Gambar: iStockphoto.com |
Selain
sebagai seorang Ibu, saya juga bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh. Di rumah, pekerjaan saya dibagi dua lagi; mengurus
rumah (sudah termasuk mengurus anak di dalamnya) dan menulis. Kalau saya ingin
menulis dengan lancar jaya, maka yang pertama kali harus saya selesaikan adalah
mengurus rumah tangga saya. Saya benahi rumah, bersih-bersih dari depan sampai
belakang (karna rumah saya kecil, saya jadi nggak perlu terlalu repot
membersihkan rumah) sementara halaman depan rumah kami yang kecil itu akan
dibersihkan oleh suami. Ya, kami memang berbagi tugas dalam mengerjakan
pekerjaan rumah. Setelah itu saya akan
beranjak ke dapur, mempersiapkan makanan untuk seharian, untuk saya dan suami
serta makanan untuk putra kami, yang akan kami bawa saat menitipkannya di
penitipan anak di Banda Aceh. Kami tidak punya asisten rumah tangga, jadi semua
pekerjaan rumah, saya berbagi tugas dengan suami. Jika semua pekerjaan rumah sudah
selesai saya kerjakan, barulah saya bisa menulis dengan tenang.
Sebagai
seseorang yang suka menulis, saya lebih suka menulis dengan notebook
dibanding menulis di diari seperti yang saya lakukan beberapa tahun lalu.
Mungkin karena sudah enam tahun tangan saya sudah terbiasa ketak ketik di keyboard
laptop dan bukannya menari-nari di atas kertas putih, maka tangan saya terasa
sudah kaku ketika menulis yang panjang-panjang –untuk kebutuhan postingan blog,
artikel, atau untuk lomba misalnya,
kecuali menulis catatan pendek atau lintasan ide yang hanya beberapa kalimat
saja. Mungkin karena menulis sudah menjadi passion saya, maka ke manapun
saya pergi, apapun yang saya lihat, saya dengar, dan saya rasa selama dalam
perjalanan saya, saya selalu ingin menuliskannya. Maka yang saya butuhkan
adalah perangkat menulis (notebook) yang memudahkan pekerjaan menulis saya
ini.
Sementara
itu, pekerjaan saya sebagai tenaga pengajar di universitas, menuntut saya untuk
selalu bekerja dengan komputer atau laptop. Membuat satuan acara pengajaran,
membuat rencana mengajar, membuat materi mengajar dalam bentuk power point, merekap
nilai mahasiswa, membuat proposal,
membuat jurnal, dan banyaaaaaaak lagi pekerjaan yang berhubungan dengan dunia
mengajar dan pendidikan. Semua pekerjaan itu harus saya kerjakan dengan
menggunakan laptop.
Sebaga
penulis dan sebagai pendidik, saya dituntut menulis cepat, misalnya saat harus
mempersiapkan bahan mengajar untuk besok. Saya kan tidak mau membawa pekerjaan
tersebut ke rumah. Di rumah, waktu saya adalah untuk keluarga dan untuk
pekerjaan nomor dua saya; menulis. Ketika menulis, saya dituntut untuk menulis
cepat, misalnya ketika saya harus menulis untuk postingan sebuah lomba yang
saya tulis di pagi hari menjelang dateline, seperti tulisan ini misalnya.
Tulisan ini saya buat untuk lomba #30HariBlogChallenge, saya tulis pagi ini,
dua jam menjelang dateline. Maka saya harus mengetik cepat dengan ide yang
mengalir begitu cepat.
Sejujurnya,
cara cepat bekerja di notebook ala saya adalah mengetik dengan 11 jari.
Saya tidak bisa mengetik menggunakan 10, jadi cukuplah hanya dengan 11 jari
saja. Jari-jari tersebut adalah jari telunjuk tangan kanan saya dan jari tengah
tangan kiri saya, dua jari yang membentuk angka 11 jika saya tegakkan,
heuheuheu…
***
Ketika
laptop jadul saya nganggur di rumah, anak saya suka mengutak-atiknya. Dia sih cuma
memakainya untuk main game saja. Dia tahu saya suka mengetik di laptop,
tapi dia menggunakannya untuk bermain game karena dia masih belum mengerti
huruf-huruf, hehee…
Maka
untuk menunjang semua kebutuhan saya di atas, saya memerlukan sebuah notebook
dengan performa oke. Kan ceritanya, saya ingin punya satu saja tapi bisa
melakukan banyak hal di situ. Bekerja, bekerja, dan mengajak anak bermain
dengan notebook. Maka yang saya butuhkan adalah notebook yang
tipis yang bisa saya bawa ke mana-mana, notebook yang fiturnya lengkap
yang ketika saya dan keluarga bepergian jauh kami bisa menonton film sepuasnya,
notebook yang performanya oke dengan dilengkapi prosesor Intel generasi
terbaru, notebook dengan daya tahan baterainya yang lama; pokoknya notebook
yang mampu memenuhi segala kebutuhan saya. Dan itu ada pada notebook Acer E1 Series. Yay…sebagai pemakai produk Acer selama enam tahun ini, rasanya
saya mesti punya notebook kayak gini juga. Produk yang sama namun dengan seri terbaru
yang tentunya lebih tipis. Notebook
Acer E1 Series tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di
kelasnya. Didukung performa Inter® Processor di dalamnya, notebook
ini akan membuat waktu kerja saya lebih mudah dan membuat waktu bermain bersama keluarga jadi lebiha asik.
Sip!
Semoga
saya bisa memilikinya :D
Tulisan
ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30%
Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan AcerIndonesia.
13 comments
Write commentsSenang yah main sama anak tapi tetep di depan leppy slim :)
ReplyEmak yang Handal tetap mengutamakan keluarga :) Gambarnya bagus Mak :)
ReplyGambar pertama itu memang liatnya jadi ikut berasa sibuk deh mak.. ^_^
ReplyNgetik 11 jari... hihihi... idem mak.
kunjunganku mak, waw...seru sekali ceritanya ya mak....sukses mak :)
ReplySip ;) semoga sukses...
ReplySukses ngontes ya Mak...
Replyduh mau juga nich yang slim-slim :)
ReplyHoree..tangannya ada banyak :D
ReplySemoga sukses ngontesnya ya, Mak ^_^
menulis dengan notebook emang enak. Kalau ada salah kata bisa dibenarkan tanpa meninggalkan bekas.
ReplySemoga si Acer Slim Series-nya segera dimiliki, Bu Dosen :)
ReplyGambar yg paling atas, benar2 emak yg multitasking ya... hehehe
Replyxixixiiiii...iyaaa....gitulah gambaran emak-emak jjaman sekarang :D
ReplyJury visit. Terima kasih sudah berpartisipasi.
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon