Indomie Jadi Menu Open House Lebaran 2015 di KRI Songkhla


Sebenarnya ini agak late post sih, sebenarnya ini sudah harus aku posting sehari setelah postingan tentang  Salat Idul Fitri, tetapi hapeku heng dan foto-fotoku tidak bisa dipindahkan. Kau tahu, terkadang bagiku menulis di blog tanpa foto asli sebagai penunjang cerita di dalamnya, seperti  makan tanpa garam. Hambar :D Terkadang sih, tak selalu :D

Tetapi tetap saja aku kehilangan banyak foto, dan sebagian besar buram :(

Jadi, sehari setelah merayakan Idul Fitri di halaman kantor Konsulat RI di Songkhla, pihak KRI menggelar acara Halal bi halal atau open house keesokan harinya (18/07/2015). Ini menjadi ajang tahunan untuk silaturahmi antar WNI yang ada di Thailand Selatan. Sebagaimana saat pelaksanaan Salat Ied dengan jumlah WNI yang tahun ini agak sedikit yang hadir dibanding tahun-tahun lalu, begitu juga saat acara open house. Tampaknya tahun ini banyak yang mudik ke Indonesia.

Seperti biasa, Open House Idul Fitri selalu dilaksanakan di Wisma Konsul Indonesia dan bukannya di kantor KRI Indonesia. Beda jika Idul Adha, baik Salat Ied maupun halal bi halal, dilaksanakan di tempat yang sama, yaitu di Kantor KRI. Wisma Konsul ini sendiri letaknya tidak begitu jauh dari kantor KRI. Masih sama-sama berada di Mueng Songkhla (Songkhla City).

Wisma Konsul Indonesia berada di kawasan padat penduduk. Seperti biasa, kegiatan Open House selalu dilaksanakan di halaman belakang Wisma karena halaman depannya yang tidak terlalu luas. Malah menurutku, agak terlalu dekat dengan jalan. Berjalan melalui samping atau masuk melalui bagian dalam wisma, terus berjalan ke belakang, akan disuguhi pemandangan yang lebih sejuk daripada di bagian depan. Dan tentu saja, halaman yang lebih luas dibanding halaman depan.
Ini di halaman belakang Wisma Indonesia lho
Datang agak cepat, tamu masih sedikit

Aku dan teman-teman berangkat ke Mueng Songkhla pada pukul sepuluh pagi dan tiba di Wisma Konsul Indonesia satu jam kemudian. Dua buah tenda besar berdiri di halaman tersebut. Saat kami datang, belum banyak tamu yang hadir dan menu di beberapa meja juga masih tertutup. Tetapi kami disambut dengan Siomay saos kacang yang… agak kurang maknyos, menurutku. Saos kacangnya hambar dan siomay-nya agak keras, hahahaaa *dijitak :p* Tapi berhubung lapar karena berangin-anging selama perjalanan, ya diembat juga, LOL.
Meja tempat Siomay
Setelah makan, aku baru tahu kalau di sayap kanan halaman belakang ini terdapat sebuah warung. Namanya Warung Mie InstanLebih tepatnya, warung mie Instan Indomie :D Mie instan mana lagi sih yang dirindukan WNI di luar negeri selain Indomie. Iya nggak, sih?
Warung Mie Instan Indomie. Yeaay..
Dan tentu saja, ini bukan warung yang sebenarnya warung, ini adalah warung-warungan tempat para mahasiswa atau WNI yang sudah lama tak pulang dan merindukan Indomie. Begitu kata Ibu Konsul (yang saya lupa nama beliau *LOL, maklum Ibu Konsul baru, sungkem dulu sama Ibu Konsul) saat berkata pada seorang tamu dari Thailand.

We prepare that food for Indonesian People. They may miss Indonesian noodle,” begitu kata Ibu Konsul pada salah seorang pejabat kantor Gubernur Songkhla yang menghadiri acara Open House tersebut.    

Aaaah… jadi terharu mendengar Ibu Konsul berkata begitu. See? She loves us. We love you too, Ibuuuk.

Meskipun acara ini full acara Indonesia banget, tetapi selalu, setiap kali KRI bikin acara Open House Idul Fitri, orang-orang Thailand tidak pernah lupa diundang.
Ini lho Bapak Konsul kami, Bapak Priyo Wijatmoko, yang pakai baju batik dan duduk di sebelah pria berbaju kuning  

Dengan hidangan ketupat (kami orang Sumatera menyebutnya lontong sayur :D) sebagai menu utama, acara berlangsung santai di halaman belakang ini. Tamu satu persatu mulai datang dan mencicipi hidangan.

Ketupat atau lontong sayur memang menjadi menu wajib di setiap acara begini, tetapi hari itu, Warung Mi Instan diserbu ‘pelanggan’. Aku sebenarnya ingin makan Indomie, tapi antreannya panjang sekali. Akhirnya aku mencicipi ketupat saja terlebih dahulu. Karena menu utama, jadi ada dua meja prasmanan untuk ketupat atau lontong sayur. Selebihnya tinggal berjalan saja dari meja ke meja untuk mencicipi makanan yang ada, meskipun yeah… menu tahun ini agak lebih ‘sederhana’ dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Wah, sikit kali menu tahun ini ya. Tahun-tahun sebelumnya mewah kalilah menunya,” bisik seorang teman yang berasal dari Sumatera Utara. Meskipun namanya berbisik, suaranya gede juga. Maklum logat Batak. Untung tak sampai kedengaran sama Ibu Konsul, LOL. Tapi kemudian dia menambahkan, “maklum ajalah ya, ini kan era Bapak Jokowi. Mungkin semua instansi harus sederhana sekarang.”

Aku sih mengiyakan saja, biar cepat, LOL.


Acara selebihnya di antara kami rakyat jelata ini adalah berbincang ngalor ngidul, LOL. Sesekali Bapak Konsul berdiri di depan–dengan diikuti kami yang berdiri di juga depannya–mengenalkan  tamu-tamu yang hadir hari itu; wakil Gubernur dan pejabat gubernuran Provinsi Songkhla, wakil Gubernur Provinsi Narathiwat, Yala, dan dua lagi aku lupa, LOL. Berdiri lagi, duduk lagi, berdiri lagi, duduk lagi, begitu seterusnya untuk setiap tamu yang datang dan dikenalkan ke kami. Banyak dari tamu Thailand yang hadir adalah non Muslim. Bapak Konsul kami yang baru sekarang ini, orangnya super duper ramah. Ibuk Konsul juga begitu. Mereka berdua sangat murah tersenyum. Bapak dan Ibu Konsul sebelumnya juga begitu. Alhamdulillah selama di sini, selalu dipertemukan dengan pejabat Indonesia yang baik-baik. Nanti kapan-kapan aku buat tulisan khusus tentang mereka.


Aku yang sedari pagi penasaran dengan Indomie, akhirnya kesampaian juga mencicipi mie Indonesia kesayangan kita bersama tersebut. Tetapiii… aku kecele. Aku pikir, satu orang akan mendapat sebungkus Indomie, tetapi ternyata banyak Indomie dimasak dalam panci lalu ditaroh dalam mangkok lalu dicampur bakso. Seorang perempuan melayu–mungkin juru masak baru di KRI karena aku tidak pernah melihatnya sebelumnya–bertindak sebagai ‘penjaga warung’. Aku  kecele bukan karena tidak mendapat satu bungkus Indomie, tetapi lebih karena melihat dia merebus Indomie dalam panci sampai kembang. Ini mengurangi seleraku yang sudah menggebu-gebu sedari pagi, LOL. Dia mungkin tidak tahu bahwa Indomie sangat cepat kembang jika direbus, apalagi dibiarkan dalam waktu lama. Tetapi ya sudahlah, yang penting bisa makan Indomie, begitu yang bisa kubaca dari wajah-wajah mereka yang memiliki hasrat yang sama sepertiku. Indomie oh Indomie. LOL.
Indomie, makanan yang paling dirindukan, LOL

Satu yang membanggakan adalah Rendang menjadi menu favorit orang Thailand, Yeaayy! Bahkan ketika seorang Ajarn (Ajarn = dosen/guru dalama bahasa Thailand) dari kampusku datang ke Open House ini, dia bilang “this beef is so delicious,” sambil menunjuk rendang di piringnya. Ajarn ini adalah wakil presiden (kalau di Indonesia wakil Rektor) kampusku, jadi sepertinya dia diundang mewakili kampusku. Orangnya kocak banget, saking kocaknya, dia bahkan nggak malu-malu minta dibungkuskan rendang untuk dibawa pulang, LOL.
Ini Ajarn Pipet Chotto. Dia suka sekali dengan randang.
Sebelum pulang, Ajarn dapat oleh-oleh rendang dari Ibu Konsul, sesuai permintaan beliau :D 
Ohya, ada hal yang juga berbeda selain soal menu yang lebih ‘sederhana’, yaitu tidak adanya acara karaokean. Selama ini, karaokean sudah menjadi acara penunjang yang wajib ada setiap kali KRI membuat kegiatan baik di Kantor KRI maupun di Wisma Indonesia. Begitu yang bisa aku simpulkan terhadap kegiatan-kegiatan selama Bapak Konsul sebelumnya. Tetapi dengan Bapak Konsul yang baru ini, aku belum bisa menyimpulkannya. Mungkin saja mereka punya agenda tersebut, tetapi tepat di siang hari, tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat. Kocar kacir dong, ya. Untung ada tenda, lumayan buat ngumpul di bawah tenda. Mana hujannya agak lama, jadi bisa saja acara karaokean dibatalkan –karena biasanya acaranya di luar dan bukannya di dalam Wisma.

Overall, sangat menyenangkan bisa tetap ber-Idul Fitri di sini dengan nuansa Indonesia. Alhamdulillah.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

32 comments

Write comments
Tira Soekardi
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 03.30 delete

seru pastinya, dan bikin rindu Indonesia

Reply
avatar
Diarysivika
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 06.55 delete

Tidak terasa seperti di negeri orang ya kak :) apalagi menu-menunya khas Indonesia.

Reply
avatar
Turis Cantik
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 11.20 delete

warung mie instant pasti paling laris heheh

Reply
avatar
Haya Nufus
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 11.23 delete

Di sini kami puas makan Indomie dan Mie Sedap kak.. soalnya dimana-mana ada dijual, di supermarket di kios dekat rumah juga di pasar. Malah Mie Sedap itu tenar dan jadi makanan rakyat karena murah di sini.. Itu botol saos ABC yang bikin Nufus mupeng ^^

Reply
avatar
Lusi
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 18.27 delete

Hahahaaa ada2 aja orang Indonesia ni, sukanya mie rebus instan. Btw itu hidangannya lumayan lo, kalau itu sederhana, dulu gimana ya?

Reply
avatar
26 Juli 2015 pukul 19.29 delete

Indomie enak dan selalu dirindukan ya Mak.. Indomie goreng pake kornet dan telor setengah mateng, endeus bangets

Reply
avatar
nunung yuni
AUTHOR
26 Juli 2015 pukul 20.01 delete

Waah ternyata Indomie menjadi makanan yang paling dirindukan di negeri orang ya mbak Eky.Hihi...

Reply
avatar
Ria Rochma
AUTHOR
27 Juli 2015 pukul 08.31 delete

Mak, aku malah gagal fokus.
Foto yg dikasih kotak sama tulisan itu, pakai aplikasi apa? Makasih..

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 11.59 delete

Iya mbak, hihiiii...seruu :D

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 12.00 delete

Wah, iyakah Nufus? Kok bisa fus? Siapa yang bawa mie sedap ke sana?
Apa orang Indonesia yang jual? *penasaran :D

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 12.01 delete

Wah iya mbak lusi, dulu mewah banget lho menunya. Mewah dan berlimpah :D

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 12.02 delete

Aduh bikin aku ngiler ini mbak Winda. Ingin segera pulang dan bikin Indomie goreng, hahaa

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 12.02 delete

teteeeup mb Nunung, hihiiii

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 12.03 delete

Bukan aplikasi mak, tapi website edit foto.
Ini mak yang biasa aku pakai: www.canva.com
Banyak ragamnya di situ mak. Gudlak ya mak :D

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
27 Juli 2015 pukul 13.22 delete

Kalau di imdonesia,Indomie menu penyelamat perut mahasiswa :D

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 13.31 delete

Jangankan di negeri orang, Mba... di sini aja klo lebaran hari kedua bawaannya pengin makan indomie hahahaa... sudah eneg banget sama yg santan2 itu :D :D Udah pernah nyobain lontong / ketupat dikasih indomie rebus ayam bawang? Endeezzz lho mba hahahaa....taburi emping goreng di atasnya udah heaven banget dah :)

Reply
avatar
27 Juli 2015 pukul 20.05 delete

Seru sekali acara lebaran nya mbak, walopun di negri orang, tapi tetap hangat yaaah :))

Aniwei, Fathir itu paling gak mau makan ketupat atau lontong lho, jadi kalo lebaran orang lain mah makan ketupat, dia makan indomie sendiri...bhahahaha...

Payah banget lah dia ituuuh...

Reply
avatar
ari santosa p
AUTHOR
28 Juli 2015 pukul 11.22 delete

Hmm.. pas itu saya gak kebagian indo*ie rebus+bakso.. karena antrinya panjang banget. hahahaha,

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.04 delete

Wah, itu aku abnget dulu mbak, waktu mahasiswa, wkwkwk

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.05 delete

Wah, belum pernaaaah mbak Uniek. Mau coba aaaaah kapan-kapan.
Noted ya; lontong dikasih Indomie rebus ayam bawang.
Hihiiii..tengkiu mbakyuuuu :ng

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.06 delete

itu tandanya Fathir anak cerdas mbak, bhahahaa....

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.07 delete

Tapi kurang nendang Indomie-nya pak Ari, terlalu kembang, hahahaa

Reply
avatar
29 Juli 2015 pukul 09.50 delete

Aku paling suka klo di KBRI, bisa cobain masakan Indonesia, pasti lahab emak sama anaknya. Cuman belum ada menu mie Instan

Reply
avatar
29 Juli 2015 pukul 10.00 delete

Pingin banget ngerayain hari penting di KBRI kapan yaaa... *nunggu pindah ke Eropa kali, amiin haha*

Reply
avatar
29 Juli 2015 pukul 21.40 delete

Ayo dibawa mbak mie Instan-nya ke India saat balik nanti :D
Aku yakin mie instan pasti barang wajib yang dibawa yak, LOL

Reply
avatar
29 Juli 2015 pukul 21.40 delete

Pindah ke Eropa? mau jadi warga negara sana yak mas yan, hahaaa..

Reply
avatar
agis
AUTHOR
31 Juli 2015 pukul 11.41 delete

kak tampilan blognya aku sukaaa. simpel & rapi..gimana bikinnya?

Reply
avatar
khairiah
AUTHOR
31 Juli 2015 pukul 17.13 delete

seru yaa, kebayang deh ngantri indomie lama eh begitu dapat mienya dah kmbang setaman

Reply
avatar
1 Agustus 2015 pukul 04.44 delete

Ini di blog aku didesain sama Adit, Dea :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky