Teacher’s
Day di Thailand diperingati setiap awal tahun
ajaran baru. Tidak ada ketetapan setiap tanggal apa atau hari apa diperingati setiap
tahunnya, yang penting awal tahun ajaran baru. Itulah sebabnya kenapa Teacher’s
Day tidak menjadi bagian dari tanggal merah–yang nobene adalah hari-hari
besar–di kalender Thailand. Meski demikian, Teacher’s Day termasuk salah
satu hari besar di Thailand, lho. Cuma ya itu, tidak termasuk tanggal merah.
Sebab pertama, mungkin karena bisa jadi awal tahun ajaran baru bisa jadi
berubah suatu saat, dan sebab kedua mungkin karena Teacher’s Day
diperingati di kampus-kampus atau sekolah-sekolah yang mana mengharuskan
siswa-siswinya untuk tetap datang ke sekolah, meskipun tidak belajar. Dan untuk
kegiatan perkantoran, karena bukan tanggal merah, sudah tetap tidak libur juga.
Peringatan Teacher’s Day di Thailand memang lebih sering berfokus di
sekolah-sekolah atau kampus.
Sebagai
tambahan informasi lagi, Teacher’s Day di Thailand juga tidak
diperingati serentak di seluruh Thailand meskipun penandanya adalah awal tahun
baru. Misalnya tahun ini, awal tahun ajaran baru itu awal bulan Agustus, nah
sekolah-sekolah atau kampus di seluruh Thailand memperingati Teacher’s Day
di hari-hari di bulan Agustus kemarin. Intinya, tanggalnya beda-beda,
tergantung kapan sekolah atau kampusnya sempat. Hari dan tanggal kampus saya
mengadakan peringatan Teacher’s Day Agustus lalu, berbeda dengan
kampus-kampus di Bangkok misalnya, atau daerah-daerah lain di Thailand.
Melihat
kemungkinan sebab pertama (tahun ajaran baru bisa jadi berubah suatu saat),
kiranya ini terbukti benar adanya. Tahun ini peringatan Teacher’s Day
jatuh pada bulan Agustus, bulan di mana tahun ajaran baru tahun 2015 dimulai.
Saya ingat ketika pertama kali saya datang ke Thailand, Teacher’s Day
diperingati di bulan Juni, awal tahun ajaran baru tahun itu. Sekarang sudah
bergeser ke bulan Agustus. Perubahan ini terkait dengan adanya kebijakan baru
ASEAN yang sedang menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di mana salah
satunya adalah semua negara ASEAN akan menyamakan waktu pelaksanaan tahun
ajaran baru.
Beberapa
sumber menulis bahwa Teacher’s Day diperingati setiap tanggal 16
Januari, tetapi di kampus saya dan kampus-kampus lainnya, peringatan Teacher’s
Day selalu mengikuti awal tahun
ajaran baru.
Teacher’s
Day adalah Kegiatan Umat Buddha?
Ada
yang berpendapat bahwa Teacher’s Day di Thailand adalah bagian dari
kegiatan agama Buddha. Ini yang bilang memang dari kalangan Muslim Thailand
sendiri. Itulah kenapa gaung Teacher’s Day tidak sampai ke daerah-daerah
seperti Pattani, Yala, dan Narathiwat. Karena mereka memang tidak–lebih
tepatnya tidak mau–memperingatinya.
Memang
sih, jika melihat proses peringatan Teacher’s Day itu sendiri, agaknya
saya setuju bahwa hari besar tersebut merupakan bagian dari kegiatan agama
Buddha. Tetapi tidak semunya kok. Esensi utama dari Teacher’s Day adalah
memberi respek kepada Ajarn. Guru
dalam bahasa Thailand disebut Ajarn.
Dalam hal ini, di kampus-kampus, Ajarn
adalah seorang dosen, yang mana hirarkinya lebih tinggi dari guru sekolah.
Dalam hirarki agama Buddha di Thailand, posisi Ajarn berada di bawah monk
(biksu). Buddha – Raja – Monk – Ajarn ß
begitu urutannya dari atas hingga ke bawah.
Dalam
prosesi peringatan Teacher’s Day, memang didominasi oleh banyak kegiatan
yang merujuk pada kegiatan keagamaan agama Buddha. Dan karena ini identik dengan perayaan Umat
Buddha, umat Muslim Thailand biasanya jarang mau terlibat atau ikut
merayakannya. Dalam pandangan saya sebagai pendatang di sini, ritual Buddha
malah hanya sedikiiit saja, yaitu di awal saja waktu pembukaan acara.
Selebihnya adalah hakikat dari perayaan Teacher’s Day itu sendiri yaitu
memberi respek dan penghormatan kepada guru.
Bunga-bunga di Teacher’s Day
Yang
identik dari Teacher’s Day hari ini akan banyak sekali rangkaian bunga yang
disusun di atas cerana berbentuk emas. Rangkaian bunga-bunga tersebut dibawa
oleh siswa/mahasiswa kepada guru-guru mereka. Tetapi memang orang Thailand suka
menyediakan rangkaian bunga sih setiap kali mengadakan acara apapun.
Tetapi
di Teacher’s Day, bunga khas yang wajib ada hari itu adalah bunga jarum.
Itu lho, yang warna merah gambar di atas. Benar nggak sih namanya bunga jarum?
Di tempat kami disebut bunga jarum :D Selain itu ada bunga rumput dan bunga
terong. Bunga jarum, menurut folosofi Buddha di Thailand bermakna untuk
keluasan akal.
Sungkem
Sama Ajarn
Yang
tak boleh ketinggalan lagi dalam acara Teacher’s Day adalah tarian
Thailand. Saya lupa nama tarian ini apa karena namanya panjaaaang sekali :D
Selagi
prosesi awal, mahasiswa internasional, terutama yang non-Buddha, cukup duduk saja
dulu sambil menunggu para Ajarn selesai melakukan penghormatan di depan frame foto
Raja. Bagi rakyat Thailand, Raja adalah
titisan sang Buddha. Jadi jangan heran jika melihat mereka seperti sedang
sembahyang di depan foto atau patung raja sambil memegang hio.
Mahasiswa
bachelor biasanya akan menyanyikan sebuah lagu dalam Bahasa Thailand
yang berisi puji-pujian terhadap Buddha dan Ajarn.
Setelah
itu barulah masuk ke acara inti dari Teacher’s Day yang mana acara inti ini
juga identik dengan kegiatan agama
Buddha. Setelah berdoa di depan foto raja, mereka berjalan dengan lutut sambil menunggu antrean untuk menghadap Ajarn, lalu menyerahkan cerana yang berisi rangkaian bunga kepada Ajarn. Kemudian mereka duduk bersila. Cara duduknya, kalau boleh saya bilang, seperti cara duduk
abdi dalem saat menghadap Raja/Sultan :D Duduk membungkuk dan kedua kaki dibawa
ke salah satu sisi. Terakhir barulah mereka menundukkan kepala dalam-dalam,
sampai nyaris menyentuh lantai sambil menyerahkan rangkaian bunga untuk Ajarn.
Di
bagian ini, kami juga diminta ikut serta lho. Tetapi tentu saja caranya agak sedikit
berbeda. Kami hanya cukup memberikan rangkaian bunga saja untuk Ajarn,
tanpa harus duduk bersila membungkuk dengan posisi menyembah seperti itu.
Apalagi buat yang Muslim, tidak boleh menyembah manusia. Posisi kami cukup
dengan setengah berdiri dengan lutut yang ditekuk, lalu cipika cipiki deh
dengan Ajarn. Sudah, gitu aja :D
Tali
Pengikat Sebagai ‘Mantra Cinta’
Setelah
semua prosesi selesai, barulah masuk ke sisi terakhir yaitu mendatangi semua Ajarn
lalu sungkem. Sungkemnya sama dengan posisi sebelumnya, kok. Duduk bertekuk
lutut. Itu karena Ajarn-nya duduk di kursi.
Tiap
datang ke satu Ajarn, akan mendapat satu tali seperti ini. Talinya
diikat di pergelangan tangan.
Saya sedang diikat dengan tali cinta oleh advisor saya, Ajarn Weena Chanchong
Semakin banyak Ajarn yang dijumpai, maka
semakin banyak juga tali di pergelangan tangan. Sambil mengikat tali di
pergelangan tangan, biasanya Ajarn akan memberi ‘mantra cinta’. Semacam make
a wish gitu, tetapi make a wish-nya ditujukan kepada murid-murid
mereka. Macam-macam isi ‘mantra’nya. Dari mulai kata-kata penyemangat dalam
menuntut ilmu, tidak mudah berputus asa dalam menuntut ilmu, dan harapan semoga
siswanya bisa selesai tepat waktu.
Manis
sekali ‘mantra cinta’nya, bukan?
Begitulah
prosesi pelaksanaan perayaan Teacher’s Day di Thailand. Menarik dan
unik.
Terkadang, kita sesekali perlu membaur dengan tradisi orang luar. Melihat dan mengambil hikmahnya. Dengan
banyak mempelajari kebudayaan di tempat orang lalu mengambil hikmahnya, ini
akan membuat pikiran kita lebih terbuka dalam hal menyikapi perbedaan.
Learning about other country’s culture is so much fun. Understanding their culture and heritage is the fastest way to understand the spirit of that country.― Princess Shin Chae-Kyung, Goong.
20 comments
Write commentsmak, habis baca ini aku langsung browsing "kapan Teachers-Day" di Indonesia :D
ReplyBudayanya masih kuat banget ya Thailand
Wah ya ampun, serunya ikutan peringatan hari guru di sana :) aku juga suka oas lihat foto banyak yang pake jilbab juga ikutan walaupun kayak mbak Eky tulis, tetap ada batasannya ya :)
Replyunuk acaranya :D
ReplyTergantung pemahaman masing2 ya. Tapi kalau menurut saya yang baru mengetahui Teacher's Day sekarang, acara ini bagus sbg penghormatan thp guru. Adapun ritual Budha yang ada di perayaan ini bisa kita hindari bukan?
ReplyBelajar bahasa tak sekedar bahasa, tapi juga budaya. Itu yang saya dapat dari teman-teman komunitas Polyglot. Bahasa mewakili sejarah dan budaya serta kearifan lokal setempat. Tulisan ini saya rasa rangkuman yang bagus Kak untuk study experience nya di Thailand. Dengar-dengar udah kelar ya...
ReplyJadi kalau di Thailand berupa Frame foto raja ya.... baru tahu kalai rakyat Thailsnd menganggap raja titisan Budha. :)
ReplyCoba di Indonesia hari gurunya seperti ini
ReplyKak...Siswi-siswinya seksi-seksi kali yaaa. Ngeri..hehehe
ReplyTeacher's Day di Indonesia kan hari Guru ya mbak, hehehe...
ReplyIya mbak, masih kental banget budaya mereka. Yang muda-muda juga masih menghargai budayanya :D
Iya mas Yan, ikut tapi tetap membatasi, hehee
ReplyAgree Zahra :ng
ReplyBetul sekali Azhar. Belajat bahasa juga bisa digunakan untuk mempelajari budaya. Makasih ya atas sharing experience-nya.
ReplyInsya Allah akan selesai tahun ini :D
Betul mbak. Foto raja di mana-mana mah di sini :D
ReplyHahahaaaa.... Ternyataaa... Darma perhatiannya sama siswi-siswi aja.
ReplyIya, rok mereka pendek-pendek yak :D
Duduk bersila membungkuk dengan posisi menyembah seperti itu yang mungkin menyebabkan kegiatan ini ditolak oleh kalangan muslim Thailand ya mbak. Selain tentunya karena beberapa bagian berisi ritual umat Budha :)
ReplyKalau melihat dari sisi esensinya memang tak keliru :)
Bunga-bunga di cenaranya cantik2. Indah.
Wah seru & bikin haru ya teacher's day disana. Disini hari guru mlh eksklusif dirayain para guru dg PGRI. Murid2 plg ngisi acaranya nari, atau malah ditinggal aja di sekolahan.
ReplyKeren juga ya hari guru di Thailan. izin repost di "blog dmathholic" sumber pasti di tampilkan, bolehkah :)
ReplySilakan, tapi jangan kopas artikelnya yaa :D Makasih
ReplyIya mbak, memang bagian ritual agama Buddha ini mbak rien. Tetapi seru bisa belajar dan melihat langsung. Kalau orang Thailan kan malas terlibat karena sudah tiap tahun juga mereka lihat, kan. Kalau non-Thailand, kapan lagi ka, yaaaa, hehehee...
ReplyBeda-beda ya mbak Lusi, hehee
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon