Thailand I Am in Love


Dari sedikit kawasan di Thailand yang pernah saya datangi, manakah yang paling saya suka dan membuat saya ingin mengunjunginya lagi? Kalau boleh jujur, saya ingin bilang kalau saya menyukai semuanya. Dari Narathiwat, provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia, hingga ke Bangkok. Sayang sekali, saya belum sekalipun melakukan travelling ke kawasan Nourthen Thailand. Yang membuat saya suka adalah karena melakukan perjalanan di sepanjang kawasan negara gajah ini termasuk nyaman dan aman. Saya berani melakukan perjalanan sendiri ke mana-mana, naik kereta api malam ataupun bis. Ya, andalan saya dan keluarga selalu kereta api atau bis karena lebih murah :D Bangkok lebih ramah buat saya daripada Jakarta, saya juga lebih suka Bangkok dibanding Kuala Lumpur meskipun Kuala Lumpur sudah seperti rumah kedua buat saya.

Intinya saya cinta negara ini dengan segala kekhasannya. Ini tidak ada hubungannya dengan soal cinta tanah air atau tidak. Cinta saya kepada negara Raja Bhumibol Adulyadej ini tentu berbeda dengan cinta saya kepada negara saya sendiri. Seperti seorang ibu yang mencintai dua anaknya. Masing-masing anak tetap mendapat cinta 100 % dari ibunya, bukan 100 % yang dibagi dua atau dibagi berapapun *sedang sok berfilosofi :p.

Di Thailand,  saya punya banyak tempat favorit yang saya berharap saya bisa datang lagi ke sana. Tidak bisa saya sebut satu persatu karena semuanya suka, sih. Kalau di kawasan selatan, bisa saya sebut salah satunya adalah Pattani. Hei, jangan ketawa dulu ketika saya menyebut Pattani. Saya punya alasan kenapa saya suka Provinsi Pattani dan provinsi-provinsi di sekitarnya seperti Narathiwat, Yala, atau Satun. Ups, saya baru ingat, saya belum pernah ke Yala. Nama-nama provinsi yang saya sebut barusan adalah daerah ‘istimewa’ bagi Kerajaan Thailand. Penduduknya adalah mayoritas Muslim dan punya ‘urusan’ politik dengan Kerajaan Thailand *if you know what I mean*.   

Saya sering melakukan perjalanan ke Provinsi Pattani. Terkesan aneh memang, di saat banyak orang asing atau wisatawan tidak begitu suka datang ke Pattani, saya malah mau datang lagi dan lagi :D

Bagi sebagian orang asing yang tinggal di Thailand, datang ke Provinsi Pattani atau Narathiwat dirasa agak ngeri-ngeri sedap. Dua Provinsi ini memang dikenal sebagai daerah basis konflik karena adanya gerakan separatis.

Ketika memasuki kawasan Pattani atau Narathiwat, suasana langsung terasa berbeda. Sinyal handphone langsung tidak aktif. Kalau ingin tetap aktif, sebelum berangkat bisa melapor terlebih dahulu ke providernya agar tetap aktif  saat tiba di Pattani.  Di jalan-jalan utama terpasang jaring kawat di setiap 1 km dengan pos penjagaan polisi. Kendaraan yang melewati pos penjagaan ini mestilah melalui pemeriksaan terlebih dahulu, baru kemudian melanjutkan kembali perjalanannya. Sebagai orang yang tinggal di provinsi di Indonesia yang pernah berkonflik, ini adalah pemandangan biasa buat saya, bahkan belum seberapa. Tetapi saya tidak berani mengambil foto. Walaupun ini belum seberapa mencekam sebagaimana Aceh, tetapi bukan negara saya. Nggak mau ambil risiko, misal tiba-tiba disuruh turun dari angkutan, lalu disekap di penjara. Huwaaaaa…
Kota di Pattani. Bebas macet. Suasananya persis seperti di Aceh
Salah satu pantai di Provinsi Narathiwat. Putra saya senang sekali bermain di pantai
Berada di Pattani atau Narathiwat , saya merasa sedang pulang ke kampung halaman di Aceh. Mesjid ada di mana-mana. Berbeda dengan kota tempat saya tinggal, mesjidnya jauh dari tempat saya tinggal.  Lama tidak mendengar suara azan yang langsung dikumandangkan dari mesjid bukan hal aneh lagi.

Pattani benar-benar mirip Aceh, baik secara latar belakang sejarah panjang konfliknya maupun nuansa relijiusitasnya. Suasana di ibukota Pattani terlihat lebih tenang, lalu lintas tidak begitu padat, dan kotanya tidak begitu ramai. Berbeda dengan Hatyai yang hectic.

Terakhir saya jalan ke Pattani itu adalah bulan lalu. Tidak menyengajakan untuk datang sebenarnya karena saya juga sedang siap-siap untuk beresin ini itu. Kebetulan ada kelompok pengajian di kampus saya yang mengadakan jalan-jalan reliji ke Pattani, dan saya duluan ngacung untuk bergabung.  See? Bahkan di saat-saat mau pulang seperti ini, sempat nggak sempat, saya sempatkan untuk ke Pattani.

Ohya, satu lagi tempat yang ingin saya kunjungi lagi adalah Krabi dan Phi Phi Island (Phi Phi Island termasuk dalam Provinsi Krabi, jadi cukup saya sebut Krabi saja). Saya baru sekali ke Krabi dan berharap bisa datang lagi ke sana. Krabi adalah tempat yang sangat memanjakan wisatawan. Krabi saat ini mungkin lebih kurang sama populernya seperti Phuket, tetapi jangan kaget kalau saya katakan kalau di Krabi terdapat lebih banyak muslim, lho. Mungkin jumlahnya tidak sedominan Pattani atau Narathiwat atau Yala atau Satun, tetapi untuk kawasan yang makin menjauh dari selatan seperti Krabi, mana banyak bule lagi, ini adalah hal yang menyenangkan, buat pejalan Muslim tentunya :D Menariknya, mereka tidak tabu terhadap turis asing, bahkan sebaliknya, mereka sangat welcome kepada siapapun. Harmonisasi kehidupan beragama dan kegiatan pariwisata berjalan dengan baik.  Tampaknya hal ini disadari betul oleh semua pihak bahwa maju dan populernya daerah-daerah wisata seperti Krabi atau Phuket adalah aset yang harus dijaga bersama.

Phi Phi Don, salah satu pulau di Phi Phi Island yang ada penduduknya
Kiranya, kementerian pariwisata Indonesia atau dinas pariwisata di Aceh perlu belajar pada Thailand tentang bagaimana mereka mengemas alam mereka menjadi tempat wisata incaran orang-orang di dunia dan menjadi pemasukan tersendiri bagi masyarakatnya. Sehingga ke depan, orang asing tidak hanya tahu bahwa Indonesia hanyalah Bali. Padahal alam Indonesia itu, menurut saya, lebih indah daripada alam di sini. Indonesia itu surga.  Iya nggak, sih?

Jadi inti tulisan ini apa? Intinya ini hanya curhat saja, lol.

Selamat Hari Raya Idul Adha. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

35 comments

Write comments
Dian Radiata
AUTHOR
23 September 2015 pukul 21.12 delete

Iya mbak, Thailand termasuk aman. Saya pernah jam 12 malem turun dari bis, dipinggir jalan yang saya ga tau itu dimana... trus disamperin tukang ojek, dianterin cari penginapan sampe dapet. Ongkos ojeknya pun wajar, bukan yang aji mumpung karena saya pendatang...
Trus saya pernah juga diajak nginep di salah satu muslim village di Krabi ngerayain idul adha, ama orang yang baru kenal. Eh momennya pas nih. Posting ahh... Mengenang idul adha di Thailand ;)

Reply
avatar
Dian Radiata
AUTHOR
23 September 2015 pukul 21.12 delete

Iya mbak, Thailand termasuk aman. Saya pernah jam 12 malem turun dari bis, dipinggir jalan yang saya ga tau itu dimana... trus disamperin tukang ojek, dianterin cari penginapan sampe dapet. Ongkos ojeknya pun wajar, bukan yang aji mumpung karena saya pendatang...
Trus saya pernah juga diajak nginep di salah satu muslim village di Krabi ngerayain idul adha, ama orang yang baru kenal. Eh momennya pas nih. Posting ahh... Mengenang idul adha di Thailand ;)

Reply
avatar
Bai Ruindra
AUTHOR
23 September 2015 pukul 21.53 delete

Pengen deh sampai ke Thailand :)

Reply
avatar
echaimutenan
AUTHOR
23 September 2015 pukul 23.46 delete

thailaaanddd...tunggu aku mauuu kesana :")
*edisi mupeng

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 00.08 delete

Pengen banget ke Thailand. Semoga bisa menjelajah daerah selatannya. ira.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
24 September 2015 pukul 04.59 delete

Nambah itinerary references lagi kalau ke Thailand, aku tahunya baru soal Bangkok... dan Phuket (?)

Yaaah, buat itinerary kapan-kapan :D

Reply
avatar
Memez
AUTHOR
24 September 2015 pukul 09.09 delete

Saya pernah honeymoon ke Thailand tahun 2010, saat itu Thailand sedang chaos, ada bentrok massa kaus merah dan kaus kuning. Tapi... wisatawan tetap nyaman. Demonya ngga termasuk kategori mengganggu... Yup saya setuju banget kalau Thailand itu lebih aman dan nyaman.

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 15.18 delete

kalau mirip aceh, mending main ke aceh dong? :D Eh, tapi lebih murah ke thailand ya?

Reply
avatar
Lia Harahap
AUTHOR
24 September 2015 pukul 20.24 delete

Wah, aku cuma baru ke Bangkok aja, Mbak. Mudah-mudahan bisa main-main ke daerah lain :)

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.20 delete

Mbaaaaaaak, dirimu beruntung mabk perna menginap di salah satu rumah muslim di Thailand, apalagi menjelang Hari Raya. Akuuuu beum pernah, hahahaaaa....
Keren mbak pengalamanmu, akan menjadi kenangan tak terlupakan tentunya yak

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.23 delete

Ayo bai, kan dekat dari Aceh :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.24 delete

Semoga mb Echa bisa kesampaian juga ke sini yak. Aamiin :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.26 delete

Siip. Semoga bermanfaat yak :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.30 delete

Wah, benar sekali itu mba/mas Memez. Chao yang terjadi baru-baru ini (tahun 2013) juga gak memengaruhi jumlah wisatawan. Mereka bentrok sesama mereka saja. kan kalaupun ada demo di daerah-daerah lain, demonya tertiiiiib banget. Nggak anarkis.
Makasih sudah berbagi pengalamannya yak. jadi ada ide mau menuliskan hal ini ke depan :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.31 delete

Iyaaaa, mending ke Aceh. Etapi itu kan memang kampung saya itu, hahaa

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.35 delete

Semoga mbak. Makasih sudah berkunjung :D

Reply
avatar
25 September 2015 pukul 09.23 delete

pingiinnn sampai sinii... bahasa di Thailand apa ya mba ecky?

Reply
avatar
Dwi Puspita
AUTHOR
25 September 2015 pukul 10.41 delete

mbak aku pengen banget ke Thailand...kalo dari aceh agak murahan ya kesananya mbak...

Reply
avatar
25 September 2015 pukul 14.09 delete

nyaman banget yah mba pantainya kalo dikelola dengan baik

Reply
avatar
zaenudin
AUTHOR
25 September 2015 pukul 14.41 delete

ya.. menurut saya indonesia memang indah.
tinggal kita saja yang harusnya bisa menjaga alam indonesia dengan baik. wisatawan mancanegara juga bisa lebih tau tentang indonesia tidak hanya bali saja.
salam kenal Mba ecky

Reply
avatar
25 September 2015 pukul 23.56 delete

Pantai di Thailand bagus-bagus juga ya mbak seperti di Indonesia. Saya kepingin ke Bangkok dari dulu, tapi belum kesampaian. Pergi sendiri nggak boleh, pergi berempat tiketnya mahal. Hiks..

Reply
avatar
26 September 2015 pukul 00.00 delete

Pantai di Thailand bagus-bagus juga ya mbak seperti di Indonesia. Saya kepingin ke Bangkok dari dulu, tapi belum kesampaian. Pergi sendiri nggak boleh, pergi berempat tiketnya mahal. Hiks..

Reply
avatar
Katerina
AUTHOR
26 September 2015 pukul 08.08 delete

Wisatanya bagus-bagus ya mbak. Wajar kalau jadi destinasi andalan di Asia.

oh ya aku suka ini --> "Masing-masing anak tetap mendapat cinta 100 % dari ibunya, bukan 100 % yang dibagi dua atau dibagi berapapun"

Reply
avatar
26 September 2015 pukul 16.57 delete

ORang Thailand ngomong pakai bahasa Thai mbaaak, hehee

Reply
avatar
26 September 2015 pukul 16.58 delete

Iya mbaaaak, malah lebih murah ke Thailand daripada ke ibukota Jakarta, hihiiii

Reply
avatar
26 September 2015 pukul 16.59 delete

Semoga kesampaian ya mbak Nunuuuung. Aamiin :ng

Reply
avatar
26 September 2015 pukul 17.00 delete

Iya mbak Rien. mereka pinta mengemasnya menjadi bagus
Makasih mb rien :ng

Reply
avatar
ety budiharjo
AUTHOR
27 September 2015 pukul 21.17 delete

Hmmm...bersih juga ya Thailand itu....

Reply
avatar
28 September 2015 pukul 13.38 delete

Mau k Thailand dooonk *belumpernah* hehe

Reply
avatar
29 September 2015 pukul 07.02 delete

Ada juga beberapa tempat yang gak bersih mbak. tapi ini di-eskpose yang bersih-bersih aja, wkwwk

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
24 Juli 2017 pukul 04.28 delete

Kalau misal dari kawasan industri di Johor mau ke Narathiwat. Tranportasi termurah pake apa ya?

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky