Souvenir Sebagai Hadiah

Foto: www.stlawrencemarket.com
Ngomongin tentang souvenir Islami, ini adalah sesuatu yang tidak asing buat saya, apalagi buat saya yang tinggal di Aceh, daerah dengan basis syariat Islam. Tetapi, saya mengenal souvenir Islami jauh sebelum Aceh menjadi daerah Syariat Islam sih, bahkan sebelum saya memakai jilbab. Tahun 1998, saya si anak kampung ini hijrah ke Banda Aceh karena melanjutkan kuliah dan tinggal–menumpang lebih tepatnya–bersama keluarga yang sangat Islami sekali. Saya banyak belajar pada keluarga ini, termasuk belajar budaya baru di Aceh Besar.

Salah satu tradisi pernikahan di keluarga ini yang tak luput dari perhatian saya adalah mereka selalu menyediakan souvenir untuk tamu. Souvenir pernikahan. Oh, ternyata nikahan orang kota Banda Aceh dan Aceh Besar begitu ya, ada souvenirnya, asik juga, ya, begitu pikir saya waktu itu. Bukan apa-apa, dulu di kampung saya di Aceh Selatan sana, yang notabene tempatnya sangat jauh dari kota besar ini, tidak ada tradisi memberi souvenir untuk tamu yang datang ke acara walimahan. Dan memberi souvenir ini unik, begitu pikir saya. Soalnya tamu akan merasa tersanjung diberi hadiah. Siapa sih yang tidak senang mendapat hadiah?

Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada pihak tertentu agar hubungan antara si pemberi dan si penerima semakin akrab, dan demi mendapatkan pahala dari Allah tanpa disertai permintaan atau persyaratan. Para ulama berpandangan bahwa antara hadiah, hibah dan sedekah terdapat persamaan dan perbedaan. à pengertian hadiah menurut yang termaktub dalam Buletin Dakwah Jumat As-Suunah No. 70, yang membahas tentang Hukum Hadiah dalam Islam.

Menurut tulisan di Buletin As-Sunnah tersebut, disebutkan bahwa memberi hadiah memberi pengaruh yang positif dalam memperkuat ikatan dan hubungan sosial. Dengan memberi hadiah, rasa cinta akan tumbuh, kasih sayang akan langgeng, kedengkian akan sirna, dan hati akan saling terpaut, begitu paparan berikutnya dari Buletin As-Sunnah. Disebutkan, pernah suatu ketika Rasulullah menerima hadiah, maka beliau bersabda;
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, agar kalian saling mencintai.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, Shahih al-Jami 3004, al-Irwa 1601).

Melalui hadist tersebut, jelaslah bahwa memberi dan menerima hadiah adalah sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah. Dan memang, apa-apa yang Rasulullah anjurkan untuk umatnya adalah sesuatu yang memberi pengaruh yang positif, karena pada dasarnya memberi hadiah ini sama dengan bersedekah, di mana kita memberi sesuatu/bantuan kepada orang lain dengan tidak mengharapkan imbalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberi hadiah tidak hanya membuat si penerima merasa bahagia dan dipedulikan, si pemberi juga mendapatkan ‘hadiah kembaliannya’ yang lebih besar lagi. Apa itu  ‘hadiah kembalian’? Ketika seseorang memberi hadiah, perhatian seseorang tersebut akan teralihkan dari keadaan stress dan tekanan, dan membuat mereka merasa seolah-olah mereka telah memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan orang lain. Bersamaan dengan itu, memberi hadiah juga berdampak pada kehidupan sosial antara dua orang atau lebih. Memang ini adalah hasil penelitian di barat sana, di mana kehidupan mereka sangat individualis sekali. Jangankan tradisi ngumpul seperti di Indonesia, mungkin berjumpa dengan kerabatpun mereka jarang. Tetapi, saya kira hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan nilai-nilai Islam bahwa memberi hadiah adalah salah satu cara untuk mempererat hubungan silaturahmi.

Betul atau tidak, coba Anda buktikan sendiri dengan mengunjungi sanak saudara yang sudah lama tidak berjumpa atau tidak Anda kunjungi karena suatu hal. Bawalah hadiah seikhlasnya, maka rasakan efek dahsyat dari kunjungan sekali dalam waktu yang lama tersebut :D


Di Indonesia, tradisi memberi hadiah adalah tradisi yang sudah lama sekali ada. Sejak jaman kerajaan-kerajaan dahulu, jaman feodal hingga jaman modern seperti sekarang. Macam-macam bentuk hadiahnya; mulai dari hadiah ‘mentah’nya saja (uang maksudnya :p Iya, uang juga bisa menjadi hadiah), hingga souvenir. Hadiah berupa uang mungkin bisa habis dalam waktu yang cepat, tetapi souvenir adalah hadiah yang lebih abadi dan bisa diingat sampai nanti. Macam-macam lah ya bentuk souvenir ini; mulai dari gantungan kuci, magnet kulkas, vas bunga, sampai perabotan rumah tangga. Dan macam-macam pula event dalam memberikan souvenir. Ada yang memberikan souvenir berupa oleh-oleh dari travelling ke suatu tempat, souvenir selamatan atau kenaikan jabatan, souvenir pernikahan, bahkan ada yang memberi souvenir dengan memberi saja tanpa harus melalui hajatan apapun. Apapun itu, hal yang paling penting dalam memberi souvenir adalah ihklas, berapapun nilainya.  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
Lusi
AUTHOR
29 November 2015 pukul 00.25 delete

Kalau teman, paling sering dapat gantungan kunci. Kalau event, pasti dapat kaos, smp numpuk, mayan buat dirumah.

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky