Wujudkan Impian Masa Depan dengan Reksadana


Saya kalau ditanya mimpi saya apa; daftarnya bisa paaanjaaaang sekali, lol. Saya ini pemimpi banget, penghayal kelas berat. Itulah kenapa ketika pertama kali memutuskan bahwa menulis adalah dunia saya, menulis fiksi menjadi pilihan utama saya (meskipun sekarang lebih intens menulis hal-hal-yang-kesannya-remeh-temeh di blog, menulis fiksi tetap menjadi darah saya *tsaaah*). Si penghayal kelas berat dengan fiction-writer-wannabe memang dua sejoli banget.

Waktu masih single dan masih kuliah dan ngekos di Banda Aceh, mimpi saya sederhana sekali; bisa punya penghasilan tambahan dari dunia menulis, bisa beli-beli isi kamar kos dari uang sendiri, dan bisa beli laptop dari uang sendiri juga. Saya berusaha lah untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Dari kegiatan menulis, saya bisa menabung uang sedikit, sehingga saat menginginkan sesuatu, saya tidak perlu minta ke orangtua––karena memang saya tidak mungkin meminta lagi karena sudah rutin dikirimi uang bulanan. 

Setelah menikah, daftar mimpi saya menjadi bertambah. Apa saja? Mari saya urutkan dari pertama.

Rumah
Di bulan pertama ketika saya menjadi istri Salmi, saya bilang ke dia bahwa mimpi utama saya setelah menikah adalah bisa punya rumah sesegera mungkin. Itu adalah mimpi sewaktu saya masih single sebetulnya, untuk dengan siapapun saya berjodoh kelak. Saya yang lahir dan dibesarkan dari asrama ke asrama, dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lainnya, tahu sekali bagaimana rempongnya angkut-angkut barang dan berpindah-pindah sekolah. (Maka saya dari sejak remaja malas terlalu dekat dengan polisi bujang anak buah Papa saya karena saya takut jodoh saya adalah polisi––saya tidak mau seperti orangtua saya yang sering berpindah-pindah). Kemudian saya dapat suami yang seorang freelance––yeah, walaupun semua orang tahu kalau freelance itu tidak tetap keuangannya, bahkan sewaktu-waktu bisa tidak punya uang sama sekali, HAHAHAAA… 

Saat itu kami mengontrak rumah dan Salmi belum berani bermimpi untuk bisa punya rumah sesegera mungkin karena keuangan kami yang masih compang-camping. Bolong dan tempel di mana-mana, begitulah kondisi keuangan kami di awal-awal menikah. Tetapi karena  saya orangnya tangguh dan pantang menyerah *eeaaa*, hampir setiap malam saya meniupkan mimpi saya tersebut kepada Salmi. Bahwa kita harus punya rumah sedini mungkin, sebelum anak pertama masuk sekolah––karena nanti setelah sekolah yang kita pikirkan adalah biaya sekolah; dan bahwa orang-orang terdekat kita cukuplah menjadi pelajaran buat kita untuk segera memiliki rumah. Akhirnya, mimpi tersebut menjadi mimpi kami berdua. Kami menabung untuk mewujudkan mimpi utama dan pertama kami tersebut.

Saya sering mendengar orang bilang bahwa jika kita bermimpi dan memiliki keinginan yang kuat terhadap mimpi tersebut dan kita berusaha untuk mewujudukannya, maka Tuhan dan semesta akan mendukung mimpi-mimpi kita tersebut. Ada saja cara agar mimpi tersebut terwujud yang terkadang kita mikir saja tidak sanggup. Setelah tiga tahun menikah, impian kami untuk memiliki rumah sedini mungkin, akhirnya terwujud (menurut saya, usia tiga tahun pernikahan termasuk dini) dengan cara yang tidak kami duga.

Maka, nikmat (memiliki mimpi) manakah yang hendak engkau dustakan?     

Ingin Punya Kebun
Saya ini orangnya sangat konservatif sekali. Saya suka mikir begini kalau sedang belanja di pasar: coba kalau ada kebun sendiri, pasti tidak perlu beli daun pisang (untuk bikin pepes atau timphan); tidak perlu beli kelapa karena ada pohon kelapa di kebun sendiri; tidak perlu beli mangga, pisang, jambu biji karena pohonnya ada di kebun, dan sebagainya dan sebagainya. Saya terbiasa melihat sanak saudara yang untuk beberapa pelengkap kebutuhan isi perut, bisa didapatkan dari kebun sendiri tanpa harus membeli. Memiliki kebun bukan berarti kami ingin menjadi petani. Cukup sedikit lahan yang di dalamnya terdapat pohon-pohon tua (pohon tua = pohon yang usianya panjang) dan produktif saja, seperti kelapa, manga, pisang, atau jambu. Menanam pohon-pohon tua seperti itu tidak perlu perawatan khusus yang menghabiskan energi. Kan ceritanya kami tidak ingin menjadi petani. Saya ingin ketika kami tua nanti, kalau ingin apa-apa, tinggal ambil di kebun sendiri.

Keinginan saya ini sangat bisa direalisasikan mengingat di Aceh Besar, saya tinggal di daerah yang kampung banget, dan tentu saja jika nanti kami punya tabungan yang cukup. Saya sudah lama melirik-lirik beberapa petak tanah kebun di kampung di mana saya tinggal saat ini dan kampung-kampung terdekat, yang mana di dalamnya memang terdapat tanaman tua dan produktif.

  
Ingin Punya Investasi di Bidang Properti
Sebenarnya ini adalah mimpi Salmi. Ketika dia ke Thailand beberapa tahun lalu, dan ke Thailand lagi dan lagi, dan akhirnya kami pulang ke Indonesia––untuk selamanya––di penghujung tahun lalu, dia menjadi seseorang seperti saya; pemimpi.

Kini, kami berdua adalah Sang Pemimpi *bukan judul novel*

Waktu di Thailand, ketika kami hang out entah ke mana *terutama dalam kota* dia suka memerhatikan lama bangunan-bangunan apartemen atau kos-kosan berbentuk flat. Dari situlah dia mulai menghayal seandainya kita punya sebidang tanah, abang akan bikin kos-kosan seperti ini.

Sekarang, dia memiliki mimpi-mimpi yang besar dan hampir setiap malam meniupkan mimpi-mimpi tersebut kepada saya––sebagaimana yang dulu saya lakukan untuknya. Salmi bilang, tanah dan properti adalah investasi yang sangat menguntungkan karena setiap tahunnya harganya pasti naik. 

Ingin Punya Rumah yang Lebih Besar Lagi
Sudah punya rumah, dan sekarang ingin punya rumah yang lebih besar lagi? Dasar lo manusia nggak pernah puas!

Siapapun yang membaca kalimat mimpi saya di atas, silakan judge saya sesuka hati, because I don’t care, HAHAHAAAA… Lha iya, saya yang bermimpi kok situ yang sewot, lol.

Dengan rumah yang lebih besar dari rumah sekarang, saya bisa mewujudukan mimpi-mimpi saya yang lain: ingin punya perpustakaan di rumah sehingga saya bisa mengajak anak-anak kompleks untuk membaca; ruang kerja dan ruang ekspresi pribadi; ingin punya taman yang teduh; dan ingin bikin kamar tamu yang bukan merupakan kamar anggota keluarga sehingga teman-teman saya yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dan ingin travelling ke Aceh, boleh menginap di rumah saya, gratis. Dengan mimpi saya yang banyak tersebut, kami butuh rumah yang lebih besar dari rumah yang sekarang karena rumah sekarang kecil.     

Ingin naik haji, ingin jalan-jalan ke berbagai tempat di Indonesia dan luar negeri, ingin ini ingin itu… banyak sekaliii *nyanyi Doraemon* adalah mimpi-mimpi kami lainnya.

Daaan… di atas semua itu, mimpi kami yang paling besar di masa depan adalah kami ingin berada dalam kondisi BEBAS FINANSIAL. Bebas finansial adalah suatu kondisi di mana kita tidak perlu bekerja keras lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak perlu stress karena takut kekurangan uang, karena kita memiliki passive income.

Lalu, bagaimana cara kami mewujudkan mimpi-mimpi tersebut?

Mari Berinvestasi
Satu-satunya cara yang terpikirkan oleh kami dulu adalah dengan menabung. Menabung sedikit demi sedikit akhirnya jadi bukit. Sampai beberapa waktu lalu saya membaca tulisan seorang pakar keuangan di media (saya lupa media apa) yang menulis bahwa menabung saja tidak akan pernah cukup untuk masa depan. Wah, apalagi jika ditambah dengan memiliki banyak mimpi seperti saya, ya. Karena uang yang ditabung tidak bisa melawan inflasi. Hari ini kami masih bisa makan bakso seharga lima ribu rupiah di Banda Aceh, dua tahun lagi belum tentu. Begitupun jika ingin membeli ini itu di masa depan, harga semakin meroket sementara tabungan kita segitu-segitu aja––jika tabungannya tidak ditambah, lol.  Ups… ralat, bukan segitu-segitu aja, tapi malah berkurang. Kok bisa? Untuk pajak sekian rupiah, biaya administrasi sekian rupiah, dan kurangi hasil bersih sekian rupiah. Di akhir tahun, tabungan kita menjadi berkurang dari jumlah yang seharusnya kita tabung.

Maka kenapa––untuk simpanan masa depan––banyak pakar keuangan menyarankan untuk berinvestasi. Bisa properti, emas, atau deposito. Investasi adalah tabungan yang kebal inflasi. Masalahnya, untuk memiliki jenis-jenis investasi tersebut, saat ini kami belum mampu. Setelah sadar bahwa menabung saja tidak cukup dan sadar diri belum mampu memiliki investasi berupa properti atau emas, saya mencari tahu banyak tentang investasi ini. Ternyata, berinvestasi bisa direncanakan dan dimulai dari sekarang. Bentuk investasi tersebut adalah reksadana. Setelah tahu, saya memutuskan bahwa reksadana adalah pilihan paling cocok untuk keluarga kami yang masih ngos-ngosan mengatur keuangan tetapi di sisi lain memiliki tujuan finansial yang banyak. Kenapa cocok? Karena kita bisa memulainya dengan nominal yang hanya sebesar Rp 100.000 saja. Jumlah yang sangat terjangkau sekali, bukan?

Dududuuu… seandainya sejak dulu saya tahu tentang reksadana dan nilai investasinya seterjangkau itu, tentu sekarang kami sudah memiliki banyak simpanan reksadana. Duh, jadinya menghayal lagi, kan? Tetapi seperti kata orang bijak, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.  

Mari Mengenal Reksadana Lebih Dekat
Mengutip dari Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 2, reksadana ini adalah semacam wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI). Nah, MI inilah yang kemudian akan mengelola reksadana dari saya dan anda-anda semua pemilik investasi. Lalu, uang yang dikumpulkan dari kita-kita––kemudian saya sebut investor saja––akan diinvestasikan ke berbagai instrument investasi seperti saham, obligasi, dan deposito.

Sederhananya, reksadana itu adalah sebuah bentuk investasi ramai-ramai (patungan) dari sejumlah investor yang mana sejumlah uang dari hasil investasi tersebut akan digunakan lagi untuk berinvestasi lagi––untuk membeli saham, obligasi, atau deposito tadi. Kalau saya bilang sih, ini adalah investasi untuk berinvestasi, cmiiw.  Karena bisa jadi sulit bagi perorangan untuk membeli saham atau obligasi yang nilainya mungkin sangat besar––setidaknya untuk calon investor kelas menengah ngehek seperti saya; atau karena bisa jadi ada banyak orang yang tidak memiliki banyak waktu maupun keahlian dalam mengelola investasi berbentuk saham atau obligasi. Dengan kata lain, manajer investasi ini ibarat pengelola keuangan pribadi, tetapi yang dikelola adalah investasi sekumpulan investor. Okesip.

Untuk berinvestasi reksadana, yang pertama dan utama adalah menentukan tujuan, kita ingin berinvestasi untuk apa. Untuk beli properti, atau liburan, atau dana pendidikan? Untuk tahap awal, saya sendiri mungkin akan berinvestasi reksadana untuk dana pendidikan anak. Untuk kebutuhan biaya pendidikan anak di masa depan, banyak pakar keuangan yang menyarankan lebih baik berinvestasi reksadana dibanding asuransi pendidikan. Saya kemarin-kemarin masih galau soal asuransi pendidikan ini, makanya kenapa kami belum punya tabungan dana pendidikan untuk putra kami. Sempat tanya sana sini tetapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Namun setelah mencari tahu tentang reksadana, Alhamdulillah saya sudah tercerahkan dan semakin mantap berinvestasi reksadana.

Lalu, di manakah kita bisa membeli reksadana?

POEMS ProFunds, Investasi Reksadana Online dari Phillip Securities Indonesia

Ternyata, bahkan untuk berinvestasi di zaman sekarang sudah begitu mudah. Yup, teknologi hadir untuk memudahkan.  Memotong ruang dan waktu yang kian hari kian sempit. Salah satu teknologi tersebut dihadirkan oleh Phillip Securities Indonesia dengan meluncurkan aplikasi bernama POEMS ProFunds. Phillip Securities Indonesia adalah perusahaan sekuritas yang telah berdiri di Indonesia sejak 1989 dan merupakan bagian dari PhillipCapital yang berkedudukan di Singapura. Hmmm… perjalanan yang lumayan panjang untuk sebuah perusahaan sekuritas. Kemudian tahun 1996, Phillip Securities Indonesia meluncurkan POEMS (Phillip’s Online Electronic Mart System) ProFunds, yaitu sebuah supermarket reksadana berbasis online yang didesain untuk memberikan kemudahan bagi siapapun yang ingin berinvestasi reksadana. Di Indonesia, supermarket online terbesar di Asia Tenggara ini baru dikembangkan pada tahun 2009.

Apa saja keunggulan  dan kemudahan dari POEMS ProFunds?
-            Gratis biaya pembelian dan penjualan kembali
-            Dapat membeli reksadana dan saham sekaligus dalam satu platform dengan cepat, mudah, dan aman.
-            Menggunakan Rekening Dana Investor (RDI), sehingga Anda tidak perlu menyetor dana lagi ke berbagai bank sesuai dengan reksadana yang dipilih. Cukup setor dana ke RDI dan sistem yang akan meneruskannya ke rekening pembayaran sesuai dengan aturan pada reksadana yang dipilih.
-            Sebagai sarana investasi untuk memaksimalkan return dari dana yang mengendap/saat tidak dipergunakan.
-            Menampilkan berbagai pilihan REKSADANA dengan disertai berbagai informasi yang mendukung di antaranya prospektus, kinerja,  fun fact sheet, dan lainnya.
-            Memberikan kemudahan dalam memantau kinerja REKSADANA yang dimiliki.
-            TOP UP (beli) maupun REDEMPTION (jual) dilakukan secara online sehingga menghemat waktu dan biaya.
-            Mendapatkan berbagai keuntungan dan fasilitas lainnya yang diberikan oleh Phillip Securities Indonesia.

POEMS ProFunds memiliki fitur-fitur yang bisa membantu kita untuk melakukan aktivitas investasi reksadana online, yaitu: (1) Fitur Smart Start, (2) Fitur Smart Plan, (3) Fitur Smart Safe, dan (4) Fitur Autosweep. Penjelasannya seperti yang tertera pada gambar berikut:



Yang perlu diingat, reksadana bukan investasi yang bukan tanpa risiko. Kehidupan kita saja selalu memiliki peluang risiko, apalagi investasi, tidak mungkin tanpa risiko, apapun jenis investasinya. Semakin tinggi nilai kembalian yang akan diterima investor, maka semakin tinggi pula peluang risikonya. Rasanya ini sudah menjadi hukum alam.

Risiko lainnya dari investasi reksadana adalah risiko wanprestasi, yaitu risiko yang timbul apabila salah satu pihak atau beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana tidak dapat memenuhi kewajibannya. Untuk itu, sebelum berinvestasi reksadana, calon investor, apalagi pemula, harus terlebih terdahulu mengenali dengan baik calon Manajer Investor-nya. Jangan seperti membeli kucing dalam karung gitu, lho.  

Nah, apa indikator sebuah perusahaan layak dipercaya untuk mengelola sekumpulan investasi tersebut? Yaitu terdaftar di Bapepam dan telah mendapat lisensi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (Tentang OJK, saya malah lebih duluan tahu OJK dibanding reksadana. Heuheu… saya memang payah. Tetapi yang penting kan sekarang saya sudah tahu)

Manulife Asset Management Investment, salah satu contohnya.

Mengenal Lebih Dekat Manulife Asset Management Investment
Rasanya kita semua familiar dengan nama besar Manulife. Jadi, Manulife Asset Management Investment (MAMI) merupakan anak perusahaan Manulife Financial di mana MAMI menawarkan beragam jasa manajemen investasi dan reksadana di Indonesia. Dan MAMI termasuk salah satu dari perusahaat asset management yang produk-produknya tersedia di penyedia produk-produk investasi online POEMS ProFunds. Singkatnya, POEMS ProFunds adalah media tempat kita bisa membeli reksadana sementara MAMI adalah perusahaan manajer investasinya. Terdapat dua jenis produk reksadana yang ditawarkan oleh MAMI melalui POEMS ProFunds, yaitu Manulife Dana Kas II dan Manulife Syariah Sektoral Amanah. Keduanya bisa dimiliki dengan modal awal Rp. 100.000. Selanjutnya kita bisa melakukan top up sesuai dengan kemampuan kita. Hitung-hitung menabung. Bedanya, dengan reksadana, kita menabung sambil berinvestasi. Asyik, kan? Sudah tidak rugi, malah untung lagi. 

Mengingat nilai keuntungan yang didapat dari reksadana lebih besar dibanding asuransi, atau investasi emas, atau deposito, saya kira memiliki investasi reksadana bisa menjadi salah satu jalan kami menuju mimpi terbesar kami di masa yang akan datang, yaitu kebebasan finansial. *feeling excited*  

Pada akhirnya hidup bukan hanya tentang memiliki mimpi, tapi bagaimana mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Saya orang yang selalu percaya bahwa Tuhan tidak pernah lengah dengan usaha hamba-Nya. Never stop dreaming and never stop working hard for your dreams. You never know what you can become. Maka dari itu, Yuk #WujudkanImpianmu demi menggapai masa depan yang gemilang.    


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

10 comments

Write comments
Ila Rizky
AUTHOR
1 September 2016 pukul 05.54 delete

Baru tahu kalo gratis biaya penjualan juga. Kayaknya reksadana bisa jadi alternatif investasi yang bagus selain emas ya, mba.

Reply
avatar
Oline
AUTHOR
1 September 2016 pukul 09.47 delete

Aku juga salah satu orang yang percaya bahwa mimpi kita bs jadi kenyataan :)

Reply
avatar
1 September 2016 pukul 12.31 delete

habis nikah, aku kok makin semangat kepingin punya rumah sendiri yaaa

Reply
avatar
2 September 2016 pukul 21.57 delete

Oh sekarang beli reksadana bisa online

Reply
avatar
Yudi Randa
AUTHOR
3 September 2016 pukul 02.45 delete

bagus memang inves di reksadana. apalagi yang blue-chip. tapi ingat ya kak, investasi jangka panjang. jangan main jual beli, beli jual dalam hitungan hari. resiko sebanding dengn keuntungan hehe

Reply
avatar
nurul rahma
AUTHOR
23 September 2016 pukul 14.26 delete

Kereeennn, kereeennn.... semoga aku juga tertulari semangat mbak Ekyyy

bukanbocahbiasa(dot)com

Reply
avatar
Keke Naima
AUTHOR
6 November 2016 pukul 22.38 delete

Senang kalau mimpi-mimpi isa terwujud. Mimpi saya juga masih banyak, nih. Pengen berusaha mewujudkan :)

Reply
avatar
di sekitar
AUTHOR
12 Desember 2016 pukul 13.02 delete

wah kayaknya musti mencoba investasi reksadana ini. soalnya kalau menabung saja rasanya habis teruse.

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky