Saya rasa,
selama saya balik ke nanggroe, minggu ini adalah minggu yang super padat. Akhir minggu
dan akhir tahun yang paling padat, sekaligus paling berantakan.
Begini
ceritanya.
Sejak Sabtu
(25 Desember) ada banyak acara keren di Banda Aceh dalam rangka memperingati 11
tahun tsunami. Sementara di hari minggunya, saya dan keluarga saya akan berada
seharian di rumah kerabat suami karena ada hajatan kenduri.
Maka sejak Jumat pagi, saya membuat rencana bahwa sepanjang hari
itu saya akan menulis. Ya, menulis untuk postingan blog :p :D
Selepas
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saya bersiap-siap membawa laptop ke atas meja kecil ketika tiba-tiba seorang ibu tetangga kompleks datang ke rumah
saya. Tidak biasanya beliau bertamu. Pasti ada sesuatu! Ternyata benar saja.
Beliau mengundang saya untuk datang ke rumahnya karena ada acara syukuran.
Dan saya
diminta untuk datang lebih awal (sebelum siang), meskipun para tamu baru akan
datang siang hari, usai Jumat.
Sorenya,
rumah kami kedatangan tamu. Malamnya kami harus ke rumah kerabat suami yang
kenduri.
So, bye… bye rencana hari Jumat, hiks…
Selanjutnya hari Sabtu…
Sabtu hari
itu adalah hari yang banyak acara di Kota Banda Aceh. Mungkin, lebih padat dari
Sabtu-Sabtu setahun yang telah lewat kemarin. Bisa dimaklumi, hari itu adalah tepat
11 tahun kami lepas dari bencana tsunami. Melalui media sosial saya melihat-lihat
kira-kira kegiatan mana yang bisa saya ikuti. Saya memutuskan, saya akan ikut acara
yang ada Pak Ridwan Kamil saja. Acara dan temanya apa saja boleh, yang penting
ada Pak RK-nya.
Inginnya sih
ikut semua, tetapi saya terhalang oleh acara ini; hajatan kawinan di rumah
kerabat suami.
Kerabat
suami saya yang mengadakan hajatan ini adalah salah satu kerabat yang kami cukup
dekat dengan mereka. Sebagai sama-sama perantau di Kota Banda Aceh, kerabat
tersebut sudah kami anggap sebagai keluarga inti kami di kota ini. Maka ketika
mereka mengadakan hajatan besar, acara kawinan misalnya, posisi saya dan suami
bukanlah sebagai tamu undangan. Kami adalah tuan rumahnya juga.
Setiap kali
kerabat ini mengadakan hajatan, sebagaimana umumnya kerabat kami berdua, masak
di rumah yang mana masaknya dilakukan bareng keluarga/kerabat serta
tetangga-tetangga kampung adalah andalan utama. Ya, kami masih melakukan the real kenduri, masak rame-rame di
rumah yang punya hajatan. Kebiasaan yang sudah mulai terkikis di kota-kota besar dan oleh
mereka yang punya banyak uang.
Intinya,
saya adalah bagian dari tim sibuk-sibuk di dapur gitulah, bhahaha…
Sibuk-sibuk
di dapur mulai hot sejak malam Sabtu
sampai malam Minggu. Saya sekeluarga memilih untuk stay sepanjang hari di hari Sabtu sampai malamnya di rumah kerabat
ini.
Trus, acara yang ada Pak Ridwan Kamil tadi gimana?
Sialnya,
acara yang ada beliaunya ada sejak pagi sampai sore. Paginya beliau mengisi
seminar yang ini:
Dan sorenya,
beliau mengisi acara ini:
Dipastikan,
saya tidak akan mungkin mengikuti semua kegiatan beliau. Dengan pertimbangan
ini itu, saya akhirnya memilih untuk mendaftar di acara yang durasinya singkat
saja, yaitu di acara kedua di sore hari. Kebetulan pula tema kegiatan yang sore hari itu adalah tema yang menarik
dan sangat saya suka.
Ohya, di
hari Sabtu juga, ada dua teman blogger yang menikah. Karena diundang, maka
wajib hadir.
Oke, FIX! Jelang
makan siang, kami akan ngacir sebentar untuk menghadiri undangan walimahan. Trus,
sore hari saya akan ngacir lagi ke acara pak Ridwan Kamil, di sela-sela jadi
upik abu di rumah kerabat suami, begitu keputusan saya di malam Sabtu. Lokasi
dari rumah kerabat suami ke tempat dilaksanakannya acara yang ada Pak Ridwan
Kami agak jauh dibandingkan dengan
posisi rumah saya ke tempat acara. Untungnya saya punya supir ojek pribadi yang
siap mengantar jemput saya ke manapun, yaitu suami saya. Kecepatannya membawa
motor dua kali dari saya, dan dia tahu jalan-jalan pintas di Banda Aceh yang
bisa membawa kami lebih cepat sampai ke tujuan.
Semua sudah
terencana dengan baik, sampai akhirnya seseorang mengirimi saya sebuah pesan di
facebook. Beliau meminta saya menghadiri sebuah kegiatan refleksi tsunami juga
(saya tadi bilang, ada banyak kegiatan dalam rangka memperingati 11 tahun
tsunami).
Dan beliau
adalah penggagas acara tersebut. Dan beliau adalah seorang tokoh terkenal di
Aceh. Dan beliau berharap saya hadir karena ada sebuah pembicaraan terkait
lembaga yang didirikannya.
Saya
sebenarnya sudah tahu acara tersebut, tetapi ya cukup tahu saja. Jikapun tidak
terhalang kenduri, saya rasa saya tidak punya cukup energi untuk lari ke sana
ke mari agar bisa mengkuti acara lebih banyak lagi acara.
Mendapat
ajakan secara pribadi–saya mengartikannya ini sebuah undangan–untuk menghadiri
acara yang digagas oleh seseorang seperti beliau, di satu sisi, saya merasa
tersanjung. Tetapi di sisi lain, saya menjadi bingung. Bukan apa-apa, durasi
waktu kegiatan tersebut agak panjang (pukul 14.00 – 18.00) dan mengambil jatah
kegiatan yang harusnya saya ikuti. Tetapi untuk menolaknya, saya merasa
sungkan.
Dan kemudian
saya stress sendiri, mengingat saya mungkin tidak akan bertemu pak Ridwan
Kamil.
Pada
akhirnya, saya memutuskan untuk datang ke acara yang awalnya tak masuk dalam list acara yang akan saya datangi.
Pada
akhirnya juga, kami hanya bisa menghadiri walimahan seorang teman saja (maaf ya
teman satu lagi, waktunya tidak cukup buat mengejar ke banyak tempat).
Again, bye… bye rencana hari
Sabtu, hiks…
Semoga lain
kali kita bisa bertemu ya Pak Ridwan Kamil.
Sabtu malam…
Adalah
waktunya jadi upik abu di dapur kerabat suami, bhahaha…
Minggu pagi sampai Minggu malamnya…
Adalah hari
saya bertransformasi menjadi ‘pagar ayu’ untuk jagain… meja prasmanan.
Walaupun ending-nya gagal bertemu Pak Ridwan
Kamil, tapi saya senang bisa ambil bagian di acara kenduri kerabat suami. Sebuah
acara kumpul-kumpul dan silaturahmi keluarga yang belum tentu ada setahun sekali.
Nikmatnya tak tergantikan, walaupun setelah itu rasanya mau pengsan saking
capeknya, hahahahaaa…
Melihat cantiknya keponakan kami di hari Minggu kemarin sedikit mengobati rasa kecewa karena gagal bertemu Pak Ridwan Kamil :D
3 comments
Write commentsAku juga pengen banget nih ketemu Pak Ridwal Kamil. Stalking TWitter sama IGnya doang sih bisanya :D
ReplyWaah padat banget acaranya mbk, pengantinnya cantik.
Replyhahahaha akibat buleun molod ya kak :))
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon