru
memenuhi kota dan membuat jalanan menjadi macet.
Saya
sendiri, hanya sempat meliput jalannya acara Children Day ini di satu tempat saja, yaitu di Jiranakorn Stadium,
stadium yang terletak di tengah-tengah kota Hatyai. Kesempatan ini datang
karena adanya undangan berpartisipasi dari seorang kenalan di Hatyai. Dua hari
sebelum Children Day, saya dan
teman-teman mahasiswa Indonesia yang ada di Hatyai, mendapat undangan dari
seorang supir Tuk-tuk yang sudah kami kenal dengan sangat baik, untuk mengisi
kegiatan ini. Kami biasa memanggilnya ‘Phi Bun’. Phi Bun ini sangat terkenal di
kalangan mahasiswa Indonesia karena Tuk-tuk yang dikendarainya sering menjadi
langganan kami.
Foto: dokumen pribadi |
Hari masih pagi ketika kami sampai di Jiranakorn Stadium. Stadium ini terlihat penuh sesak. Di tengah-tengah sudah berdiri sebuah panggung besar. Musik yang menghentak-hentak –mulai dari musik tradisional Thailand sampai musik modern, berpadu dengan suara dua orang MC dari atas panggung. Di depan panggung, anak-anak bersama ibu mereka duduk menonton pertunjukan tarian, baik modern maupun tradisional, yang ditampilkan secara menggemaskan oleh anak-anak usia sekolah dasar.
![]() |
Foto: dokumen pribadi dan dari Bayu Adi Kusuma |
Di
samping panggung besar, berdiri beberapa tenda. Masing-masing menawarkan
berbagai hal yang menarik agar anak-anak datang ke tenda mereka, termasuk
mempromosikan makanan dan minuman yang dibagikan secara gratis. Anak-anak boleh
makan dan minum sepuasnya.
Adapun
bentuk kegiatan yang kami isi hari itu adalah membagi-bagikan es krim untuk
anak-anak, yang juga gratis. Mahasiswa Indonesia memiliki tenda sendiri yang
terlebih dahulu sudah dipersiapkan oleh Phi Bun bersama teman-temannya. Phi Bun
dengan semangat menggebu berteriak-teriak mempromosikan es krim yang kami
bagikan di tenda, melalui pengeras suara. Duh, malu sekaligus terharu melihat
semangat Phi Bun. Beliau yang sudah tua, yang pekerjaan sehari-harinya hanya
seorang supir Tuk-tuk, namun tak ketinggalan ikut serta dalam perayaan Hari
Anak ini. Kami sempat kewalahan melayani serbuan anak-anak –juga orang dewasa,
ke tenda kami.
![]() |
Foto: dokumen pribadi dan Bayu Adi Kusuma |
Hal
yang sama juga saya lihat di sebuah tenda yang dijaga oleh sepasang suami istri
tua, membagikan nasi goreng gratis. Saat tendanya sepi pengunjung, sang suami
mulai beraksi dengan promosinya bahwa nasi gorengnya ‘aroi mak mak’, yang artinya sangat lezat. Saya hanya tersenyum saja
saat mendapat tawaran untuk mampir ke tendanya. Maklum, saya tidak bisa makan
nasi goreng tersebut karena tak yakin akan kehalalannya.
Hari
semakin siang dan semakin panas, tenda es krim kami semakin dipadati
pengunjung. Untungnya kami yang berpartisipasi dalam kegiatan ini lumayan
ramai, jadi bisa bergantian melayani serbuan pengunjung. Hingga tak terasa
kegiatan ini berakhir dan terasa juga tiga tong besar es krim kami pun habis. Alhamdulillah,
senang rasanya bisa berbagi.
![]() |
Phi Bun si supir tuk-tuk bersama mahasiswa Indonesia. Foto diambil oleh Bayu Adi Kusuma |
Selamat
hari anak-anak di Thailand. Selamat untuk semua anak-anak di mana pun berada.
Kalian adalah masa depan untuk dunia yang lebih baik.
10 comments
Write commentsSeneng ya mbak bisa jadi panitia :)
ReplySeru liputannya. Acaranya juga terlihat meriah. Suka liat pakaian Thailang yg di kenakan anak2 itu.
wah bener2 kayak pesta anak ya.. :)
Replymbak Chi:
ReplyBeneeeer..kayak pesta dan dirayakan di seluruh negeri :D
Mbak Rien: saya juga mbak, hehee
wah meriah sekali yah ada children daynya hehehhehehe
ReplyIya bang opickk. Makasih sudah berkunjung :)
ReplyWaaaaah...., kalo yang ini bener-bener meriah neh..... :)
ReplyNasi goreng identik dengan makanan khas indonesia. Lezat sekali pokoknya. kalau es krim dimana-mana ada
ReplyMas Azzet:
ReplyIyaaa..bener-bener meriah mas Azzet. Kalo di Indo, kayak hari perayaan kemerdekaan deh :D
Mas Yitno:
Dan rasanya pun..nasi goreng tak terkalahkan. Dari segi bumbu maupun citarasa
Makasih sudah berkunjung mas Yitno :)
banyak nya tulisan eki.........pingin lisa ke thailand biar tahu ttg budaya thailand......tp dari tulisan eky dapat tahu ttg thailand.....thanks eki
ReplySama-sama Lisa.
ReplyMana ada banyaaak..banyaknya sih masih dalam draft, belum sempat tulis, wkwkwk..
makasih atas kunjuangannya ya Lisa :)
ConversionConversion EmoticonEmoticon