Indonesia, the Pearl of Khatulistiwa


Credit Pic

Indonesia kaya dengan beragam budaya, namun di sektor wisata, Malaysia lebih berhasil mem-branding “Truly ASIA”. Kira-kira apa ya branding yang cocok untuk Indonesia? Buat tagline, dan jelaskan kenapa tagline itu cocok untuk Indonesia di kawasan ASEAN.

            Saya termasuk yang setuju dengan pernyataan di atas. Ya, kita memang memiliki ragam budaya yang kaya, sayangnya sedikit orang luar Indonesia yang kenal dengan Indonesia. Dengan cuma menyebut Indonesia aja lho ya…boro-boro ngomongin tentang budaya. Sependek pengalaman saya, orang-orang luar mengidentikkan Indonesia itu dengan Bali. Yang lebih parah, bahkan ada yang mengira Bali adalah sebuah sebuah negara yang berdiri sendiri. Haloooo…hare gene masih nggak tau Bali itu ada di mana, ke laut aja kali ya :D

Selama tinggal di Thailand, saya dan teman-teman mahasiswa Indonesia sering dikira orang Malaysia. Meski berulang kami menyebut bahwa kami ‘Indonesia’. Orang Thailand bukannya tidak tahu Indonesia, tapi ketika melihat kami dengan busana muslimah dan kerudung di kepala, jadinya dikira Malaysia. Khusus saya, sebagai orang Aceh, hal yang paling mudah diingat adalah bahwa di Aceh pernah ada bencana dahsyat bernama tsunami. Di semester pertama, kelas saya kedatangan dosen tamu yang khusus mengajar di universitas saya selama satu semester. Namanya Mrs. Margareth Purnell. Ketika berkenalan dengannya, saya menyebut Indonesia. Sebagai seorang professor, dia tau Indonesia, yeah..sebatas tau aja. Dia tanya Indonesia saya di mana? (karna yang dia tau Bali).  
So, you come from Aceh, right? I know this place because of tsunami.”
Yaelaaah…
***

Gimana ya supaya kita bisa kayak Malaysia dan Thailand? Mereka benar-benar sukses dengan tagline ‘Malaysia Truly Asia’ dan ‘Amazing Thailand’. Kita juga punya sebenarnya, ‘Wonderful Indonesia’. Tapi entah kenapa tagline Indonesia ini terasa kurang gaungnya, bahkan di dalam negeri. Banyak faktor yang menyebabkannya, di antaranya; masyarakat yang nggak peduli, dan pemerintah serta pihak-pihak yang terkait yang kurang maksimal melakukan promosi. 

Indonesia, the Pearl of Khatulistiwa
Terkadang, kita perlu iri melihat Malaysia yang sukses dengan branding 'Malaysia, Truly Asia'-nya. Iri yang positif lho, ya. Dengan iri yang positif ini, kita harus punya tekad yang kuat yang jangan hanya setara dengan Malaysia, tapi kalau bisa lebih. Ngimpi bisa begini? Ah, nggak juga. Mungkin, berat iya menyaingi branding yang udah melekat kuat, bukan tidak mungkin kan? Dan soal sebuah nama untuk tagline Indonesia, saya kok kurang sreg ya dengan  tagline pake kata 'Asia'. Ntar dikira kita ikut-ikutan mereka gitu lho...
Indonesia, Pearl of Khatulistiwa menggambarkan bahwa Indonesia adalah sebuah surga di bentang garis khatulistiwa. Semua surga ada di sini; surga budaya, surga kuliner, surga pantai, dan lain-lain. Bangganya Indonesia karena berada di garis Khatulistiwa, seharunya menjadi daya pikat wisatawan untuk datang ke sini. 
“Ini lhoo…Indonesia, Zamrud Khatulistiwa, negeri yang kaya. Ikan di lautan kami melimpah, hutan kami rindang dan hijau, matahari selalu bersinar sepanjang tahun, udara kami bersih,..bla..bla..bla..”
Dan, itu adalah tanggung jawab kita bersama.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

5 comments

Write comments
29 Agustus 2013 pukul 02.57 delete

Suka dengan gaya tuturnya Eqi. Semoga menang, saya jagokan deh :D oh ya ganti taglinenya jadi The Pearl of Equator atau Emerald of Equator aja. Halaah tapi gak enak di telinga ya. Beda dgn Malaysia Truly Asia ada rimanya:)

Reply
avatar
29 Agustus 2013 pukul 03.02 delete

Waah...mbak Lina cepet banget komennya, xixixiii...
Tapi saya nggak suka ada 'Asia'nya mbak Lia, terkesan ikut-ikutan Malaysia.
Mending ikut-ikutan Uganda deh; Uganda, The Pearl of Afrika :D

Btw, kayaknya tetap berima kok mbak; Indonesia, The Pearl of Khatulistiwa

:D

Reply
avatar
Ade Anita
AUTHOR
29 Agustus 2013 pukul 08.24 delete

tapi khatulistiwa itu kan bukan bahasa Inggris.. nanti si bule nanya lagi khatulistiwa itu apa? aku setuju dengan idenya LIna.. Pearl of Equator.. tapi untuk menggiatkan turis domestik taglne pearl of khatulistiwa lebih eksotis sih

Reply
avatar
Milo
AUTHOR
29 Agustus 2013 pukul 10.54 delete

jadi mirip ama slogannya Laos, The Pearl of Mekhong.

Reply
avatar
29 Agustus 2013 pukul 15.53 delete

Mbka Ade: sebenarnya aku lebih setuju the peral of Equator, biar orang luar tau, tapiii..kayaknya kok kedengarannya gak indah ya, xixixiii...

Milo:
iMirip Uganda (kalo gak salah) juga; 'The Pearl of Africa :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky