Credit Pict |
Tahun 2013-2014 menjadi tahun terburukku
sebagai seorang pembaca buku. Aku memesan banyak sekali buku––sebagian besar
dari penjual buku di pulau Jawa, namun aku hanya menumpuknya saja di rumah. Aku
sepertinya sudah menghabiskan jutaan rupiah atas buku-buku yang kubeli sejak
awal 2013 sampai pada belanja bukuku di bulan November lalu. Aku mungkin menjadi
pemenang dalam hal membeli buku, namun menjadi pecundang dalam hal membaca.
Aku gagal membaca buku dalam jumlah yang
banyak, yang mana tahun ini aku hanya membaca tak lebih dari 20 buku saja,
sehingga timbunan bukuku sudah menggunung.
Source: piccsy.com |
Suamiku sudah memberiku peringatan atas
kebiasaanku yang hanya membeli saja, tapi tidak membacanya.
“Buku yang dikirim ke rumah, tidak boleh lagi datang
karena pesanan, kecuali itu karena hadiah.” Aku tahu, ia hanya mengucapkannya
saja, lalu besoknya ia melupakan apa yang sudah diucapkannya. Ia tidak pernah benar-benar
mengancam agar aku berhenti membeli. Kupikir, mungkin karena ia terlalu sayang pada
istrinya ini, hahaa… Ia bertanya padaku, kapan aku akan menghabiskan timbunan
buku itu. Maksudnya adalah kapan aku akan membacanya. Aku tahu, sebenarnya ia bukan bertanya, tapi
memerintahku untuk membacanya.
Well, sebenarnya, aku tidak pernah benar-benar tidak membaca
dalam jumlah yang banyak tahun ini. Selain sedikit jumlah yang kusebut di atas, aku tetap
membaca kok, membaca buku-buku Psychiatric dan lebih baik banyak jurnal. Jumlahnya mungkin sedikit,
tapi membaca satu buku saja dari buku-buku tersebut, sungguh seperti membaca ribuan
jumlah buku, karena aku membacanya berulang-ulang.
Tahun ini juga merupakan tahun terburukku dalam
menulis. Soalan pertama tentang menulis, aku mau bahas soal blog. Awal tahun
aku menargetkan bisa membuat 100 postingan blog selama setahun ini, tapi itu tidak tercapai. Dalam
hal ini, jika membincang perkara blog, ketika aku tidak menulis dalam jumlah
banyak, atau tidak mencapai apa-apa yang seharusnya dicapai oleh seorang
blogger sejati terkait dunia per-SEO-an, aku sudah lama menganggap itu biasa
saja, jika aku tidak mencapai target tersebut. Aku sudah lama berdamai pada
diriku sendiri bahwa ngeblog buatku bukan
soal seberapa banyak jumlah postingan yang kau buat atau seberapa populer kau dikenal oleh
Google atau seberapa populer kau dikenal oleh blogger lain. Jika akhirnya aku bisa
menulis banyak, itu hanya soal keberuntungan. Untung punya banyak waktu
sehingga bisa membuat postingan yang banyak. Maka untuk tahun 2015 nanti, aku tidak
menargetkan apa-apa lagi terkait jumlah postingan. Mengalir saja :D
Soalan kedua
tentang menulis adalah tahun ini aku sama sekali tidak menulis apapun selain sebuah
essay sastra yang dimuat di Serambi Indonesia pada awal tahun. Setelah itu, aku
tidak menulis apapun lagi, tidak menulis essay, tidak menulis cerpen ataupun puisi. Entah
bagaimana aku bisa memulainya lagi di tahun-tahun yang akan datang. Aku merasa,
sense of imagination-ku sudah berada pada titik terendah. Ketika pernah
aku mencobanya lagi, ingin mengeksekusi sebuah ide yang pernah kusimpan dalam
sebaris dua baris kalimat, aku justru tidak menghasilkan apa-apa selain kalimat-kalimat
yang buruk belaka. Penyebab terbesar aku tidak bisa menulis bagus adalah karena aku sedikit sekali membaca buku-buku bagus.
Dari situlah aku memutuskan; aku harus lebih banyak membaca, sambil tetap terus
membeli buku tentunya, hahaa *teteuup :p* Mungkin boleh dibilang inilah
resolusiku di tahun 2015. Aku tidak ingin membuat resolusi atau target apa-apa
selain di tahun depan aku ingin tekun membaca
dan membaca dan membaca saja. Aku juga tidak berencana ikut #ReadingChallenge
apapun. #ReadingChallenge-ku adalah menghabiskan timbunan bukuku. Jumlahnya
mungkin ada selemari, sehingga aku tidak yakin apakah aku bisa menghabiskannya
hingga akhir tahun 2015, apalagi aku adalah pembaca yang lambat. Aku membaca
lambat karena aku membaca detail. Tapiii… kalau ada #ReadingChallenge yang kebetulan sama dengan judul-judul dalam
timbunan bukuku, aku sih ‘ayo aja’ :D
Yeah... That's the fact!!
|
Sejalan dengan itu, aku ingin mencatat detail dari
proses membacaku dalam bentuk review, karena kalau tidak begitu, aku bisa lupa
atas apa yang kubaca. Mungkin inilah salah satu proses menulisku––selain
ngeblog––yang akan rutin aku lakukan di tahun 2015, yaitu menulis detail atas
buku yang kubaca, dalam bentuk tulisan review, yang akan aku publikasikan di
blog bukuku. Siapapun bisa membaca, tapi hanya sedikit saja yang mau mencatat
detail atas apa yang dibacanya. Di atas semua itu, aku ingin berbagi dengan
mereka yang tidak sempat membaca buku yang kubaca. Mungkin mereka sulit
mendapatkan bukunya, mungkin mereka tidak menyukainya, atau banyak kemungkinan
lainnya, bahkan untuk mereka yang tidak suka membaca :D Intinya, aku ingin
membagi apapun yang sudah aku dapat dari proses membaca, melalui sebuah tulisan
review.
Salah satu keuntungan ketika aku akhirnya memiliki
blog khusus mereview buku adalah, meskipun aku memutuskan bahwa tahun depan aku
ingin membaca saja, aku harus tetap menulis detail atas buku yang kubaca,
seperti yang kusebut di atas. Untuk pencatatan atas buku yang kubaca, jumlah
tulisanku nanti bisa jadi sebanyak jumlah buku yang kubaca, bisa jadi juga
lebih banyak dari jumlah buku yang kubaca. Sebagai pembaca detail, kadang pencatatanku
atas buku tersebut tidak hanya berupa review saja. Misalnya, ketika membaca
buku Semusim, dan Semusim Lagi, aku bisa membuat tiga judul tulisan atas buku tersebut,
walaupun aku baru mempublikasikan satu judul tulisan saja :D
So, selamat menyambut tahun 2015. Apa rencanamu tahun depan
terkait dengan membaca?
16 comments
Write commentsWah sama donk kita hobi beli buku, aku juga masih punya buku yang sejak 5 tahun lalu kubeli belum sempat kubaca
ReplyDulu sebelum merit saya jg sering bgt beli buku mbak, tp skrg wuih kykny dana nya blom ada lagi hehehe... Untuk nyalurun hobi membaca, salah satunya yah blogwalking, klo mo pinjem kykny susah krn saya berada di lingkungan emak2 yg minat bacanya kurang
Replymaka, tahun depan yok kita baca :D
ReplyAku juga suka mbak blogwalking, ada keseruan yang lain saat BW, xixixiiii
ReplyTahun 2014 kurang banget membaca :(
ReplyKalau menurut saya membisakan membeli buku itu bagus kok mabk ya walaupun jarang membacanya, sebab saya juga begitu. Dan dampak positif yang saya rasakan ketika saya membuatuhkan informasi terntentu yang langsung bisa saya dapatkan dari buku-buku yang saya beli :D
Replyfighting kak eki, masi bisa dijadikan pustaka ke depannya biar bisa di baca juga sama orang lain.. hehe.. itu juga impian tina...
Replytoss lah mbak :(
ReplyYa btul sekali pak Ibrahim. tetap menyimpan buku karena suatu saat psti membutuhkannya, hehehe...
ReplyTerima kasih sudah berkunjung :)
Iya tina, Insya Allah mau dijadikan pustaka kecil-kecilan aja di rumah, ajak anak-anak tetangga untuk membaca :D
ReplyThanks tina ;)
Ide bagus, mencanangkan gerakan membaca untuk diri sendiri tahun depan saya contek idenya . Saya juga menyimpan beberapa buku yang belum kebaca karena suka kalap kalo di rak diskonan buku atau pas ke toko buku bekas.
ReplyHalo assalamualaikum, saya lagi blogwalking :)
Alhamdulillah, banyak blogger kereeeen banget mak, jadi somehow aku berpikir tulisan para blogger cihuy ini jadi substitusi buku :)
ReplySilakan dicontek mbak, semoga kita sama-sama berhasil dengan program tersebut ya, xixiii...
ReplyTerima kasih sudah berkunjung
Betuuuul sekali mb Nurul. Beberapa blogger, tulisan cihuy-cihuy euy, termasuk tulisan mb Nurul. jadi kalo lagi bosa sama buku, BW aja, hahaaa....
Replysaya mah follow dulu barukomentar ah...
Replysangat tertarik dengan judulnya, bikin penasaran masa 2014 ngga enak di pake baca buku, coba?
Terima kasih sudah follow.
ReplySoal itu, sudah saya tulis dengan sedetail-detailnya dalam postingan kok, apa maksud saya tahun yang buruk untuk membaca dan menulis.
Hayooo..belum dibaca tulisannya ya :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon