Momentum Tsunami 10 Tahun Dalam Cerita Foto

Akhir tahun, musibah datang silih berganti. Dari mulai longsor di Banjarnegara, banjir di Bandung, kebakaran di Pasar Klewer Solo, dan yang teranyar adalah jatuhnya pesawat Air Asia yang terbang dari Surabaya menuju Singapura. Semoga musibah yang datang silih berganti ini tidak membuat kita berprasangka yang tidak baik, apalagi prasangka tidak baik terhadap Sang pemberi kehidupan.
Satu-satunya musibah yang kenangan akannya masih kubawa sampai kini, adalah tsunami pada 2004 lalu. Di jelang atau saat 10 tahun momentum tsunami beberapa hari lalu, bertebaran kembali kisah-kisah yang menyertai kisah musibah tersebut. Kisah yang kalau boleh aku bilang, nyaris diulang-ulang saat momentum peringatan tsunami. Meski diulang-ulang, rasanya tetap tak pernah usang.
Aku juga menemukan beberapa foto epik, bukan fotoku, tapi ingin kuabadikan dalam blog ini. Here it is. These photos will tell a lot for you! 
Aku perkirakan ini di daerah Peukan Bada, Aceh Besar

Melihat dari bentuk jalan dan pembatas jalan, sepertinya daerah ini ada Lhoknga, Aceh Besar.

Ini kemungkinan besar Ulee Lhee, Banda Aceh.

Ini kemungkinan besar di Meulaboh, Aceh Barat.


Dua jembatan penghubung transportasi Aceh Barat dan Selatan - Banda Aceh, rusak total. Sejak 2005 hingga 2012, tranpsortasi antar kabupaten, menggunakan rakit seperti di atas. Awal 2012, aku sempat pulang ke Banda Aceh, dan ketika menjenguk orangtua di Aceh Selatan, kami menggunakan jembatan ini :D


Ini di Lampulo, Banda Aceh. Sebuah kapal nelayan nyangkut di atas rumah penduduk. Rumah ini udah dibeli oleh Pemda Kota Banda Aceh dan dijadikan sebagai objek wisata Tsunami, seperti terlihat di gambar bawah.



Salah satu sisi Kota Banda Aceh



Sekarang, lihatlah Mesjid Raya Baiturrahman dari berbagai angle, dulu dan sekarang. Mesjid Raya adalah jantungnya kota Banda Aceh, berada tepat di tengah-tengah Banda Aceh




Dan, foto terakhir adalah foto yang paling aku suka di antara foto-foto yang lain. Aku rasa, ini cukuplah menjawab atas isu yang dihembuskan pihak luar terhadap Aceh; Intoleransi
Lokasi: kuburan massal terbesar di Aceh; Siron, Aceh Besar. On December 26 every year, they came here. Khusus foto terakhir, aku pinjam dari fecabook Junaidi Hanafiah. Terima banyak sudah memotret ini. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

10 comments

Write comments
Santi Dewi
AUTHOR
30 Desember 2014 pukul 09.21 delete

entah mengapa, setiap kali bersinggungan dgn tsunami Aceh, air mata saya selalu menggenang......

Reply
avatar
30 Desember 2014 pukul 10.15 delete

mrinding liat foto-fotonya mbak :')

Reply
avatar
30 Desember 2014 pukul 10.25 delete

Yang terlihat jelas dari semua foto adalah dimana,,, Rumah Allah tidak hancur dalam Musibah Tsunami :)

Reply
avatar
30 Desember 2014 pukul 10.54 delete

Iya mbak santi, masih sedih sampe sekarang :(

Reply
avatar
30 Desember 2014 pukul 10.55 delete

Iya mas irfan. Subhanallah

Reply
avatar
Ibrahim
AUTHOR
30 Desember 2014 pukul 22.02 delete

sungguh keajaiban dari sang Kuasa ya mbak bahwa masjid di banda aceh itu tidak menaglami rusak apapun akibat tsunami, sedangkan yang lain hancur luluh lantak :D

Reply
avatar
31 Desember 2014 pukul 13.24 delete

sepuluh tahun bukan waktu yang singkat ya mba :'(
tapi alhamdulillah semua sudah bisa dikenang sebagai salah satu perjalanan hidup yang luar biasa

Reply
avatar
1 Januari 2015 pukul 00.17 delete

Iya Pak Ibrahim. Tidak hanya mesjid Raya Baiturrahman, beberapa mesjid lainnya juga ada.

Reply
avatar
1 Januari 2015 pukul 00.18 delete

Betul mbak, kenangan yang akan selalu hadir, mungkin sampai nanti

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky