Postingan
ini sebenarnya adalah lanjutan postingan When Enjoying Indonesian Food at KRI Songkhla, tetapi berhubung ini topiknya sudah berbeda (walaupun masih menulis
tentang makanan), makanya saya jadikan di postingan tersendiri, supaya lebih fokus,
juga karena saya menghindari menulis yang terlalu panjang :D
Salah satu
yang menyenangkan saat menyantap makanan ala Indonesia di KRI adalah boleh
dibungkus. Seperti yang saya tulis sebelumnya bahwa ibu-ibu KRI memang
menyengajakan memasak makanan dalam jumlah yang banyak. Supaya mahasiswa bisa
membungkusnya dan membawa pulang. Hihiii… asik nggak tuh sodara-sodara
:D
Yang paling
sering itu adalah saat berbuka puasa bersama dengan mengundang kita semua dan
WNI yang ada di sini. ‘Kita’ yang saya maksud adalah saya dan teman-teman
mahasiswa di sini. Ngomong-ngomong berbuka puasa bersama, kita mah jarang absen
yak, soalnya jarak tempuh dari tempat kita ke kota tempat KRI berada memang
tidak begitu jauh. Satu jam perjalanan tidak begitu jauh kan, ya? Di sini buka puasa diadakan seminggu sekali. Tetapi
memang tidak semua WNI bisa selalu datang setiap minggunya. Tempat tinggal
mereka jauh-jauh sih, soalnya banyak juga yang tinggal di provinsi-provinsi
lain yang bukan Provinsi Songkhla.
Sepertinya,
kegiatan bungkus membungkus makanan oleh mahasiswa ini, tidak hanya ada di sini
saja. Kayak teh Rosi bilang, beliau juga
kebagian jatah membungkus makanan di KBRI di Inggris. Kalau beliau menyebutnya ‘Operasi
Plastik’, saya menyebut ‘Operasi Saitung’ saja, biar terasa
nuansa Thailand-nya, hahaa.
Kenalan dulu
nih ya dengan istilah Saitung.
Jadi, kantong
plastik dalam Bahasa Thailand disebut saitung. Saya pertama sekali kenal
dengan istilah ini adalah saat membeli makanan di kantin, ditambah dengan
istilah satu lagi, yaitu Saiho. Ketika sedang malas memasak, saya suka
membeli makanan di kantin, tetapi saya malas makan di kantin. Soalnya malas
duduk bercampur dengan mereka yang makan dengan di piringnya ada Ba**.
Atau kalau nggak duduk bercampur, di samping kiri kanan adalah warung makanan
yang ada bab**nya. Suka mual soalnya lihat piring dengan ba** di atasnya, atau melihat
jejeran etalase makanan yang ada bab**nya.
Jadi, kalau
di kantin, saya pesan bungkus saja. Bungkus plastik disebut Saitung (untuk
lauk pauk dan sayuran) dan bungkus
dengan kertas makanan disebut Saiho (untuk nasi). Jadi cukup sebut saja Saitung
dan Saiho jika membeli nasi tetapi tidak makan di tempat. Bahasa rakyatnya
(Indonesia) nasi bungkus kali ya, LOL.
Jadi mudah
kan ya. Kalau ke Thailand, jangan lupa dengan kata Saitung atau Saiho jika kalian membeli makanan dan minta dibungkus :D Tinggal tunjuk saja mana menu
yang disuka dari balik kaca sambil bilang Saitung atau Saiho,
mereka mengerti, kok.
Nah, ‘Operasi
Saitung’ ala mahasiswa di KRI Songkhla ini termasuk momen yang paling memorable
buat saya. Momen yang campur aduk; antara malu-malu dan malui-maluin, noraknya
ada, senangnya ada, serunya ada, dan yang pasti semua sibuk membungkus makanan,
LOL. Begitu selesai Salat Taraweh, plastik telah tersedia di atas meja prasmanan,
lalu… serbuuuu, eh salah, bungkuuuuus. LOL.
Maka inilah
momen-momen seru tersebut, saya rangkum dalam cerita foto berikut. Diambil dari
foto-foto di Ramadan tahun ini dan di tahun-tahun sebelumnya.
This belongs to Bayu Adi Kusuma since he edited this photo |
Tiap orang membawa pulang bungkusan. Nggak cukup satu, LOL. This photo belongs to Bayu Adi Kusuma since he edited this photo |
Dan ada videonya juga. Lumayan buat kenang-kenangan. Kalau nanti saya kangen sama kebersamaan di sini, tinggal lihat video ini saja :D
Terima kasih buat Pak Bayu, Pak Abdi, dan Pak Amin untuk foto-foto dan videonya. Terima kasih buat teman-teman Permitha (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Thailand) Prince of Songkhla University, Hatyai, atas kebersamaan kita selama ini. Kebersamaan yang tak akan saya lupakan dan akan selalu saya ingat saat saya kembali nanti. Love you all.
Terima kasih buat Pak Bayu, Pak Abdi, dan Pak Amin untuk foto-foto dan videonya. Terima kasih buat teman-teman Permitha (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Thailand) Prince of Songkhla University, Hatyai, atas kebersamaan kita selama ini. Kebersamaan yang tak akan saya lupakan dan akan selalu saya ingat saat saya kembali nanti. Love you all.
Time is Priceless, we only get it one time, use it usefully for togetherness, profit and happiness. -- jan jensen
22 comments
Write commentssyukur alhamdulillah, foto saya pas ngambil logistik gak keliatan. hahahaha.
ReplyKelihatan sedikit, tapi untungnya pas lagi kalem, hahahahaaa... |o|
ReplyKirain Saitung nama makanan ...ternyata nama kantong plastik ya
ReplyWuih seru. Kirain nama makanan 'Saitung' itu...
ReplyWuih, sri mungkin uda gk selera kak klw uda liat ba** walaupun mknanannya di saitung or saiho. Hehee
ReplyWkt di MBK, aku ngiler deh mkn nasi sm berbagai lauk yg ada mede nya. Eh trua baca2 dftr menu, ada babi. Aku melipir. Hahah. Trus pesen yg jhusus seafood aja. Emg eneg sih aku jg liat daging itu, denger juga. Krn disana cuma bntar, jd gk smpet tau soal saitung. Taunya di blog ini. Makasih yoo
Replypaling asyik emang kegiatan bungkus membungkus itu
Replyjadi selamat deh perut sehari itu ya.. apalagi ini makanan yang udah lama dinanti
makannya jadi lebih nikmat nggak sih
Seruuuunyaaa mbak Ekiii, suka suka sukaaaa :)
ReplyDi mana pun, kapan pun, kegiatan membungkus makanan yang berlebih udh jadi mode ya. Apalagi kalo tinggal di rantau, anak kost pulak ^_^
ReplyPernah ngalami saya, hihihii
Bahasa keren nya itu "Mbungkusssssss" hahaha
ReplyIya mbak :D
ReplyXixixxiii :p
Replykakak juga gitu Sri, tapi kalo udah dibawa pulang, udah gak apa-apa lagi :ng
ReplySama-sama mb Nurul. Ayo ke Thailand lagi, hihiiii
ReplyIya mbak, asyiknya karena bisa dapat makan gratis yang uenaaaak, wkwkwkk
ReplyMakasih mb Nurul :ng
ReplyWah, baru tau aku mbak kalo bungkus membungkus jadi mode. jadi tren maksudnya ya mbak? :D
ReplyYak, betul sekali, LOL
ReplyIya, selama di Bangkok aku liat orang jualan B2 banyak banget kayak pedagang pempek di sini hehehe. Pas di Asiatique juga gak habisin makanan karena ngerasa gelisah pas makan (khawatir dengan peralatan makan dan wajannya)
ReplyAku gelisah bukan apa-apanya mas yayan, mual gitu lihatnya :D
ReplyKalau beli makan di tempat muslim, Insya Allah gak tercampur alat makannya, mereka menjaga banget hal begitu, hehee
Enthlah operasi saitung ada atau tidak di KBRI Delhi, soalnya sebelum acara selesai, aku selalu ngibrit duluan.
ReplyNggak pakai malu malu mbak, kapan lagi bisa menikmati makanan Indonesia di luar negeri.
Wah, kok bisa ngibrit cepat kali b zulfa. klau aku memang sengaja lama-lama malah, biar kesempatan makan enaknya juga lama, hahaaa
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon