Kesal karena belum bisa menonton film Parasite yang saat ini
sedang fenomenal banget karena banyak orang membicarakannya dan telah mendapat
penghargaan tertinggi di Festival Film Cannes 2019, saya memutuskan untuk
menonton Barking Dogs Never Bite, film yang menjadi debut Bong Joon-Ho
sebagai sutradara. Saya pikir, lebih baik saya ‘berkenalan’ terlebih dahulu
dengan karya perdana Bong Joon-Ho. Saya belum pernah menonton film-film dari
sutradara asal Korea Selatan ini. Di antara beberapa film Bong Joon-Ho yang menjadi perhatian penikmat film, saya
memang sengaja menonton karya perdananya–yang notabene jarang menjadi
pembicaraan–agar saya tahu bagaimana (film-film) Bong Joon-Ho bisa berkembang
seperti sekarang.
Film ini bercerita tentang laki-laki bernama Yun Ju yang nyaris frustasi karena memikirkan statusnya sebagai mahasiswa yang akan menjadi profesor tetapi tak kunjung menjadi profesor. Yang membuat Yun Ju frustasi bukan karena ia tak mampu secara akademik, melainkan karena ia tak mampu secara finansial untuk menyuap seorang dekan untuk menjadikannya seorang profesor. Fenomena senioritas, sogok-menyogok, atau mendapatkan sebuah jabatan tertentu karena faktor kedekatan dengan pejabat tertentu di dunia akademisi di Korea Selatan bukan tema tontonan yang asing buat saya. Entah sudah berapa kali hal tersebut digambarkan dalam beberapa film dan drama-drama Korea Selatan yang pernah saya tonton. Well, saya masih bisa bertoleransi akan hal tersebut karena film ini diproduksi tahun 2000, tetapi saat melihat fenomena tersebut masih menjadi topik dalam drama-drama Korea Selatan yang diproduksi dalam beberapa tahun belakangan, saya jadi bertanya-tanya apakah tidak ada perubahan yang lebih baik di dunia akademisi Negeri Ginseng tersebut? Mungkin film atau drama tidak bisa menjadi representasi dari dunia nyata, tetapi saya percaya bahwa sebuah film dibuat tidak bisa lepas dari latar belakang budaya dan kebiasaan di sebuah daerah atau negara tertentu.
Apakah film ini hanya bercerita seputar topik suap-menyuap saja? Justru
film ini bukan bercerita tentang itu. Film dibuka dengan adegan ketika Yun Ju
sedang menerima telepon dari temannya dan mereka berbincang-bincang tentang
kemungkinan untuk menyuap dekan untuk memuluskan jalan Yun Ju menjadi profesor.
Suara gonggongan anjing menganggu perbincangan mereka. Yun Ju tidak menyukai
anjing. Naasnya, suara gonggongan anjing tersebut mengganggu hari-hari Yun Ju
berikutnya sehingga hal tersebut justru makin membuatnya frustasi. Yun Ju
melakukan hal-hal tak terduga terhadap anjing-anjing tersebut. Masalah
berikutnya justru datang dari istrinya secara mengejutkan.
Selain Yun Ju, seorang tokoh lainnya bernama Hyun Nam, petugas kantor
apartemen tersebut, semakin sering menerima laporan penghuni apartemen yang
malaporkan kehilangan anjing mereka. Hyun Nam adalah pekerja biasa yang
bermimpi suatu saat bisa tampil di TV dengan sebuah tindakan heroik yang
dilakukannya. Maka, bisa menangkap pelaku di balik hilangnya dan matinya secara tragis anjing-anjing menjadi misi
gadis tersebut. Namun, terdapat tokoh-tokoh lainnya di balik hilangnya
anjing-anjing pemilik apartemen. Boleh dikatakan bahwa anjing menjadi faktor
yang menghubungkan tokoh-tokoh dalam film ini dan masalah yang sedang dihadapi
Yun Ju.
Barking Dogs Never Bite bukan sekadar cerita misteri hilangnya
anjing-anjing. Faktor ketidaksukaan tokoh Yun Ju terhadap anjing dan
suara-suara gonggongan anjing yang menganggunya di waktu yang tidak menyenangkan
menjadi pemicu sang tokoh untuk terlibat lebih jauh dalam kasus hilangnya
anjing-anjing penghuni apartemen–termasuk anjing sang istri–alih-alih fokus pada
masalah keuangan yang sedang dihadapinya
.
Saya senang ketika mendapati kenyataan bahwa Bong Hoon-Jo tidak harus
mengakhiri film dengan menguak semua pelaku dan menyuguhkannya dengan nyata ke
hadapan penonton. Saya lebih suka jika penonton bisa menyimpulkannya sendiri.
Meski demikian, akhir film ini tidak juga bisa disebut memuaskan saya. Saya
berharap bisa mendapatkan akhir yang mengejutkan. Alih-alih, saya berkata,
“hah, ending-nya masa begitu aja?”
ConversionConversion EmoticonEmoticon