Pernahkah kau merasa tidak percaya diri saat bertemu dengan
banyak orang bila rambutmu dalam keadaan awut-awutan dan berantakan? Kalau
jawabannya pernah, hal itu sangat wajar dan manusiawi sekali. Bagaimana pun,
adalah fitrah manusia untuk tampil menarik dan indah. Bukankah Tuhan itu indah
dan mencintai keindahan?
Di sebuah film lawas yang saya tonton di stasiun tivi satu-satunya
saat itu (saya sudah lupa judulnya), saya melihat semua tokoh dalam film
tersebut berkepala botak tanpa sehelai rambut pun, tak terkecuali laki-laki
perempuan, tua-muda, besar-kecil. Saya yang waktu itu masih kecil sedikit
bingung membedakan mana laki-laki dan mana perempuan. Untunglah ada perbedaan
yang cukup mencolok dari segi fisik. Meskipun demikian, tetap saja tokoh-tokoh
berkepala botak dalam film tersebut tidak menarik sama sekali, begitu dulu yang
saya pikirkan. Tentu akan berbeda jika mereka mempunyai rambut. Nah, bagaimana kalau hal itu benar-benar
terjadi? Misalnya jika perempuannya yang botak, bukan dalam film dan bukan
untuk keperluan akting.
Laki-laki botak dianggap sudah biasa, tapi
jika perempuan, dianggap lucu. Kenapa, ya? Di Indonesia, pernah ada selebritas
perempuan yang sengaja sengaja membotakkan kepalanya, demi keperluan akting
tapi berlanjut di luar akting. Namun sejak itu, ada beberapa selebriti
perempuan yang mengikuti gaya kepala botak ini. Mereka dengan sangat
percaya diri tampil di muka umum dengan kepala botak seperti itu,
meskipun–mungkin–sebagian orang memandangnya aneh. Bahkan tak jarang–entah
karena pandangan aneh orang-orang atau entah karena sesekali merasa risih–mereka
sesekali memakai pengganti rambut, seperti wig unyu-unyu misalnya. Hal ini membuktikan bahwa
bagaimanapun trennya kepala botak saat itu–atau kapanpun–perempuan tetap
membutuhkan pelindung dan rasa aman terhadap kepala. Yang laki-laki pun–yang
kebetulan juga berkepala botak–tak jauh berbeda. Sesekali, mereka pasti
membutuhkan topi atau apa saja bagi kepala mereka.
Memang begitulah, Tuhan telah mengatur
semuanya dengan begitu sempurna, termasuk kegunaan rambut, yaitu untuk menahan sinar matahari agar tidak langsung mengenai kulit
kepala, penyerapan air, dan untuk kelembaban kulit kelapa. Coba bayangkan, bagaimana jadinya kalau
seumur hidup kepala kita dalam keadaaan tak berambut? Kita tentu takkan sanggup
menahan sengatan panas matahari yang langsung mengenai kepala.
Rambut itu mahkota. Dan mahkota adalah
keindahan. Maka kalau kita membotakkan kepala, kita seperti mencoba
menghilangkan salah satu keindahan tersebut. Makanya kenapa perempuan dilarang memotong rambut yang sangat
pendek hingga menyerupai laki-laki. Karena di situlah letak keindahan
perempuan–salah satunya.
Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memilki rambut? Entah untuk
sementara waktu atau seterusnya. Apakah mereka tidak lagi mempunyai keindahan
atau tidak layak memiliki keindahan?
Terkadang seseorang terpaksa menjadi botak. Karena
menjalani kemoterapi atau penyakit kulit di daerah
kepala. Kemoterapi memang bisa membuat rambut rontok. Jika sel-sel
rambutnya sudah rusak maka rambut tidak bisa tumbuh lagi. Maka,
apakah dengan adanya rambut menjadi satu-satunya keindahan?
Alangkah malangnya mereka yang terpaksa botak kemudian akan
dipandang dengan sangat aneh. Mereka bukanlah selebritas yang suka membuat
sensasi sehingga tak peduli dengan tatapan aneh orang-orang. Mereka hanya manusia
biasa yang tak berdaya dengan keharusan tersebut.
Dan kalau ada yang ngotot ingin botak, ya
silakan saja. Ada banyak alasan yang bisa kau kemukakan. Bisa jadi karena ingin menghemat shampoo, minyak rambut, tidak
ingin ribet, whatever-lah. Yang jelas, ada kalanya kau tetap
membutuhkan pelindung kepala. Betul, nggak?
Maka, marilah melihat keindahan dari sudut pandang yang
berbeda. :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon