Saya
diberitahu oleh seorang teman kalau di Idul Adha tahun lalu, tidak ada hewan kurban yang
disembelih di konsulat. Tahun lalu saya
dan keluarga berhari raya di Indonesia. Soal apakakah tahun lalu mereka ada
berkurban atau tidak, saya tidak bertanya lebih jauh.
Ketika tahun
ini saya berhari raya Idul Adha di Konsulat, ternyata sama seperti tahun lalu;
tidak ada kurban juga. Tetapi Pak Konsul bilang, pihak konsulat tetap berkurban
tahun ini, hanya saja tempatnya tidak di Konsulat. Hewan kurbannya sudah
dikirim ke provinsi yang penduduknya mayoritas Islam. Kami tidak menanyakan di
mana tempatnya.
Ini berbeda
dengan sebelum-sebelumnya, walaupun ada hewan kurban yang dikirim ke tempat
lain, kurban bareng di Konsulat juga tetap ada. Jadi kami, mahasiswa yang fakir
makanan enak ala Indonesia, bisa kecipratan juga daging kurbannya :D
Waktu saya
merayakan Idul Adha di sini dulu, momen yang paling memorable buat saya–selain bisa memakan daging kurban–adalah
langsung terlibat dengan pada proses pengolahan daging kurban itu sendiri.
Maksudnya, bukan pengolahan saat memasak, bukan sama sekali. Urusan masak
memasak mah sudah ahlinya itu, hihii.
Tapi ini lebih dari itu, yaitu ikut mengolah saat dagingnya masih dalam kondisi
mentah sesaat setelah sapinya disembelih.
Itu lhoo,
kayak suasana di tukang-tukang pemotongan sapi itu, lol. Tangan memegang pisau pemotong daging yang gedenya seperti tangan saya, lalu duduk di ‘kubangan’ daging-daging. Dari rumah ke
konsulat, pakai baju bagus untuk berhari raya, sampai di konsulat malah jadi
tukang jagal, bhahaha…
Sebenarnya
saya ingin menampilkan foto-foto dengan penampakan lembu yang baru disembelih
dan penampakan saya dan teman-teman saat menghadapi lembu yang baru dipotong
tersebut, tetapi saya sadar, mungkin ada yang nggak sanggup lihat fotonya, jadi
saya tampilkan foto yang manis-manis saja :D *sok manis :p
Dugaan saya
kenapa tahun ini juga tidak ada hewan kurban di Konsulat, mungkin karena adanya
penghematan anggaran negara secara besar-besaran. Di tulisan Indomie Jadi Menu Open House Lebaran 2015 di Konsulat, saya menulis bahwa menu lebaran kali ini
sangat sederhana dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan foto-foto yang
saya tampilkan, ada yang komen kalau yang saya tulis ‘sederhana’ itu sudah
termasuk mewah, bagaimana lagi kalau mewah yang saya maksud, ya? Hehee. Iya,
dulu prasmanan memang benar-benar ala pejabat banget, sekarang pejabat yang
merakyat :D Siapa dulu dong presidennya, hahaa.
Akibat
penghematan besar-besaran ini, kemungkinan ke depan mahasiswa tidak akan
mendapat subsidi transport lagi setiap mereka ke konsulat. Selama ini kan tidak
begitu. Seperti yang pernah saya tulis di When Enjoying Foods at KRI Songkhla, setiap datang ke Konsulat, kita diongkosi.
Ongkos datang dan ongkos pulang. Tapi nanti ke depan, tidak diongkosi lagi. Wah…
wah… untungu ke depan saya sudah pulang, ya, bhahaha…
Well, apa cerita Idul Adha-mu temans?
20 comments
Write commentsAku suka motong daging kambing. Sini tak temeniiin. :))
Replymbak mekar masih di thailand ya? *wah berangkat dan pulang ke konsulat diongkosin heuheuu enak banget. Di sini mana pernah dibayarin ahah :)
Replyakuu dirumah aja leyeh2 gak buka sosmed juga..takut liat foto2 daging ama potong kurban :v
Replysedih liatnya xD
Aku juga suk mbak sebenarnya, di rumah juga motong sendiri saat ada daging. tapi ini motongnya adalah potongan besar-besar dan dalam jumlah yang banyak. Serasa jadi penjual daging deh, xixixii
ReplyMbak Mekar udah pulang mb Siwi. Kalau gak salah 4 bulan lalu. Back for good alis udah selesai. Yeayyy... Tinggal saya nih yang belum. Hampir, hahaa
ReplyIyaaa... selalu diongkosin selama ini, wkwkwk
Iya mbak, di sosmed banyak banget yang share hewannya lagi dipotong yak -_-
ReplySy krg suka daging Mak. Apalagi dading kambing. Dan sampai hari ini blm nyicipi masakan qurban hihihi
Replywah,bakal nggak diongkosi lagi ya... :(
Replyidul adha kali ini nggak makan daging hehehe,tapi kebagian bakso daging hehe
Walau ada kurban 2 sapi dan beberapa kambing, sedihnya itu gak cukup untuk dibagikan ke masyarakat di sini (karena banyak gak mampu), jadi sedih. *lha ini komen curhat*
ReplyWaw mbak Eki megang pisau udah kayak tukang jagal haha Tukang jagal cantik :D
Replypenghematan yang ruarr biasa, sampai2 cuma bisa makan lontong saja..
ReplyMak Eki.. dulu waktu kecil aku suka tuh liat proses pemotongan sampai pembagian hewan kurban itu. Sekarang gak tau kenapa malah gak berani. Kasian gitu liatnya.. Tapi tetep aja kalo udah dimasak mah di makan :))
ReplyYang tabah ya heheheee... Pemerintah sedang ngirit
ReplyAku suka banget sama daging mbak, tapi kalau dimakan tiap hari bosan juga sih :D
ReplyUntung aku udah nggak di sini lagi tahun depan mbak, wkwkk :p
Replycurhat detected :D
ReplyMemang asik jadi tukang jagal cantik mbak, hahaa
ReplyAsliiiii... di tempat kami tahun ini cuma ada lontong doang.
ReplyTahun depan jangan2 cuma kue kering doang. Untung aku udah pulang nis tahun depan, wkwkwk
Aku dari kecil sampai sekarang gak berani lihat mbak, nggak tega, takut nanti gak kemakan dagingnya :D
ReplySip mbak :D
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon