Suasana Idul Fitri 2015 di Songkhla, Thailand Selatan


Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dan teman-teman mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Hatyai, Thailand, juga WNI yang ada di Provinsi Songkhla dan sekitarnya, melaksanakan Salat Ied di tempat yang sudah menjadi langganan WNI di di sini. Di mana lagi kalau bukan di halaman Kantor Konsulat RI di Provinsi Songkhla. Boleh dibilang, lahan kantor KRI di Songkhla tidaklah terlalu luas (jika saya bandingkan dengan kantor konsulat Thailand di Penang yang halamannya luas banget), tetapi tidak juga terlalu sempit (jika saya bandingkan dengan kantor konsulat Thailand yang ada di Medan yang sempit banget karena kantornya berada di deretan pertokoan). Secara lebar, mungkin tidak terlalu lebar, tetapi panjangnya lumayan, sehingga KRI di Songkhla bisa memiliki halaman yang lumayanlah jika dipakai untuk melaksanakan Salat Ied (baik Idul Fitri maupun Idul Adha). Bahkan jika seluruh WNI di Thailand Selatan berkumpul di hari itu, tempat ini masih cukup untuk menampunng mereka.

Tahun ini, Idul Fitri di Thailand sama seperti di Indonesia, yaitu jatuh pada tanggal 17 Juli 2015. Alhamdulillah bisa merasakan Idul Fitri di hari yang sama dengan keluarga di Indonesia, jadi bisa ber-say hello melalu telepon dan sama-sama merayakan Idul Fitri di hari yang sama, walaupun dengan jarak yang jauh. Tidak seperti dua tahun lalu misalnya, ketika kami melaksanakan Idul Fitri di Thailand, saya menelepon orangtua saya, eh ternyata orangtua saya masih berpuasa hari itu karena keputusan ulama di di kampung yang tidak mengikuti pemerintah.

Dan senangnya bisa ber-Idul Fitri di negara orang tetapi dengan sesama WNI juga. Jadi nuansa di Idul Fitri-nya tetap terasa ala Indonesia. Maklumlah, di sini liburannya hanya sehari. Setelah 1 Syawal, besoknya kembali beraktifitas seperti semula. Yang mahasiswa kembali sibuk dengan segala kegiatan di kampus sementara yang TKI kembali melanjutkan pekerjaannya.

Biasanya kami menghabiskan waktu yang hampir seharian di KRI Songkhla. Dari selesai salat Ied sampai pada acara halal bi halal. Makanan berlimpah ruah seharian itu.
Namun berhubung tahun ini Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, maka sesuai dengan instruksi Bapak Konsul, pelaksanaan Open House dan Halal bi halal dilaksanakan pada hari Sabtu.
***
Pada hari Jumat (17/07/20150), pagi-pagi sekali saya sudah bersiap-siap. Mukena pink unyu saya lipat dengan rapi dalam tas. Sehari sebelumnya, ketua Permitha (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Thailand) sudah mengumumkan di grup facebook bahwa Salat Ied di KRI Songkhla akan dilaksanakan pada pukul delapan pagi, jadi sebelum pukul delapan, kami sudah harus sampai di KRI. Pukul 6.38, saya dan teman-teman dari kampus PSU (Prince of Songkla University) berangkat ke Songkhla dari kota tempat kami tinggal, menggunakan Tuktuk. Tahun ini Tuktuk menjadi langganan kami untuk berangkat ke Songkhla, baik selama Ramadan (dalam rangka berbuka bersama di KRI Songkhla maupun saat Idul Fitri dan halal bi halal tempo hari).

Ketika sampai di KRI Songkhla, saya kaget dengan jumlah orang yang lebih sedikit dibanding tahun lalu. Ternyata tahun ini banyak WNI yang mudik, baik mahasiswa, pekerrja maupun WNI yang memang tinggal di Thailand Selatan. Orang-orang yang saya jumpai  tahun lalu pun, tidak saya jumpai kali ini. Meski demikian, ini tidak mengurangi semangat kami merayakan hari kemenangan di negara orang.  

Salat Idul Fitri kali diimami oleh seorang ustad dari Songkhla dengan khatib seorang ustad dari Provinsi Narathiwat. Saya lupa namanya, hehee, tapi bahasa Melayu-nya sangat Indonesia sekali.  Bingung, kan? Bahasa Melayu kok Indonesia sekali, LOL. Kata seseorang yang duduk di sebelah saya, sepertinya khatib tersebut pernah mondok di salah satu pesantren di Pulau Jawa sehingga bahasa Indonesia-nya fasih sekali. Mungkin saja pendapat seseorang tersebut ada benarnya, mengingat ada banyak pemuda dari provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut mondok di Indonesia selama bertahun-tahun. Dan fakta ini sudah lama sekali saya ketahui. Tidak hanya menjadi santri di pesantren-pesantern di pulau Jawa, mereka juga banyak yang kuliah di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Usai Salat Ied, seperti biasa, kegiatan selanjutnya adalah bersalam-salaman. Yang wajib disungkemi setelah bersalam-salaman dengan sesama jemaah wanita adalah bersalam-salaman dan meminta maaf kepada Bapak dan Ibu Konsul, juga ke semua staf Konsulat RI.  Biasanya beliau dan stafnya berdiri dalam satu baris memanjang, lalu kami semua menyalami mereka satu persatu, untuk ibu-ibunya plus cipika cipiki tentunya :D

Tetapi kali ini, kacau sekali. Semua pria (maksud saya jamaah WNI selain staf konsulat) membentuk barisan dengan yang sama dengan bapak dan Ibu Konsul. Bapak Konsul di ujung sana dan barisan dimulai di ujung sini. Mana semua pria pulak berbaris begitu. Astaga! Jadi, untuk bisa sampai ke ujung sana, kami harus melewati barisan pria-pria.

Karena sudah bisa dipastikan para wanita dan pria tidak akan bersalaman, ya sudah kami lewat saja sambil salaman dengan menangkupkan kedua tangan masing-masing di depan dada. Masalahnya bukan itu sih, tapi ini seperti ‘setor’ muka saja ke depan pria-pria ini, kepada mereka, yang para santri, yang entah siapa-siapa yang tak saya kenal, duh malunya. Mau potong barisan saja, kok ya lebih malu lagi karena yang lain tetap jalan terus. Saya colek teman di belakanng saya, ternyata dia juga merasakan hal yang sama.   

Usai Salat ‘Ied, kami disuguhi sarapan berupa minuman dan kue-kuean, eh ternyata ada ketupat juga. Alhamdulillah, meski halal bi halalnya dilaksanakan keesokan harinya, masih bisa merasakan ketupat-opor ayam-rendang di hari pertama lebaran (tunggu tulisan selanjutnya yang khusus tentang makanan :D)

Begitulah suasana lebaran kami di Thailand Selatan. Semua berjalan lancar dan syahdu, serta sangat Indonesia sekali.

Bagaimana lebaran di tempatmu temans?


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

27 comments

Write comments
22 Juli 2015 pukul 08.04 delete

lebaran di Jawa yaa rame rame juga mak..

minal aidin wal faizin yaa maakk

Reply
avatar
Santi Dewi
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 09.52 delete

Selamat Idul Fitri ya mak... mohon dimaafkan jika ada kesalahan. Pastinya kangen kampung halaman ya mak, Lebaran gak plg :)

Reply
avatar
Ila Rizky
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 11.12 delete

Asyiknya bisa ngrasain rendang dan opor di luar negeri ya, mba. :D tetep deh, soal salam-salaman emang kadang bikin keki, karena cowok kan ga mungkin disalamin. :D
btw, maaf lahir batin ya, mba.

Reply
avatar
Haya Nufus
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 11.58 delete

Lebaran di Madagascar sama seperti lebaran2 tahun lalu... Sholat Ied bisa di aula serbaguna KBRI, karena WNI tak terlalu banyak.. Terus kita salam-salaman dan 'mudik' ke rumah pimpinan perwakilan RI di Antananarivo. Eh, ini Idul Fitri kami yang keempat di sini. Semoga tahun depan bisa lebaran di kampung halaman..

Happy Eid Mubarak ya kak Eqi.. maafkan kalau ada salah dan silaf.

Reply
avatar
Lia Javier
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 12.27 delete

Kakak masih di Thailand? Lia kira udah selesai :D

Pelit banget ya kalau disana cuma sehari doang liburnya. Mana cukup? Hehehe


Reply
avatar
Hiraeth
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 13.27 delete

Ternyata dibalik jiwa selebritis seorang Eqie, masih tersimpan rapi sosok yang pemalu :D
Takabballahu minna wa minkum, Qie. Maaf lahir batin.

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 20.04 delete

Ditunggu postingan berikutnya, halal bi halal di rumah Pak Konsul Bu..

Reply
avatar
Irly
AUTHOR
23 Juli 2015 pukul 13.59 delete

Syukurlah berjalan lancar shalat Iednya, masih bisa ngerasain makanan khas lebaran pula^^

Mohon maaf lahir batin mbak Eki^^

Reply
avatar
RedCarra
AUTHOR
24 Juli 2015 pukul 09.12 delete

Selamat Idul Fitri :D
Duh, suasananya ya beda ya di luar :)

Reply
avatar
Ayu
AUTHOR
24 Juli 2015 pukul 20.38 delete

waahhh.. gitu ya rasanya lebaran di negeri orang. kalo saya mah lebaran selalu di kampung halaman.
maaf lahir batin ya mbakk :))

Reply
avatar
Lusi
AUTHOR
25 Juli 2015 pukul 00.31 delete

Alhamdulillah tetap bisa merasakan suasana lebaran disana :)

Reply
avatar
Siti Rahmah
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 19.48 delete

Wah, idul fitri di thailand. Susah kali dapat suasana islaminya ya, kak.. kemarin pas jalan ke sana, siti sampai harus shalat di station lrt. Hehe

Met idul fitri, kak..

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.13 delete

Iya mak, hehee. Maaf lahir batin juga y mak :D

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.13 delete

Biasanya gak kayak gitu Ila, tahun entah kenapa kayak gitu, huhuhuu...
Maaf lahir batin juga yak Ila

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.14 delete

Happy Eid Mubarak Haya Nufus. Semoga tahun depan bisa mudik yaaaa :D

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.15 delete

Ya gitulah kalau negara dengan minoritas muslim Lia, libur hari raya Muslim cuma sehari :D
Iya nih masih di Thailand, Insya Allah akan selesai tahun ini. Sedang nunggu beres-beres :D

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.16 delete

Apppaaa??? Seleberitis? Gubraks, aku dibilang selebritis, bhahahahaa..... Selebirits dari Hongkong :D

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.17 delete

Selamat Idul Fitri juga mbak
Beti mbak, beda-beda tipi, xixixi

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.19 delete

Untung tinggal di Thailand selatan Rahmah, ada dikit2 lah suasana islaminya :D
selamat Idul Fitri juga yak

Reply
avatar
makmur
AUTHOR
23 Agustus 2015 pukul 20.32 delete

ass... maua tanya nih... kira2 idul adha tahun ini waktunya sama nggak ya dengan di indonesia ?
masjid dekat stasiun kereta api hatyai ada nggak ya ? terima kasih sebelumnya

Reply
avatar
27 Agustus 2015 pukul 23.21 delete

Wa'alaikumsalam
Insya Allah sama pak Mamur, begitu sejauh ini pengalaman saya :D
Di dekat stasiun, ada masjid pak. Namanya Masjid Pakistan. Kalau tanya ke orang-orang, Insya Allah mereka tau pak, hehee
Terima kasih atas kunjungannya pak Makmur

Reply
avatar
29 April 2016 pukul 16.13 delete

Asyik ya bisa menikmati suasana Idul Fitri berbeda di negeri orang :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky