Kenapa Dia Jatuh ke Bak Air?


Seri komik `Lucky Luke` adalah--sejauh ini--bacaan favorit putraku, Abel, dari semua bacaan yang ada di rumah kami. Saking sukanya, dia baca buku satu-satunya seri  tersebut hingga beberapa kali. Dari 61 judul seri Lucky Luke, kami hanya baru membelikannya satu judul, dan itu sudah beberapa bulan lalu. Waktu itu ada diskon Gramedia di kota ini. Itu hanya coba-coba sebetulnya--takut dia tidak suka, jadi beli satu dulu, begitu kupikir saat itu--ternyata, dia sangat menyukainya, dan sampai sekarang aku belum sempat membeli judul-judul lain dari seri tersebut sebagaimana permintaannya. Dia berkata dia ingin memiliki 60 judul lainnya.

Kemarin aku baru menyelesaikan bacaan dengan puas. Sebuah novel terjemahan karangan penulis perempuan India yang tinggal di Amerika (coba tebak siapa?). Buku-buku bagus akan selalu membuat pembacanya merasa puas. Lalu aku ingin meneruskan bacaan yang ringan sebelum melanjutkan ke buku lain, komik misalnya. Sebagai selingan.

Jadi aku bacalah komik Lucky Luke milik putraku. Kemarin dia baru saja membaca komik tersebut untuk ke seratus sembilan puluh sembilan kalinya. Oke, ini lebay, sebenarnya, mungkin, tidak sebanyak itu :D

Lucky Luke adalah tokoh utama seri Lucky Luke, seorang coboy pemberantas kejahatan.
Mungkin karena ini bacaan yang sangat `laki-laki` sekali, maka putraku menyukainya. Jangan coba memberinya seri KKPK--yang mana kebanyakan ditulis oleh anak-anak perempuan Indonesia dan kebanyakan dari sudut pandang tokoh perempuan--jangan, dijamin dia tidak akan membacanya.

Singkat cerita, aku selesai membaca salah satu seri Lucky Luke tersebut dengan hasilnya; aku nggak mudeng.

Kukatakan pada putraku bahwa makin ke ending, aku tidak mengerti jalan ceritanya dan aku bingung dengan endingnya. Putraku bilang; "Tak apa, baca saja, kayak aku. Ini mungkin karena ceritanya di New York, makanya Bunda nggak ngerti."

Appaa?? Dia benar-benar sudah meremehkanku! Hei, beberapa menit lalu aku baru saja membaca buku dari penulis India dengan setting di Amerika, lho.

Sebenarnya, tampaknya dia juga punya satu bagian kecil yang tidak dipahaminya, lama sebelum ini. Bukan soal ceritanya, tapi ada gambar cerita yang sepertinya terpotong. Kenyataan ini aku ketahui setelah selesai membaca komik tersebut. Dia membacanya lagi begitu aku selesai membaca komik tersebut dan menunjukkan padaku bagian gambar yang tidak dia mengerti. Mungkin dia berkata; ibuku sudah membaca komik ini, inilah saatnya menunjukkan bagian yang tidak aku mengerti.

Sesungguhnya, aku juga mengalami hal yang sama dengannya terhadap bagian yang ditunjukkannya, namun aku mengabaikannya.

"Lihat gambar ini Bunda! Seorang laki-laki sedang berjalan masuk ke kafe. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba bisa terjatuh ke dalam bak air di sampingnya?"

Jadi di situ ada adegan, Luke keluar dari sebuah kafe setelah bercakap-cakap dengan seseorang. Lalu Luke keluar dari kafe karena ingin merencanakan  sesuatu. Saat keluar, Luke berpapasan dengan seorang laki-laki lain yang tampak ingin masuk ke kafe sambil dia menyapa Luke. Di gambar selanjutnya, tiba-tiba saja laki-laki tersebut jatuh ke dalam sebuah bak air yang berada di depan kafe. Jadi, tidak ada angin tidak ada hujan, kok laki-laki tersebut tiba-tiba bisa ke dalam bak air yang berada sekitar semeter di sampingnya sementara dia melangkah dengan tegap ke arah depan menuju kafe.

Aku melihat ke bagian tersebut. Iya, ya, kataku. Tanpa mau berpikir, aku melanjutkan; "Mungkin ada bagian gambar yang terpotong. Mungkin penulisnya silap. Atau penerbit yang di Indonesia yang silap."

Beberapa menit kemudian, setelah jawabannya ditemukan oleh putraku, aku harus meralat kembali pernyataan konyol tersebut. Penulis komik Lucky Luke silap? Yang benar saja! Penerbit Elex Media--yang sudah puluhan tahun berpengalaman menerjemahkan dan menerbitkan komik-komik keren mancanegara--kukatakan silap? Mungkin isi kepalaku yang harusnya diperiksa.

Dan tampaknya dia memang tidak puas dengan jawabanku yang asal tadi. Dia lihat berulang-ulang potongan-potongan gambar sebelum bagian yang tidak dimengertinya, bagian yang mungkin sudah seratus sembilan puluh sembilan kali dibacanya. Dia hubungkan dengan bagian yang tidak dimengertinya. Sampai lima menit kemudian dia berteriak; "Aha, aku paham sekarang. Mari kita lihat lagi Bunda."

Kami melihat bersama gambar tersebut, lalu putraku berkata; "Laki-laki ini nggak jatuh secara tiba-tiba. Dia terjatuh karena didorong oleh Luke. Luke mendorongnya karena Luke sedang marah. Mereka kan sedang berpapasan, dan saat Luke mendorong laki-laki tersebut, posisi mereka pas di samping bak air."

Aku memerhatikan secara saksama, dan kemudian ikut-ikutan ber`Ahaaa` juga sambil tepok jidat. Kenapa aku bisa sebodoh ini? LOL.

Aku tidak mencari jawaban seperti dia melakukannya. Kenapa aku sampai melewati bagian terpenting di bagian sebelumnya? Di bagian sebelumnya jelas-jelas terlihat Luke marah besar (ini komik berwarna, tapi pada bagian Luke marah, itu ditunjukkan dengan warna merah semuanya, dari topi, badan hingga meja yang dibantingnya juga berwarna merah--padahal mejanya warna coklat, topinya putih, bajunya kuning, dan celananya biru). Bukankah ketika orang sedang marah, orang bisa melakukan apa saja? Termasuk seperti apa yang dilakukan oleh Luke terhadap laki-laki yang menyapanya di depan kafe.

Endingnya, kami--lebih tepatnya dia--bahagia karena berhasil memecahkan sesuatu yang membuat bingung, seolah-olah kami--lebih tepatnya dia--baru saja memecahkan sebuah kode rahasia yang rumit.

Terus terang, aku senang dia sudah lebih kritis dari sebelumnya, saat membaca sebuah buku. Dia mulai bertanya tentang logika. Karena inilah inti dari membaca; berpikir. Kalau sekadar membaca teks, mungkin semua orang bisa melakukannya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Hani Sahid
AUTHOR
25 Juni 2016 pukul 21.48 delete

Ass.wr.wb
Saya baca postingan Anda ttg sholat Ied di Thailand.. saya mau tanya , kalau di Chiangrai , sholat Ied nya dimana ya? Saya hanya tahu masjid Darunaman Chiangrai. Terima kasih
Wass.wr.wb

Reply
avatar
satria
AUTHOR
18 Juli 2016 pukul 02.43 delete

komik mah kadang gak berurutan ya kan ya...

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky