Pandan Berduri si 'Penyelamat' Diri



“Mamak mau ke pasar..”
“Ikuuuut…”
“Jangan!”
“Huaaaaa…” nangis kejer nyaris pingsan. Maka dibawalah aku ke pasar bersama Mamak.
***
“Mamak mau e’k..”
“Ikuuut…”
“Mamak mau e*k, Ekiiii…bukan mau ke pasar.”
“Huaaaa…” tetap nangis kejer nyaris pingsan. Maka dibawalah aku ikut buang hajat sama Mamak. #eh
***
Mamak jongkok, akupun ikut jongkok. Yang nggak aku lakukan cuma nutup hidung. Kalau kita buang hajat pasti nutup hidung kan, ya. Tapi aku nggak. Aku menikmati aroma tak sedap dari kotoran tersebut.
“Ekiiiiii..,tutup hidungnya. Kalau nggak, jangan jongkok depan mamak. Pulang sana!”
Ituah aku kecil, anak yang nggak mau ditinggal sejenggal pun sama mamakku, bahkan meski beliau ingin buang hajat -_-
***
Pandan berduri termasuk tanaman yang memiliki kenangan ‘indah’ dalam hidupku. ‘Indah’ dalam tanda kutip, heuheu… Ceritanya, sejak kecil aku tinggal di asrama polisi. Asrama ini berada sangat jauuuuuh dari perumahan penduduk di ibukota kecamatan dan berada dekat dengan pantai. Di tempat itu tidak ada perumahan lain kecuali asrama polisi tersebut. Di asrama tidak tersedia WC, baik WC pribadi maupun WC umum. Jadiii… ke manakah gerangan kami membuang hasil produksi pencernaan yang tak digunakan lagi itu? Jawabannya adalah di balik pandan.
WHAT!!??
Jadi begini, karna tempat tersebut dekat dengan laut, di sekitaran asrama terdapat banyak batang pandan. Bukan pandan wangi lho ya, tapi pandan berduri. Sepertinya, karna tekstur tanahnya yang cocok, membuat pandan-pandan berduri itu tumbuh lebat dan besar. Jumlah banyak banget. Nah, karna di asrama nggak ada fasilitas untuk buang hajat di rumah masing-masing, maka pohon pandan yang gedenya hampir segede rumah itu dijadikan tempat untuk membuang hajat. Bukaaaaan..bukan buang hajat dalam rimbun pohon pandan, ya. Kalau kayak gitu, bisa mati dong orang kena duri pandan, heuheu...
Jadi, ternyata pohon pandan yang rimbun itu cukup ampuh untuk melindungi seseorang jika ingin buang hajat. Tinggal duduk di salah satu sisi di sekeliling pohon pandan, maka tunailah hajat seseorang. Tentu dengan mencari posisi yang tak terlihat oleh siapapun. Jangan bayangkan prosesnya seperti buang hajat di WC, ya. Prosesnya cuma sederhana; cari posisi yang strategis yang tak terlihat oleh orang lain, tinggal duduk, tinggal keluarkan, selesai lalu tinggalkan kotorannya begitu saja di tanah. Karna gak pakai acara ‘mencebok’ di tempat, jadi disarankan memakai sarung saat akan menunaikan hajat besar ini. Jadi, setelah ditunaikan, bisa dengan bebas balik ke kamar mandi masing-masing buat mencuci sisa kotoran yang masih melekat di tubuh. Lalu, kotoran yang ditinggalkan apa kabar? Tenang, akan hilang dengan sendirinya. Gak tau binatang apa yang membuatnya hilang. Dan aku pun lupa nanyain hal ini ke papaku, hahaa…
Yang unik, setiap keluarga punya beberapa pohon pandan untuk dijadikan tempat kegiatan ‘mulia’ ini. Tidak tercatat sih, tapi terjadi dengan sendirinya. Kenapa?  Jadi misalnya Mamakku buang hajat di salah satu sisi pohon pandan, terus tiba-tiba aku pengen buang hajat juga dalam waktu yang tidak lama setelah itu, kan gak mungkin aku melakukannya di tempat yang sama seperti mamakku sebelumnya. Di situ masih ada kotorannya. Jadi, aku harus mencari pohon pandan lain.
Itulah kenangan ‘indah’ku tentang pohon pandan di masa lalu, yang masih aku ingat sampai sekarang. Maaf kalau tulisannya agak ‘jorok’ yaaa, wkwkwk…
Sayangnya, dulu waktu kecil aku termasuk anak yang takut difoto, jadi nggak punya kenangan berfoto dengan tuh pohon pandan. Ini hasil google aja ya..tapi beginilah persis pandan dalam kenangan ‘Indah’ku itu…
***

Credit Pic


Buah pandan. Credit Pic

Sekilas tentang Pandan:
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Pandanales
Famili: Pandanaceae
Genus: Pandanus
Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias. Berbagai jenis pandan menyebar dari Afrika Timur, Asia Tenggara, Australia hingga kepulauan Pasifik.
Ada banyak jenis pandan, salah satunya adalah pandan berduri seperti dalam gambar. Daun pandan berduri, setelah dikeringkan, bisa digunakan sebagai bahan baku anyaman seperti membuat tikar atau topi pandan. (Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Pandan).


Karakter: 4004 tanpa spasi
Tulisan ini diikutkan pada "Giveaway Aku dan Pohon" yang diadakan oleh Arin Murtiyarini.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

13 comments

Write comments
Santi Dewi
AUTHOR
23 Agustus 2013 pukul 09.17 delete

Ya ampyu... hehehe... saya baru tahu ada pohon pandan berduri. Tau nya hanya daun pandan utk membuat kue :)

Reply
avatar
23 Agustus 2013 pukul 15.05 delete

Waaah..iyakah mbak. dulu, saya justru lebih duluan tau dengan pandan berduri daripada pandan wangi. Yaa..karena adanya kisah saya di atas, heuheuheu...

Reply
avatar
Emak Riweuh
AUTHOR
23 Agustus 2013 pukul 16.19 delete

Owalah gede banget ya pandannya :) Baru tahu juga itu namanya pandan berduri. Di rumah punya yg pandan wangi.
Semoga sukses untuk GA-nya, mbak ^_^

Reply
avatar
Lisa Tjut Ali
AUTHOR
23 Agustus 2013 pukul 16.19 delete

kalau tak silap pandan berduri ini banyak tumbuh di pinggir2 pantai jalan krueng raya ya

Reply
avatar
23 Agustus 2013 pukul 17.28 delete

Emak Riweuh:
Iya mbak, malah di wiki, yang diulas lebih banyak ya tentang pandan berduri. Meski kenyataannya banyak yang nggak tau jenis pandan.
Buat orang yang tinggal atau pernah tinggal di daerah pesisir seperti saya, sudah biasa melihat pandan berduri yang gede-gede banget dan tumbuh rimbun, hehee

Lisa:
Iyaaa...betooool sekali ;)

Reply
avatar
23 Agustus 2013 pukul 22.07 delete

Hahahaha, sbg anak yg pernah tinggal ditepi pantai, aku tau persis kegiatan ini
Wkwkwkwk, cm jrg melakukannya karena kompleks perumahan kami sdh dilengkapi MCK. Tapi sekali2 aku ikut teman2 yg melakukannya saat.kami mandi laut. Emang lucu ya cut adek kali diingat2 lagi. Hihi

Eh iya, sukses utk ngontesnya yaaa :)

Reply
avatar
23 Agustus 2013 pukul 22.41 delete

wkwkwkw...iyaaaaa kak, lucuuu kali kalo diingat pas mau menunaikan kegiatan 'mulis' ini.
Kalo malam pas gak berani duduk di situ, terpaksa pakai WC terbang deh :D

Reply
avatar
Rebell
AUTHOR
23 Agustus 2013 pukul 23.35 delete

wah, dekat rumah tetanggaku banyak tumbuh pohon pandang berduri ini. tapi tidak pernahlihat ada buahnya. ternyata buahnya mirip buah duren ya..

Reply
avatar
24 Agustus 2013 pukul 18.39 delete

kalo sekilas memang mirip duren mak, tapi jenis buahnya mirip dengan buah kolang kaling :D

Reply
avatar
ulimayang
AUTHOR
25 Agustus 2013 pukul 22.44 delete

hwwkwkwkwk... dulu aku pernah punya kenangan juga dengan pandan. kebetulan papa ku juga angkatan trus pernah tugas di papua. sama papa di buatkan kicir - kicir. jadi waktu naik montor saya di depan kincir2nya berputar kenak angin. rasanya bahagia banget. tapi yang ini buat hajat >.<

salam kenal ya..
http:ulimayang.blogspot.com

Reply
avatar
25 Agustus 2013 pukul 22.51 delete

Benarkah mbak Uli?
Waaag...kayaknya yang papanya polisi atau TNI, punya pengalaman yang mirip-mirip ya brhubungan dengan buang hajat ini, wkwkwk...

Btw, salam kenal mbak Uli, makasih udah mampir ke sini mbak ;)

Reply
avatar
vanda
AUTHOR
29 Agustus 2013 pukul 12.39 delete

hihi merinding bacanya mbak Ekky :D

Reply
avatar
29 Agustus 2013 pukul 15.51 delete

Lhaaaa...kenapa merinding mbaaaak..ini kan bukan cerita horor :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky