Salah satu sudut Kota Trang di malam hari |
Menerima
ajakan dari Ajarn (dosen/guru dalam bahasa Thailand) non-Muslim untuk tinggal
di rumahnya untuk waktu satu minggu, di satu sisi membuat saya senang–karena ini
pertama kalinya saya ke Trang–tapi di sisi lain membuat saya deg-degan gimanaaa
gitu, ahaha.
Saya bukan
anti non-Muslim, tetapi tinggal dalam waktu seminggu di rumah non-Muslim
membuat saya bertanya-tanya; nanti makannya bagaimana?, ada anjing dalam rumahnya
nggak?, atau yang paling ekstrem; nanti keluarga beliau welcome nggak dengan tamu Muslim?
Duuuh… tanya-tanya
hati saya kok jelek-jelek semua ya? :p yang ternyata semua tidak terbukti,
ahaha…
Untungnya,
beliau tidak hanya mengundang saya saja. Ada seorang lagi teman Bangladesh saya
yang menjadi teman saya menghabiskan hari-hari selama seminggu di rumah Ajarn. Ya, teman Bangladeh saya ini juga
mendapat undangan untuk tinggal di rumah Ajarn
juga, sebagaimana saya. Saya dan dia adalah satu bimbingan dengan Ajarn tersebut.
Trang adalah
nama salah satu Provinsi di Thailand. Dengan menempuh perjalanan darat (numpang
mobil Ajarn :p), perjalanan ke Trang dari kota saya di Hatyai, memakan waktu 3
jam saja. Jaraknya kira-kira seperti Banda Aceh ke Lhokseumawe namun dengan
waktu tempuh yang lebih cepat dibanding di tempat kita (Di Aceh maksudnya :p). Di
sini jalan-jalan antar-antar kota dan antar provinsi sudah nyaris selevel jalan
tol. Jalannya lebar-lebar dengan dua jalur dan mulus. Satu lagi, jalan-jalan
nasional mereka yang nyaris selevel jalan tol itu jarang sekali melewati gunung
yang mana itu menjadi ciri khas jalan-jalan nasional kita, terutama di Sumatra.
Sehingga jarak tempuh antar kota yang seharusnya hanya sebentar saja, menjadi
berjam-jam.
Kembali ke
laptop, eh, cerita saya yang tinggal seminggu di rumah Ajarn di Trang.
Meskipun
judulnya berkunjung ke Trang, namun ini bukanlah cerita jalan-jalan. Enam hari di
rumah Ajarn di Trang, sebagian besar
waktu kami habiskan hanya dengan tinggal di rumah saja. Iyes, Ajarn mengundang
kami tak lain dan tak bukan adalah agar kami bisa mengerjakan proyek kami bersama-sama
di rumahnya. Kebetulan waktu itu sedang libur yang agak lama di kampus saya,
sementara proyek kami harus segera kami selesaikan karena deadline dari kampus selain
dikejar waktu ingin segera balik ke Indonesia. Yup, proyek yang saya maksud tak
lain dan tak bukan adalah proyek thesis kami, ahaha…
Ajarn saya bukanlah seseorang yang kaku di luar kampus, apalagi jika di
rumahnya, meskipun hubungan kami agak ‘formal jika di kampus. Saya jarang
bercanda dengannya di kampus, tetapi di rumahnya saya melihat kepribadian yang
lebih cair. Beliau mau diajak mengobrol lama-lama di luar waktu-waktu kami
mengerjakan thesis, tentu saja tentang tema non-akademik. Oleh karenanya,
sesekali Ajarn mengajak kami jalan
keluar; ke pasar tradisional yang besar di Trang; atau berkeliling di pusat
kota Trang.
Secara administratif,
Trang masih termasuk dalam wilayah Thailand Selatan meskipun secara geografis wilayahnya
sudah lebih dekat ke Thailand bagian tengah. Kotanya kecil, tetapinya lebih
padat daripada kota di Provinsi Suratthani atau Krabi. Kontur kotanya agak
berbukit-bukit, sehingga terlihat unik. Meski kecil dan padat, kota ini terlihat
tertata sedemikian apik. Gedung-gedung tinggi berdampingan dengan pohon-ponoh
hijau. Fasilitas dan infrastruktur umum
tersedia di sepenjuru kota. Dan itu semua gratis, seperti umumnya di Thailand
wilayah lainnya.
Meskipun
tidak banyak cerita jalan-jalan ke Trang yang bisa saya bawa pulang lalu
menuliskannya di sini, tetapi saya mendapat lebih banyak dari itu. Saya bisa
mengamati bagaimana interaksi kehidupan keluarga-keluarga di Thailand. Juga
tentang tingginya toleransi yang mereka miliki saat menyambut tamu Muslim
seperti saya dan teman saya. Mereka mengeluarkan peralatan masak yang baru ketika kami memasak makanan bersama atau
mereka yang memasakkan makanan untuk kami. Mereka begitu menjaga dan saling
mengingatkan satu sama lain agar makanan atau cemilan yang dibeli oleh anggota keluarga yang lain, itu
adalah di warung-warung muslim dan terjaga kehalalan serta kebersihannya.
Masih pagi sekali, harap maklum kalau muka masih lecek :p |
Bersama keluarga Ajarn saya. Beliau berdiri paling belakang |
Hal-hal di
atas adalah lebih berharga dari sekadar cerita jalan-jalan, setidaknya buat
saya :D
Thanks a lot to Chanchong’s family for a warm welcome and love <3
5 comments
Write commentskekeluargaan..
Replysemoga jalannya juga membawa kebahagiaan yaa mbak
lama lama kak eki dah mirip orang thailand ya? hehehe
Replysungguh sebuag pengalaman berhargabahwa toleransi beragama dapat dirasakan langsung dengan tinggal seminggu di Trang
Replymohon ijin follow kak
ReplyPengalaman dan kenangan berharga ya mbak :)
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon