Akhir tahun, musibah datang silih
berganti. Dari mulai longsor di Banjarnegara, banjir di Bandung, kebakaran di
Pasar Klewer Solo, dan yang teranyar adalah jatuhnya pesawat Air Asia yang
terbang dari Surabaya menuju Singapura. Semoga musibah yang datang silih
berganti ini tidak membuat kita berprasangka yang tidak baik, apalagi prasangka
tidak baik terhadap Sang pemberi kehidupan.
Satu-satunya musibah yang
kenangan akannya masih kubawa sampai kini, adalah tsunami pada 2004 lalu. Di jelang
atau saat 10 tahun momentum tsunami beberapa hari lalu, bertebaran kembali
kisah-kisah yang menyertai kisah musibah tersebut. Kisah yang kalau boleh aku
bilang, nyaris diulang-ulang saat momentum peringatan tsunami. Meski
diulang-ulang, rasanya tetap tak pernah usang.
Aku juga menemukan beberapa foto epik,
bukan fotoku, tapi ingin kuabadikan dalam blog ini. Here it is. These photos will tell a lot for you!
Aku perkirakan ini di daerah Peukan Bada, Aceh Besar |
Melihat dari bentuk jalan dan pembatas jalan, sepertinya daerah ini ada Lhoknga, Aceh Besar. |
Ini kemungkinan besar di Meulaboh, Aceh Barat. |
Salah satu sisi Kota Banda Aceh |
Sekarang,
lihatlah Mesjid Raya Baiturrahman dari berbagai angle, dulu dan sekarang.
Mesjid Raya adalah jantungnya kota Banda Aceh, berada tepat di tengah-tengah
Banda Aceh
Dan, foto terakhir adalah foto
yang paling aku suka di antara foto-foto yang lain. Aku rasa, ini cukuplah
menjawab atas isu yang dihembuskan pihak luar terhadap Aceh; Intoleransi
Lokasi: kuburan massal terbesar di Aceh; Siron, Aceh Besar. On December 26 every year, they came here. Khusus foto terakhir, aku pinjam dari fecabook Junaidi Hanafiah. Terima banyak sudah memotret ini. |
10 comments
Write commentsentah mengapa, setiap kali bersinggungan dgn tsunami Aceh, air mata saya selalu menggenang......
Replymrinding liat foto-fotonya mbak :')
ReplyYang terlihat jelas dari semua foto adalah dimana,,, Rumah Allah tidak hancur dalam Musibah Tsunami :)
ReplyIya mbak santi, masih sedih sampe sekarang :(
ReplySemoga berkenan mbak
ReplyIya mas irfan. Subhanallah
Replysungguh keajaiban dari sang Kuasa ya mbak bahwa masjid di banda aceh itu tidak menaglami rusak apapun akibat tsunami, sedangkan yang lain hancur luluh lantak :D
Replysepuluh tahun bukan waktu yang singkat ya mba :'(
Replytapi alhamdulillah semua sudah bisa dikenang sebagai salah satu perjalanan hidup yang luar biasa
Iya Pak Ibrahim. Tidak hanya mesjid Raya Baiturrahman, beberapa mesjid lainnya juga ada.
ReplyBetul mbak, kenangan yang akan selalu hadir, mungkin sampai nanti
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon