Ramadhan Kedua


Gambar dari SINI

Ramadhan kali ini adalah Ramadhan kedua saya di Thailand. Dan lagi, Ramadhan kedua tanpa suami dan anak saya. Sudah memasuki hari kelima Ramadhan di Thailand, namun kerinduan menikmati Ramadhan di negeri sendiri menyeruak bahkan saat sebelum Ramadhan datang. Suami saya memaklumi hal yang demikian karena beliau tahu bahwa saya tidak memiliki sedikitpuun hari libur bahkan meski di hari raya Idul Fitri nantinya. Yeah, meski Thailand termasuk negara non muslim yang sangat toleran terhadap warga muslim, baik muslim Thailand sendiri maupun muslim pendatang seperti saya, tetapi mereka tidak memiliki hari libur untuk perayaan hari-hari besar Islam. Berdasarkan saya, cuma ada libur sehari yaitu di hari pertama Idul Fitri. Itupun libur hanya untuk warga Muslim saja, sementara warga non muslim tidak libur dan kantor-kantor tetap buka di hari Idul Fitri. Tahun lalu, saya pernah menerima silabus di awal semester, saya lihat ada jadwal praktikum di hari pertama Idul Fitri. Sebagai mahasiswa yang selalu terbuka dengan advisor-nya, tentu saja ini bisa dibicarakan. Biasanya para Ajarn di sini akan mengerti jika kita memberi pengertian sejak awal. Saya lumayan salut dengan Ajarn-Ajarn serta sistem di sini. Meski mereka mayoritas non muslim, namun mereka masih memiliki toleransi yang besar terhadap penganut agama lain.     
Saat Ramadhan, berbuka di kantor Konsulat Republik Indonesia (KRI) Songkhla, adalah saat-saat yang paling saya nantikan. Karena Hatyai (kota saya tinggal) termasuk kota yang dekat dengan Songkhla (hanya 1 jam jarak tempuh menggunakan van), saya dan teman-teman Indonesia lainnya yang ada di Hatyai tidak pernah ketinggalan untuk datang ketika menerima undangan berbuka puasa bersama di kantor KBRI. Apalagi saya, sesibuk dan seletih apapun di sore hari sehabis beraktitifas di kampus, saya selalu bersemangat memenuhi undangan berbuka bersama ini. Saya pikir, kapan lagi bisa menikmati hidangan Indonesia yang enak-enak dan lezat buatan ibu-ibu KBRI jika bukan saat-saat seperti ini. Mau beli makanan Thailand, saya tidak begitu suka. Maklumlah, lidah saya lidah lokal bukan lidah internasional, hehe. Bahkan saya tidak menyukai rasa kecap dan saos Thailand. Padahal, bumbu negara-negara Asia Tenggara itu tidak jauh berbeda sebenarnya. Saya pernah makan di Malaysia, rasanya masih lumayan. Tapi entahlah, lidah saya seperti menolak makanan berbumbu Thailand. Meski demikian, bukan berarti saya tidak menyukai masakan Thailand. saya hanya suka beberapa di antaranya. Saya sangat suka dengan Tomyum, Somtum, dan jenis-jenis kue Thailand.  
Foto: dokumen pribadi
Makanya ajakan berbuka puasa bersama di KRI adalah ajakan yang tidak pernah saya tolak. Lagipula, undangan itu hanya seminggu sekali, biasanya di hari Sabtu, seperti Sabtu kemarin yang terlah saya lewati dengan berbuka bersama di KRI Songkhla. KRI memang mengadakan hajatan ini tidak hanya untuk mahasiswa Indonesia yang ada di Thailand saja, tapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Thailand; mahasiswa, pekerja, anak buah kapal, pengusaha, dan lain-lain. Oleh sebab itu, hajatan ini dibuat seminggu sekali karena yang akan datang tentu saja dalam jumlah yang banyak. Dan makanan yang harus diesediakan juga harus dalam jumlah yang banyak.
Yang saya sukai saat menerima undangan ini adalah, selain bisa meningkatkan silaturahmi antar sesama warga Indonesia di Thailand, sungkeman dengan bapak konsul, juga kerena makanannya yang enak-enak ala Indonesia banget. Nah, itu akan cocok sekali dengan lidah lokal saya, haha... Minggu lalu, kami disuguhi kue-kue Indonesia dan es buah sebagai makan pembuka saat berbuka. Selesai salat magrib, kembali melanjutkan makan yaitu makan yang berat-berat. Sabtu lalu ada beragam jenis makanan Indonesia; nasi, rendang, capcai, tahu dan tempe bacem, pecel, dan lalap serta sambel. Setelah makan nasi dengan beragam lauk plus sayurnya tadi, masih ada tekwan dengan campuran mie putih. Biasanya, selalu ada bakso, tapi kali ini bakso diganti dengan tekwan. Pokoknya, benar-benar Indonesia deh.
Nah, pas acara berbuka kemarin, ada teman dari Lampung membawa temannya lagi. Temannya ini warga Malaysia. Mereka ke Thailand dalam rangka pertukaran mahasiswa antar universitas tempat mereka kuliah dengan salah satu universitas di Songkhla. Temannya yang dari Malaysia berkata bahwa dia menyukai makanan Indonesia. Bahkan dia mengaku bahwa bakso Indonesia lebih enak dari bakso Malaysia. Nah, jadi makin bangga saya sebagai warga Indonesia. Indonesia kaya akan kebudayaan dan kulinernya yang kaya akan citarasa. Di lidah lokal saya, kuliner Indonesia top markotop deh. Tiada tandingannya, hehee. Lebai, ya.   
Saya kira, bapak-bapak dan ibu-ibu KRI ini sangat mengerti kami, mahasiswa-mahasiswa Indonesia, sehingga sering mengundang kami. Memang hanya seminggu, sekali tapi saya sangat menikmatinya. Lebih dari itu, seringnya bertemu warga Indonesia dari berbagai daerah di acara ini, membuat saya semakin cinta Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

3 comments

Write comments
Mugniar
AUTHOR
24 Juli 2012 pukul 10.32 delete

Pengalaman yang berkesan ya mbak. Bisa juga bertemu penggemar bakso Indonesia dari Malaysia ya ... :)

Maaf mbak baru main sini karena kemarin2 susah ngenet :) Met puasa ya ... maaf kalo ada salah2 kata

Reply
avatar
Mugniar
AUTHOR
24 Juli 2012 pukul 10.34 delete

Pengalaman yang berkesan ya mbak. Bisa juga bertemu penggemar bakso Indonesia dari Malaysia ya ... :)

Maaf mbak baru main sini karena kemarin2 susah ngenet :) Met puasa ya ... maaf kalo ada salah2 kata

Reply
avatar
24 Juli 2012 pukul 12.16 delete

Iya mbak, salah satu pengalaman berkesan adalah bisa bertemu dengan sesama warga Indonesia di sini :)
Sama-sama ya mbak. Selamat berpuasa dan mohon maaf lahir bathin

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky