Pantai dengan nuansa pedesaan dan rumah suku Sasak. Foto: http://www.travelandescape.ca/ |
Dari semua
perjalananku ke banyak tempat, adalah perjalananku ke Lombok 11 tahun lalu
menjadi perjalanan yang paling berkesan buatku. Mungkin pun akan
menjadi perjalanan paling berkesan seumur hidupku. Ada dua hal yang membuatnya
menjadi berkesan. Pertama, karena itu adalah perjalanan pertamaku ke luar Aceh.
Dan kedua, itu adalah perjalananku yang
paling ekstrim.
Pernah
membayangkan melakukan perjalanan dari ujung Sumatera ke Indonesia bagian
tengah dengan hanya mengandalkan kendaraan darat? Jangan kaget kalau kukatakan
bahwa aku pernah melakukannya. Aku tidak sendiri memang. Ada adik perempuanku
yang menjadi teman perjalananku. Hoho…jangan membayangkan kami pergi ke Lombok
dalam rangka jalan-jalan atau senang-senang lalu cari sensasi dengan melakukan
perjalanan ekstrim supaya masuk TV. Oh, beberapa saluran TV swasta nasional memang
memberitakan tentang kami, tetapi bukan cerita tentang dua pelancong yang
berhasil mencapai tanah Lombok setelah menempuh lebih dari seminggu perjalanan
dari Kota Banda Aceh. Sama sekali bukan. Alih-alih kisah perjalanan inspiratif
seperti itu, kami muncul di TV-TV nasional dengan berita berjudul PENGUNGSI
TSUNAMI DI LOMBOK dan sejenisnya. Hiks.
Bisa pergi
ke Lombok adalah cita-citaku dan adikku. Tujuan utama kami tak lain dan tak
bukan adalah menjenguk orangtua kami yang sedang bertugas di sana. Sejak 2002,
Papa bertugas di Polda Nusa Tenggara Barat dan tinggal Kota Mataram. Dunia
internet tidak semasif sekarang, jadi waktu itu aku belum tahu bahwa Lombok
adalah daerah tujuan wisata sebagaimana Bali. Melalui telepon, Papa sering bercerita
tentang keindahan pulau Lombok, tentang keramah-tamahan penduduk lokalnya,
tentang keberagamannya yang indah, tentang kebudayaannya yang baru kudengar…
apa saja tentang Lombok.
Maka kuukir
cita-cita bahwa suatu hari aku akan ke Lombok. Selain ingin menjenguk kedua
orangtuaku, aku juga ingin merasakan dan melihat langsung cerita-cerita indah
yang didendangkan Papa. Selesaikan
kuliahmu dan datanglah ke sini, begitu pesan Papa.
Sampai hari
itu tiba, 26 Desember 2004.
Melihat
kotaku seperti kota mati dengan mayat di mana-mana, melihat rumah-rumah di
sekitar tempat tinggalku menjadi rata dengan tanah, kami memutuskan
meninggalkan Aceh setelah sempat menjalani hidup di pengungsian. Maka
dimulailah petualanganku bersama adikku, menuju Nusa Tenggara Barat, dengan
mengandalkan kendaraat darat. Melintasi kota-kota di Pulau Sumatra,
menyeberangi Selat Sunda, tercengang-cengang bak anak kampung di Ibukota
Jakarta, melintasi kota-kota kecil dan kota-kota besar di jalur Pantura Jawa,
menyeberangi Selat Bali, lalu terdampar di kota Denpasar yang panas. Dan
sampailah kami pada penyebarangan terakhir
kami. Dari Pelabuhan Padang Bai Bali ke Lombok hanya empat saja lagi,
tetapi aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke Lombok karena aku sudah
terlalu lelah. Lelah dengan apa yang terjadi di kotaku di Aceh, ditambah dengan
perjalanan sejauh itu dan selama itu.
Kami
berangkat dari Aceh akhir tahun 2004. Sampai ke Lombok, tahun sudah berganti
menjadi 2005. Seperti perjalanan setahun, hahaa.
Dengan telah
berhasilnya aku melakukan perjalananan ekstrimku tersebut, boleh dibilang aku
sudah menjelajahi setengah Indonesia, hahaa. Indonesia luas sekali man, perlu melakukan perjalanan seperti
itu lagi untuk bisa menjelajahi setengahnya lagi. Tetapi aku tidak yakin akan
bisa melakukan perjalanan seekstrim itu lagi sekarang. Staminaku tidak lagi
sekuat dulu ketika melakukan perjalanan darat antar pulau-pulau di Indonesia.
Tetapi kalau ada yang mengajakku keliling Indonesia naik pesawat, ayo aja, aku
langsung ngacung dan seret koper, lol.
Balik lagi
ke cerita perjalananku menuju Lombok.
Hari sudah
malam ketika akhirnya kami sampai di Lombok. Kami dijemput oleh anak buah
papaku di pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Tiga hari di rumah orangtua di Kota
Mataram, aku seperti orang mati. Tidur nggak bangun-bangun, lol.
Di hari keempat,
ada wartawan TV datang ke rumah orangtuaku. Mereka ingin mewawancarai aku dan
adikku. Tanya ini itu tentang tsunami dan bagaimana akhirnya kami bisa
mengungsi ke Lombok. Whaaaat??? Pengungsi?
Alih-alih disebut traveler, kami
malah disebut pengungsi. Aku tidak tahu harus ketawa atau sedih. Besoknya, rumah orangtuaku masih kedatangan
wartawan TV, TV lain lagi tentunya. Oh My
God, aku dan adikku mendadak selebritas, lol. Beberapa kenalan kami dan saudara-saudara di
Aceh kaget sekaligus senang melihat kami di TV. Dari mulai Metro TV, SCTV,
RCTI, apalagi, pokoknya semua TV, lol.
Pengalaman
kami mendadak jadi selebritas tidak berakhir sampai di situ. Di hari-hari
selanjutnya, kami diundang di berbagai tempat. Di berbagai konser amal untuk
Aceh, di berbagai acara di kampus Universitas Mataram (UNRAM), acara di pendopo
Gubernuran. Wuiiiih… seru juga ternyata jadi selebritas, meski abal-abal, lol.
Jadi
begitulah asal muasal kedatanganku ke Lombok 11 tahun lalu itu.
Sambil memenuhi
undangan di sana sini *duh, bahasaku, lol*, kami tak lupa mengeskplor Lombok. Kutulis sedikit saja dari beberapa tempat yang pernah kudatangi.
Pantai
Senggigi
Menyebut
Lombok, rasanya kurang afdhol jika tidak menyebut nama pantai ini. Apalagi
tempatnya tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Orangtuaku tinggal di
Sweta, (dibaca Swete), Kota Mataram.
Jarak dari Mataram ke Pantai Senggi tidaklah begitu jauh karena masih sama-sama
berada di Lombok Barat. Yang menarik dari pantai Senggigi adalah garis
pantainya yang panjang. Jadi, di sisi barat Pantai Senggigi, terdapat gunung
yang mana jalan menuju ke pantai Senggigi adalah melewati gunung tersebut. Nah,
sebelum kendaraanmu meluncur ke bawah sana, kau boleh meminta supir atau guide
untuk berhenti sebentar di badan jalan ini. Dulu boleh berhenti, sekarang sih
aku nggak tahu, ya :D Berhenti di situ,
apalagi kalau bukan untuk foto-foto, baik foto selfie maupun mengambil foto
pemandangan pantai Senggigi dari ketinggian. Dari ketinggian, Senggigi terlihat
begitu indah, begitu memukau, begitu memesona. Tak perlu waktu lama, dia
langsung mencuri hatiku. Aku Dejavu. Berdiri di ketinggian sambil
menatap garis pantai Senggigi yang memanjang hingga ke ujung timur, aku seperti
melihat pantai Lamno dari Puncak Geurutee Aceh.
Sebagai
tambahan informasi, di sekitar pantai Senggigi ada banyak sekali hotel. Sewaktu
saya ke sana dulu, beberapa hotel sedang dibangun. Saya membayangkan sekarang
tentunya daerah tersebut sudah padat sekali.
Tidak jauh dari Pantai Senggigi, terdapat Pura Batu Bolong. Ini adalah tempat peribadatan agama Hindu, tetapi dibuka juga untuk para wisatawan. Karena ini adalah tempat ibadah, maka masuk ke sini harus ikut aturan di tempat tersebut, yaitu memakai selendang kuning yang diikat di pinggang. Disebut Pura Batu Bolong karena di situ memang terdapat batu yang bolong tengahnya. Tempatnya persis menghadap ke laut.
Tidak jauh dari Pantai Senggigi, terdapat Pura Batu Bolong. Ini adalah tempat peribadatan agama Hindu, tetapi dibuka juga untuk para wisatawan. Karena ini adalah tempat ibadah, maka masuk ke sini harus ikut aturan di tempat tersebut, yaitu memakai selendang kuning yang diikat di pinggang. Disebut Pura Batu Bolong karena di situ memang terdapat batu yang bolong tengahnya. Tempatnya persis menghadap ke laut.
“Apa? Pantai
Kuta juga ada di Lombok? Selama ini aku hanya tahu pantai Kuta ada di Bali,”
begitu kataku pada supir yang hari itu membawa kami menuju Lombok Tengah.
“Lihat saja
sendiri nanti Pantai Kuta di Lombok dan bandingkan dengan pantai Kuta di Bali,”
begitu jawabnya.
“Tapi aku
belum pernah ke Pantai Kuta di Bali. Sewaktu di Bali, aku hanya berada di
Denpasar saja. Lagipula aku tidak suka membanding-bandingkan, tambahku
dalam hati. Menurutku, setiap tempat pasti memiliki keindahan dengan ciri
khasnya masing-masing.
Pantai Kuta
(dibaca Kute à logat orang Lombok sama seperti Orang Bali
di mana akhiran ‘a’ dibaca ‘e’) terletak di Lombok Tengah. Ibukota Lombok
Tengah adalah Praya. Pertama mendengar nama Kota Praya, saya berdecak kagum.
Nama kotanya cantik banget, mirip nama salah satu kota di Eropa. Kotanya padat dan bersih meski tidak seramai Kota Mataram. Di sini terdapat banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sekarang, bandara Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah berpindah ke Praya. Waktu
saya ke Lombok dulu, bandaranya adalah Bandara Selaparang di Lombok Barat.
Balik lagi
ke cerita soal jalan-jalan ke Pantai Kuta.
Sebelum ke
Pantai Kuta, sang supir plus guide yang dibayar papaku untuk membawa
kami jalan-jalan selama di Lombok, mengajak kami ke Hotel Novotel. Bukan, bukan
untuk menginap di sana. Kami hanya ingin mampir sebentar saja di hotel
tersebut. Saya tidak membayangkan bahwa ternyata Hotel Novotel di Lombok
memiliki bangunan yang klasik. Alih-alih dibangun bergaya modern, bangunannya
adalah berbentuk rumah adat suku Sasak. Tetapi meski penampakan dari luarnya
unik etnik, interior dalamnya tetap modern.
Dan
sampailah aku ke pantai Kuta. Woaaaaa…. indah banget. Pasirnya putih, lautnya
biru kehijauan, dan di sekitar pantai terdapat bebatuan hitam yang besar-besar.
Ada bukit yang menjorok ke pantai sehingga terlihat seperti pulau. Lautnya
tenang nyaris tak berombak. Jika di Senggigi aku tidak pernah menceburkan diri
ke laut, di Pantai Kuta aku malah mandi sepuasnya :D Apalagi waktu kami datang
hari itu, tidak banyak orang di Pantai Kuta. Kami merasa hari itu Pantai Kuta
adalah milik kami.
Jika Tuhan
mengijinkanku untuk kembali ke Lombok, Pantai Kuta termasuk salah satu
destinasi yang ingin kukunjungi lagi.
Sewaktu ke
Taman Narmada, kami pergi sekeluarga. Papaku yang jadi guide, haha.
Maklum, sejak bertugas di Nusa Tenggara Barat sejak 2002 (sampai saat kami
datang di 2005), boleh dibilang beliau sudah menguasai seluk beluk Lombok
hingga Sumbawa (beliau juga pernah bertugas di Sumbawa), dari wisatanya sampai
sejarahnya. Ketika sampai di Lombok, kata ‘Narmada’ tidaklah asing bagiku.
‘Narmada’ menjadi merek salah satu produk air minum mineral kemasan di Lombok,
dan terkenal pula. AQ** aja kalah. Di mana-mana, orang-orang meminum air
mineral kemasan merek ‘Narmada’. Aku tidak tahu apakah merek minuman ini masih
eksis sampai sekarang, megingat sudah 11 tahun waktu berlalu.
Waktu itu,
aku penasaran dengan kata ‘Narmada’ dan kenapa nama ini bisa dipakai sebagai
merek air mineral kemasan. Ternyata, menurut papaku, Narmada adalah nama
sungai. Sungai Narmada terletak di India. Jauh amat India dengan Lombok, apa
hubungannya coba? Jadi, masih menurut
papaku, Lombok memiliki hubungan yang erat dengan Bali. Di jaman dahulu kala
(ada tahunnya ini, bukan dongeng, cuma yang cerita nggak sebut tahun :D),
raja-raja yang berkuasa di Lombok adalah raja-raja Bali. Ini sekaligus menjawab
rasa penasaranku ketika sampai di Lombok, yaitu; (1) kenapa logat sebagian
orang Lombok mirip dengan logat Bali (seperti yang aku tulis di atas, pengucapan
akhiran ‘a’ dibaca ‘e’, salah satunya), (2) kenapa nama-nama orang Bali banyak ditemukan di Lombok sementara mereka orang Lombok. Diceritakan, ada seorang Raja yang rajin
bersembahyang di puncak Gunung Rinjani, namun di usia tua raja tersebut tidak
mampu lagi melakukan ritual tersebut di puncak gunung. Maka sang raja memerintahkan untuk membangun sebuah taman yang mirip dengan Gunung Rinjani.
Maka tidak heran di dalam Taman Narmada ini akan kita jumpai undakan bertingkat
yang menyerupai gunung. Inilah yang disebut replika Gunung Rinjani. Di bagian
puncaknya, terdapat sebuah Pura yang disebut Pura Kalasa. Pengunjung
diperbolehkan kok jika ingin naik ke puncak gunung buatan tersebut. Terdapat
puluhan anak tangga untuk menuju ke atas. Berdiri di atas gunung buatan ini,
akan tampak tiba buah kolom yang berair sangat jernih dan bersih di bawahnya. Kata papaku,
air kolom tersebut langsung bersumber dari mata air gunung Rinjani. Di sini
kami mandi sepuasnya. Mandi dengan air yang bersih dan jernih seperti di
kolom Taman Narmada serasa sedang mandi di sungai-sungai di pegunungan. Konon,
air kolam Taman Narmada dipercaya bisa membuat awet muda. Pantas saat itu banyak
sekali orang yang mandi atau sekadar bercuci muka di kolam tersebut, ternyata
banyak yang ingin awet. Alhamdulillah aku pernah nyemplung ke kolam Taman Narmada (walaupun tidak bisa
berenang), rupanya inilah yang membuatku tampak awet muda ya, hahahaaa…
Buat yang berencana pergi ke Lombok, jangan lupa singgah sebentar ke Taman Narmada.
Selain bisa mandi-mandi di kolam yang bisa bikin awet muda atau naik ke puncak
Gunung Rinjani (buatan), pemandangan di sini juga sangat asri sekali. Khas
taman raja-raja jaman dahulu. Taman Narmada berlokasi di Kota Mataram.
Jika
mengunjungi suatu tempat, jangan lupa kunjungi juga kota tuanya. Kota tua di
Lombok adanya di daerah Ampenan. Kata Papaku, jaman dulu Ampenan adalah pusat
kota di Lombok. Mungkin ibukota kerajaan kali, ya. Maka tak heran
bangunan-bangunan tua masih berdiri kokoh di sepanjang jalan-jalan di Ampenan.
Di sini juga terdapat Pelabuhan Ampenan yang langsung berbatasan dengan Selat
Lombok, selat yang memisahkan Pulau Lombok dengan Bali. Namun pelabuhan
tersebut sudah tidak digunakan lagi
sejak ada pelabuhan baru di Lembar. Yang menarik dari kawasan Ampenan adalah
masyarakatnya sangat multikultural. Kata papaku, saking beragamnya, mereka
memiliki nama kampung masing-masing di Ampenan; Kampung Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung
Melayu, Kampung Banjar, Kampung Arab,
Kampung Bali. Ini berbeda dengan di Kota Mataram atau kawasan Lombok lainnya
yang mana didominasi oleh dua suku yaitu Lombok (suku Sasak) dan suku Bali. Kawasan
Ampenan berada tidak jauh dari Kota Mataram
***
“Apa di
Ampenan ada Kampung Aceh?”
Papaku
menjawab tidak ada. Tetapi di Nusa Tenggara Barat terdapat sedikit orang Aceh
dan mereka tinggal secara menyebar. Ada yang tinggal di Lombok Barat, Lombok
Tengah, Lombok Timur, dan Sumbawa. Bahkan ada yang di Bima. Sebagai orang Aceh,
ketika berkunjung ke suatu tempat, maka orang-orang yang memiliki kesamaan suku-lah
yang dicari terlebih dahulu. Kalian begitu tidak? Papaku sih (kami juga
sebenarnya) begitu. Ketika awal-awal sampai di Lombok, Papa ketemu sama satu
orang Aceh di Lombok Barat, dari satu beliau bertanya yang lainnya, sampai
akhirnya beliau terhubung dengan orang-orang Aceh di Lombok. Orang Aceh yang
sudah menetap dan menjadi warga Nusa Tenggara Barat. Jumlahnya tidak banyak. Tetapi
ketika kami berkumpul dalam satu acara, kenduri di salah satu rumah misalnya,
ramainya minta ampun. Tahu sendiri kan kalau orang Sumatera sudah kumpul di
satu tempat? :D
***
Menuliskan tentang
jejak kenanganku tentang Lombok di 11 tahun yang lalu, menerbitkan sebuah
kerinduan yang besar sehingga aku merasa aku ingin kembali lagi ke sana. 11 tahun
bukanlah waktu yang sebentar. Apa-apa yang aku tulis, mungkin ada yang sudah
berubah. Lombok menurut sudut pandangku di 11 tahun lalu mungkin sudah berbeda
dengan Lombok yang sekarang. Dulu Lombok belum menjadi destinasi seterkenal
sekarang. Aku membayangkan, sekarang Pantai Kuta tentu sudah dipadati oleh
manusia, di sekitar kawasan Pantai Senggigi tentu sudah dipenuhi oleh jejeran
hotel-hotel. Taman Narmada bagaimana bentuknya sekarang? Apakah airnya masih
sebening dan sejernih dulu? Saudara-saudara se-Aceh-ku, apa kabar mereka
sekarang? Sejak keluargaku kembali ke Aceh, kami tidak pernah lagi menginjak
tanah Lombok. Sejak lama, aku selalu mengutarakan kerinduanku akan tanah
Lombok. Kerinduan yang hanya kubagi dengan keluargaku saja. Ya, karena kurasa
mereka juga merasakan kerinduan yang sama.
Lombok,
kapankah aku akan kembali ke sana? Menjumpai saudara sesukuku, menjumpai
teman-teman Lombokku dulu, menjumpai Bapak Lalu Serinata (Gubernur NTB saat
itu) yang telah membantuku kembali ke Aceh atau menyusuri jejak kenanganku yang
tertinggal di sana. Akankah World Travel Writer Gathering 2015
membawaku kembali ke Lombok?
54 comments
Write commentsya ampuun ngerinya mba ekiii....hiks...eh itu tamannya cantik banget, moga bisa kesana someday aamiin
ReplyThe magical Lombok......
ReplySangat berkesan ya kak. :D
Semoga bisa kembali kesana suatu hari nanti.
Aduuuh ekyy pengen nangis baca pararaf2 awal. Untungnya kalian selamat ya. Semoga bisa kembai ke sana lagi dg pengalaman yg lbh indah
Replywa,bener2 berkesan ya mbak,sampai diwawancai banyak tv hehe...aku juga baru tahu kalo di lombok juga ada pantai kuta
ReplyLombok belum lama ini meraih nominasi dalam world best halal city. Mereka juga sukses menjalankan Wisata syariah dengan menjaga kearifan lokal dan hal tersebut tidak menjadi kendala dalam meningkatkan wisatawan mancanegara. Mereka sangat siap menyambut wisatawan, dengan tetap menjaga nilai2 agama dan istiadat setempat.
ReplyMau juga lah sekali waktu bisa sampai ke sana... :-)
auw auw...jaid kangen Lomboook
ReplyPingin ke sana lagiiih Hiks.....
Pengungsi yg beken ini ceritanya ya... hehehhe tapi orang Aceh bisa nyampe Lombok itu sesuatu banget lo..pa lagi jaman2 segitu ya.
ReplyGoodluck ngontesnya kak
Tamannya memang cantik bangeeeet mb Dedew. aku aja mau ke sana lagi kalo ada rejeki ke sana, mau cuci muka lai dengan mata air awet muda, biar awet muda terus, hahahaaa...
ReplyAamiin. Makasih Mursal
ReplyAamiin. Makasih Wiiiiin.
ReplySebenarnya aku gak maksud menulis sedih2 lho ini. makanya aku selipkan sdikit 'lol', tapi rupanya gak lucu yak, wkwkwkwk....
Iya mbak, mendadak artis lah gitu, wkwkwk
ReplyWowwww.... Aceh harus belajar nih sama Lombok. Aceh yang menyandang daerah syariat Islam tetapi Lombok yang mendapat nominasi tersebut. Makasih infonya Azhar.
ReplyTetapi memang tidak salah jika mereka memang layak mendapat nominasi tersebut. Saya sudah ke sana dan melihat sendiri bagaimana harmonisasi antara adat dan nilai2 agama begitu terjaga di sana. Meskipun Lombok dijuluki sebagai Pulau Seribu Mesjid, mereka sangaaaat welcome terhadap turis asing.
Aku juga maaaak :D
Reply(((PENGUNGSI)))
Reply:D
Makasih kakaaaaaa
waaw jalan darat, luar biasa ya pengalamannya. tapi kayaknya seru ya karena akan melewati banyak daerah dan kota-kota baik kecil maupun besar
ReplySemoga bisa ke Lombok lagi, mbak.
Replyindah banget pantai nya
ReplyInspiring bgt mak, dari aceh menuju lombokk
ReplySemoga bisa menuju ke pulau nan indah itu lg ya
Bagusnya lombokkk... semoga aku bisa kesana...aamiin
Replywah benar benar bagus pemandangannya.. saya cuma tahunya pantai senggigi aja mbak.. he
Replysemoga bisa kesana lagi mba ecky dengan pengalaman yang lebih seru.. hehe
lombok salah satu destinasi impian saya....
ReplyLombok I Love You
Replydari ke 5 tempat tersebut membutuhkan waktu berapa lama mbak ecky ?
Replyterima kasih atas informasinya.. mudah - mudahan memberikan manfaat bagi semua yang baca artikel ini.
Replyinformasinya bermanfaat sekali.. sukses terus ngeblognya
Replywuih ke lombok jadi artis kayanya kalo kita copy darat nanti harus minta tanda tangan eky, btw cantik-cantik fotonya jadi ingin ke lombok juga
ReplyLombok memang indah. Salah satu tempat wisata impianku. Huhuhu... pengen ke sana. :D
ReplyIndahnya jadi pengen liburan ke pantai
Replybelum pernah ke lombok -__-
ReplyLombok memang indah sekali. Menurut saya, tak kalah dengan Bali :) Saya juga mempunyai seorang guru yang sangat saya hormati: asalnya dari Lombok.
ReplySudah lama sekali, kepengin ke Lombok, eksotic banget ya mbaa. Tuhan memang baik banget, memberi kekayaan alam yang bagus
ReplyDuh, dari dulu aku pengen sekali ke Lombok mbak. Sayang banget beberapa kali ke Bali pengen mampir bentaran ke Lombok tapi batal terus..hiks...
ReplyAgak campur aduk gimana gitu pasti perasaannya yah mbak, mendadak jadi seleb tapi harus membahas hal2 yang bikin sedih hiks....
baru tau di Lombok jg ada pantai Kuta..
ReplyAku merinding baca kisahmu di paragraf awal Eki... alhamdulillah kalian selamat.. alhamdulillah bisa lebih baik ya sekarang kondisinya. Jadi inget tulisanmu waktu bercita-cita pingin punya rumah lalu beli rumah yg butut biar nanti bisa dicicil benerinnya yg penting rumah sendiri. Itu rumah sisa tsunami atau rumah baru sih? Eh... kok malah ngobrol hal postingan jadul..xixixi... btw... lombok juga jadi salah satu destiny yg aku pinginnnn banget datangi. Cuma ragu... mahal2 gak ya penginapan-makanan-transportasinya?
ReplySeru dan menjadi kenangan yang tak terlupakan mbak :D
ReplyMakasih yak atas kunjungannya
Aamiin. pengen banget mbak Ela
ReplyAamiin. makasih mbak :ng
ReplySemoga kita bisa ke sana ya mbak :D Aamiin
ReplyWah, sudah pernah ke Senggigi kah?
ReplyAamiin. Semoga kita bisa ke sana lagi ya Pak Jejen. makasih
Toss mbak. salah satu destinasi saya juga meski sudah pernah ke sana :D
ReplyKalau cuma sampai ke Lombok tengah, sehari bisa pak jejen, tapi tentunya dengan catatan tidak singgah terlalu lama di satu tempat, hahaa
ReplyHahahahaa... boleh mak. siapin badan terus ya mak untuk dapetin tangan saya ya mak, wkwkwk
Replysamaaaaa mbak, walaupun udah pernah ke sana :D
ReplySetujuuuu mbak, alam Lombok memang eksotik banget
ReplyIyaaaaa mbak, ini ceritanya memang lagi bernostalgia dengan masa-masa sulit itu nih ceritanya, tapi ada hikmahnya juga. Aku jadi bisa lagi ke Lombok :D
ReplyIya mbak, dulu Pantai Kuta di Bali lebih terkenal yak. Sekarang pantai Kuta di Lombok sudah mulai banyak dikenal orang :D
ReplyWah, mb Ade masih ingat ceritaku tentang beli rumah bututku itu, hihiii.. makasih mb Ade
ReplyKalau penginapan2 di Lombok, aku kurang tahu soal harga mbak, soalnya dulu kan aku tinggal sama ortuku :D
Sama seperti Mbak Eky dan adiknya, pergi ke Lombok merupakan salah satu cita-citaku.. tapi, aduuh... aku nangis baca kisahnya Mbak Eky...
ReplyMudah2an suatu saat aku bisa ke Lombok juga... jalan darat? Ngggg... pikir-pikir dulu :D
Aku juga pengin mbak ke Lombok...Sukses ya lombanya biar bisa menginjakkan kaki di Lombok lagi.
ReplyAku juga pengin mbak ke Lombok...Sukses ya lombanya biar bisa menginjakkan kaki di Lombok lagi.
ReplyBisa ke Lombok lagi adalah citaku-citaku mbak Oriiiiiin, tapi jalan darat lagi? Kayaknya nggak lagi deh. Nggak kuat lagi euy :D
ReplyMakasih mb Nunung :ng
Replysaya dari lombok mbk ...tlisan mbk bagus saya senag membacanya,,,,,,,lombok banyak brbah 11 tahun ini..kemarin dapat penghargaan tempat bulan madu terbaik di dunia,wisata halal terbaik di dunia da memiliki pantai terbaik di asia,unttk pantai kute perubhanya tidak terlalu bnayk mbk ,pantai sengiggi sudah mulai padat denga hotel dan villa,kota mataram sudah mulai padat seperti kota2 besar mbk....
Replydibebrp lokasi masih bnyak loasi alami mbk,,,saya sebai orang lombok asli jga kwealhan mengjungi destinasinya yang begit bnyk,dari wisata budaya,religi,pantai,gnung dan lain2
klo mbk kangen sama lombok saya rekomendasikan nonton filem kalam-kalam ilahi mbk hehehe
ConversionConversion EmoticonEmoticon