Saya bersama Asma Nadia |
Saya
mendapati istilah ‘dosa’ ini dari seorang penulis terkenal Indonesia, Asma
Nadia, yaitu istilah lain untuk kelemahan penulis (pemula). Waktu itu Asma
Nadia berkesempatan datang ke kota saya di Banda Aceh dalam rangka mengisi
pelatihan menulis cerpen. Yang saya kagum dari Asma Nadia, setiap beliau
mengadakan pelatihan menulis, beliau selalu meminta peserta menyerahkan karya
mereka yang telah di-print di kertas untuk
kemudian akan dibedah oleh beliau.
"Yang
singkat-singkat saja, supaya saya bisa membacanya dengan cepat", begitu
pesannya.
Menurut
Asma Nadia, sebagai penulis pemula, adalah penting mengenali dan menemukan
deretan ‘dosa’ yang melekat di diri sendiri sebagai masukan untuk diri sendiri,
hingga mempunyai dasar untuk melakukan revisi agar bisa menulis lebih baik lagi
ke depan.
Apa
saja deretan kelemahan tersebut? Berikut saya rangkum beberapa di antaranya.
Perlu diingat, tulisan ini khusus membidik 'dosa' penulis (pemula) fiksi. Jadi
buat kamu yang suka menulis fiksi, silakan disimak pelajaran dari Asma Nadia
berikut;
1. Kelemahan
pertama: struktur cerita.
ü Kelemahan
di pembukaan
Banyak
di antara penulis pemula yang berpanjang-panjang ria dalam
menulis pembukaan cerpennya. Mereka menceritakan semua, seolah takut para
pembaca tak mengerti apa yang akan atau sedang mereka ceritakan. Akibatnya
sering satu sampai dua halaman pertama karya mereka masih belum jelas akan
menceritakan tentang apa. Hanya pengenalan dan pemaparan yang bertele-tele dan
membosankan.
ü Kelemahan
di konflik dan penciptaan klimaks
Konflik
yang seharusnya dibahas dengan lebih jelas, luas dan lengkap, sering malah
disinggung sambil lalu saja. Pengakhiran konflik pun dibuat sekedarnya.
Tahu-tahu sudah penyelesaian. Padahal inti dari cerpen adalah konflik itu
sendiri. Jadi jangan sampai pembukaan cerpen menyamai apalagi sampai menelan
konflik tersebut.
ü Kelemahan
di Akhir
ü Para
cerpenis pemula juga sering membuat panjang akhir cerpennya. Padahal banyak
pengarang yang hanya membutuhkan satu dua kalimat saja untuk menyelesaikan
cerpennya.
2. Kelemahan
kedua: fokus cerita.
Fokus
cerita adalah penajaman persoalan yang disuguhkan dalam cerpen. Para cerpenis
pemula sering ‘melantur ke mana-mana.’ Mereka menyampaikan hal-hal yang tak ada
relevansinya dalam cerpen tersebut. Menciptakan digresi-digresi (lanturan) yang
biasanya hanya boleh ada dalam sebuah novel. Ibaratnya rumah kita ada di
Bandung, tujuan kita mau ke Jakarta, ini malah lewat Surabaya.
3. Kelemahan
ketiga, bahasa.
Bahasa
menjadi kekuatan yang menentukan dalam sebuah cerpen namun tampaknya hal itu
belum disadari sepenuhnya oleh para pemula. Contohnya, mereka masih memakai
kata kata yang cenderung klise dan sering dipakai sejak tempo dulu,
seperti rambutnya bagaikan mayang terurai, giginya seperti biji
ketimun, pipinya merah delima, dan lain-lain; atau bahasa
yang hanya sekadar bahasa informasi, layaknya bahasa yang kita gunakan
sehari-hari dalam proses komunikasi. Nyaris tanpa makna, tidak meninggalkan
efek apalagi menimbulkan imajinasi pembaca.
4. Kelemahan
keempat, judul cerita. Banyak pengarang pemula
yang ‘gegabah’ dalam memberi judul cerpennya. Padahal judul adalah hakikat
cerita. Judul yang baik dan menarik haruslah yang membuat pembaca
tertarik dan ingin tahu. Tetapi di sisi lain, judul juga harus mampu
menggambarkan cerita secara keseluruhan.
Itulah beberapa deretan ‘dosa’ penulis pemula yang dipaparkan oleh
Asma Nadia saat saya mengikuti kelas bersama beliau di Banda Aceh.
Semoga bermafaat.
Asma Nadia di gedung Sultan Selim II, Banda Aceh bersama peserta Palatihan Menulis Cerpen (PULPEN). Foto: Dok. Pribadi |
6 comments
Write commentsSemuanya 'dosa' saya tuh... Huhuhu... Makasiih udah di share, Kak :-)
ReplyWah makasih ilmu nya Mba Fardelyn
ReplyCateeet....
ReplyJadi pingin nulis fiksi,
ReplyKadang kepikiran banyak Jalan cerita yg menari2 dikepala cmn nggak di execute
dosa yang bikin cerpen kita nggak maju2 ya mbak....thanks utk sharingnya ya mbak, saya juga masih belajar nulis cerpen nih, bawaannya jadi kepanjangan dan melebar melulu, hehe
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon