Menyusuri Jejak Kenanganku di Lombok

Pantai dengan nuansa pedesaan dan rumah suku Sasak. Foto: http://www.travelandescape.ca/

Dari semua perjalananku ke banyak tempat, adalah perjalananku ke Lombok 11 tahun lalu menjadi perjalanan yang paling berkesan buatku. Mungkin pun akan menjadi perjalanan paling berkesan seumur hidupku. Ada dua hal yang membuatnya menjadi berkesan. Pertama, karena itu adalah perjalanan pertamaku ke luar Aceh. Dan kedua,  itu adalah perjalananku yang paling ekstrim.

Pernah membayangkan melakukan perjalanan dari ujung Sumatera ke Indonesia bagian tengah dengan hanya mengandalkan kendaraan darat? Jangan kaget kalau kukatakan bahwa aku pernah melakukannya. Aku tidak sendiri memang. Ada adik perempuanku yang menjadi teman perjalananku. Hoho…jangan membayangkan kami pergi ke Lombok dalam rangka jalan-jalan atau senang-senang lalu cari sensasi dengan melakukan perjalanan ekstrim supaya masuk TV. Oh, beberapa saluran TV swasta nasional memang memberitakan tentang kami, tetapi bukan cerita tentang dua pelancong yang berhasil mencapai tanah Lombok setelah menempuh lebih dari seminggu perjalanan dari Kota Banda Aceh. Sama sekali bukan. Alih-alih kisah perjalanan inspiratif seperti itu, kami muncul di TV-TV nasional dengan berita berjudul PENGUNGSI TSUNAMI DI LOMBOK dan sejenisnya. Hiks.

Bisa pergi ke Lombok adalah cita-citaku dan adikku. Tujuan utama kami tak lain dan tak bukan adalah menjenguk orangtua kami yang sedang bertugas di sana. Sejak 2002, Papa bertugas di Polda Nusa Tenggara Barat dan tinggal Kota Mataram. Dunia internet tidak semasif sekarang, jadi waktu itu aku belum tahu bahwa Lombok adalah daerah tujuan wisata sebagaimana Bali. Melalui telepon, Papa sering bercerita tentang keindahan pulau Lombok, tentang keramah-tamahan penduduk lokalnya, tentang keberagamannya yang indah, tentang kebudayaannya yang baru kudengar… apa saja tentang Lombok.

Maka kuukir cita-cita bahwa suatu hari aku akan ke Lombok. Selain ingin menjenguk kedua orangtuaku, aku juga ingin merasakan dan melihat langsung cerita-cerita indah yang didendangkan Papa. Selesaikan kuliahmu dan datanglah ke sini, begitu pesan Papa.

Sampai hari itu tiba, 26 Desember 2004.

Melihat kotaku seperti kota mati dengan mayat di mana-mana, melihat rumah-rumah di sekitar tempat tinggalku menjadi rata dengan tanah, kami memutuskan meninggalkan Aceh setelah sempat menjalani hidup di pengungsian. Maka dimulailah petualanganku bersama adikku, menuju Nusa Tenggara Barat, dengan mengandalkan kendaraat darat. Melintasi kota-kota di Pulau Sumatra, menyeberangi Selat Sunda, tercengang-cengang bak anak kampung di Ibukota Jakarta, melintasi kota-kota kecil dan kota-kota besar di jalur Pantura Jawa, menyeberangi Selat Bali, lalu terdampar di kota Denpasar yang panas. Dan sampailah kami pada penyebarangan terakhir  kami. Dari Pelabuhan Padang Bai Bali ke Lombok hanya empat saja lagi, tetapi aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke Lombok karena aku sudah terlalu lelah. Lelah dengan apa yang terjadi di kotaku di Aceh, ditambah dengan perjalanan sejauh itu dan selama itu.

Kami berangkat dari Aceh akhir tahun 2004. Sampai ke Lombok, tahun sudah berganti menjadi 2005. Seperti perjalanan setahun, hahaa.

Dengan telah berhasilnya aku melakukan perjalananan ekstrimku tersebut, boleh dibilang aku sudah menjelajahi setengah Indonesia, hahaa. Indonesia luas sekali man, perlu melakukan perjalanan seperti itu lagi untuk bisa menjelajahi setengahnya lagi. Tetapi aku tidak yakin akan bisa melakukan perjalanan seekstrim itu lagi sekarang. Staminaku tidak lagi sekuat dulu ketika melakukan perjalanan darat antar pulau-pulau di Indonesia. Tetapi kalau ada yang mengajakku keliling Indonesia naik pesawat, ayo aja, aku langsung ngacung dan seret koper, lol.

Balik lagi ke cerita perjalananku menuju Lombok.

Hari sudah malam ketika akhirnya kami sampai di Lombok. Kami dijemput oleh anak buah papaku di pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Tiga hari di rumah orangtua di Kota Mataram, aku seperti orang mati. Tidur nggak bangun-bangun, lol.

Di hari keempat, ada wartawan TV datang ke rumah orangtuaku. Mereka ingin mewawancarai aku dan adikku. Tanya ini itu tentang tsunami dan bagaimana akhirnya kami bisa mengungsi ke Lombok. Whaaaat??? Pengungsi? Alih-alih disebut traveler, kami malah disebut pengungsi. Aku tidak tahu harus ketawa atau sedih.  Besoknya, rumah orangtuaku masih kedatangan wartawan TV, TV lain lagi tentunya. Oh My God, aku dan adikku mendadak selebritas, lol.  Beberapa kenalan kami dan saudara-saudara di Aceh kaget sekaligus senang melihat kami di TV. Dari mulai Metro TV, SCTV, RCTI, apalagi, pokoknya semua TV, lol.

Pengalaman kami mendadak jadi selebritas tidak berakhir sampai di situ. Di hari-hari selanjutnya, kami diundang di berbagai tempat. Di berbagai konser amal untuk Aceh, di berbagai acara di kampus Universitas Mataram (UNRAM), acara di pendopo Gubernuran. Wuiiiih… seru juga ternyata jadi selebritas, meski abal-abal, lol.

Jadi begitulah asal muasal kedatanganku ke Lombok 11 tahun lalu itu.

Sambil memenuhi undangan di sana sini *duh, bahasaku, lol*, kami tak lupa mengeskplor Lombok. Kutulis sedikit saja dari beberapa tempat yang pernah  kudatangi.

Pantai Senggigi
Pantai Senggigi. Foto: www.idtempatwisata.com
Menyebut Lombok, rasanya kurang afdhol jika tidak menyebut nama pantai ini. Apalagi tempatnya tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Orangtuaku tinggal di Sweta,  (dibaca Swete), Kota Mataram. Jarak dari Mataram ke Pantai Senggi tidaklah begitu jauh karena masih sama-sama berada di Lombok Barat. Yang menarik dari pantai Senggigi adalah garis pantainya yang panjang. Jadi, di sisi barat Pantai Senggigi, terdapat gunung yang mana jalan menuju ke pantai Senggigi adalah melewati gunung tersebut. Nah, sebelum kendaraanmu meluncur ke bawah sana, kau boleh meminta supir atau guide untuk berhenti sebentar di badan jalan ini. Dulu boleh berhenti, sekarang sih aku nggak tahu, ya :D  Berhenti di situ, apalagi kalau bukan untuk foto-foto, baik foto selfie maupun mengambil foto pemandangan pantai Senggigi dari ketinggian. Dari ketinggian, Senggigi terlihat begitu indah, begitu memukau, begitu memesona. Tak perlu waktu lama, dia langsung mencuri hatiku. Aku Dejavu. Berdiri di ketinggian sambil menatap garis pantai Senggigi yang memanjang hingga ke ujung timur, aku seperti melihat pantai Lamno dari Puncak Geurutee Aceh.

Sebagai tambahan informasi, di sekitar pantai Senggigi ada banyak sekali hotel. Sewaktu saya ke sana dulu, beberapa hotel sedang dibangun. Saya membayangkan sekarang tentunya daerah tersebut sudah padat sekali.

Tidak jauh dari Pantai Senggigi, terdapat Pura Batu Bolong. Ini adalah tempat peribadatan agama Hindu, tetapi dibuka juga untuk para wisatawan. Karena ini adalah tempat ibadah, maka masuk ke sini harus ikut aturan di tempat tersebut, yaitu memakai selendang kuning yang diikat di pinggang. Disebut Pura Batu Bolong karena di situ memang terdapat batu yang bolong tengahnya. Tempatnya persis menghadap ke laut. 

Pantai Kuta
Pantai Kuta Lombok Tengah. Foto: daftartempat.com
“Apa? Pantai Kuta juga ada di Lombok? Selama ini aku hanya tahu pantai Kuta ada di Bali,” begitu kataku pada supir yang hari itu membawa kami menuju Lombok Tengah.

“Lihat saja sendiri nanti Pantai Kuta di Lombok dan bandingkan dengan pantai Kuta di Bali,” begitu jawabnya.

“Tapi aku belum pernah ke Pantai Kuta di Bali. Sewaktu di Bali, aku hanya berada di Denpasar saja. Lagipula aku tidak suka membanding-bandingkan, tambahku dalam hati. Menurutku, setiap tempat pasti memiliki keindahan dengan ciri khasnya masing-masing.

Pantai Kuta (dibaca Kute à logat orang Lombok sama seperti Orang Bali di mana akhiran ‘a’ dibaca ‘e’) terletak di Lombok Tengah. Ibukota Lombok Tengah adalah Praya. Pertama mendengar nama Kota Praya, saya berdecak kagum. Nama kotanya cantik banget, mirip nama salah satu kota di Eropa. Kotanya padat dan bersih meski tidak seramai Kota Mataram. Di sini terdapat banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sekarang, bandara Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah berpindah ke Praya. Waktu saya ke Lombok dulu, bandaranya adalah Bandara Selaparang di Lombok Barat.

Balik lagi ke cerita soal jalan-jalan ke Pantai Kuta.

Sebelum ke Pantai Kuta, sang supir plus guide yang dibayar papaku untuk membawa kami jalan-jalan selama di Lombok, mengajak kami ke Hotel Novotel. Bukan, bukan untuk menginap di sana. Kami hanya ingin mampir sebentar saja di hotel tersebut. Saya tidak membayangkan bahwa ternyata Hotel Novotel di Lombok memiliki bangunan yang klasik. Alih-alih dibangun bergaya modern, bangunannya adalah berbentuk rumah adat suku Sasak. Tetapi meski penampakan dari luarnya unik etnik, interior dalamnya tetap modern.

Dan sampailah aku ke pantai Kuta. Woaaaaa…. indah banget. Pasirnya putih, lautnya biru kehijauan, dan di sekitar pantai terdapat bebatuan hitam yang besar-besar. Ada bukit yang menjorok ke pantai sehingga terlihat seperti pulau. Lautnya tenang nyaris tak berombak. Jika di Senggigi aku tidak pernah menceburkan diri ke laut, di Pantai Kuta aku malah mandi sepuasnya :D Apalagi waktu kami datang hari itu, tidak banyak orang di Pantai Kuta. Kami merasa hari itu Pantai Kuta adalah milik kami.

Jika Tuhan mengijinkanku untuk kembali ke Lombok, Pantai Kuta termasuk salah satu destinasi yang ingin kukunjungi lagi.

Taman Narmada
Taman Narmada. Foto: wisatalombok.info
Sewaktu ke Taman Narmada, kami pergi sekeluarga. Papaku yang jadi guide, haha. Maklum, sejak bertugas di Nusa Tenggara Barat sejak 2002 (sampai saat kami datang di 2005), boleh dibilang beliau sudah menguasai seluk beluk Lombok hingga Sumbawa (beliau juga pernah bertugas di Sumbawa), dari wisatanya sampai sejarahnya. Ketika sampai di Lombok, kata ‘Narmada’ tidaklah asing bagiku. ‘Narmada’ menjadi merek salah satu produk air minum mineral kemasan di Lombok, dan terkenal pula. AQ** aja kalah. Di mana-mana, orang-orang meminum air mineral kemasan merek ‘Narmada’. Aku tidak tahu apakah merek minuman ini masih eksis sampai sekarang, megingat sudah 11 tahun waktu berlalu.

Waktu itu, aku penasaran dengan kata ‘Narmada’ dan kenapa nama ini bisa dipakai sebagai merek air mineral kemasan. Ternyata, menurut papaku, Narmada adalah nama sungai. Sungai Narmada terletak di India. Jauh amat India dengan Lombok, apa hubungannya coba?  Jadi, masih menurut papaku, Lombok memiliki hubungan yang erat dengan Bali. Di jaman dahulu kala (ada tahunnya ini, bukan dongeng, cuma yang cerita nggak sebut tahun :D), raja-raja yang berkuasa di Lombok adalah raja-raja Bali. Ini sekaligus menjawab rasa penasaranku ketika sampai di Lombok, yaitu; (1) kenapa logat sebagian orang Lombok mirip dengan logat Bali (seperti yang aku tulis di atas, pengucapan akhiran ‘a’ dibaca ‘e’, salah satunya), (2) kenapa nama-nama orang Bali banyak ditemukan di Lombok sementara mereka orang Lombok. Diceritakan, ada seorang Raja yang rajin bersembahyang di puncak Gunung Rinjani, namun di usia tua raja tersebut tidak mampu lagi melakukan ritual tersebut di puncak gunung. Maka sang raja memerintahkan untuk membangun sebuah taman yang mirip dengan Gunung Rinjani. Maka tidak heran di dalam Taman Narmada ini akan kita jumpai undakan bertingkat yang menyerupai gunung. Inilah yang disebut replika Gunung Rinjani. Di bagian puncaknya, terdapat sebuah Pura yang disebut Pura Kalasa. Pengunjung diperbolehkan kok jika ingin naik ke puncak gunung buatan tersebut. Terdapat puluhan anak tangga untuk menuju ke atas. Berdiri di atas gunung buatan ini, akan tampak tiba buah kolom yang berair sangat jernih dan bersih di bawahnya. Kata papaku, air kolom tersebut langsung bersumber dari mata air gunung Rinjani. Di sini kami mandi sepuasnya. Mandi dengan air yang bersih dan jernih seperti di kolom Taman Narmada serasa sedang mandi di sungai-sungai di pegunungan. Konon, air kolam Taman Narmada dipercaya bisa membuat awet muda. Pantas saat itu banyak sekali orang yang mandi atau sekadar bercuci muka di kolam tersebut, ternyata banyak yang ingin awet. Alhamdulillah aku pernah nyemplung  ke kolam Taman Narmada (walaupun tidak bisa berenang), rupanya inilah yang membuatku tampak awet muda ya, hahahaaa…

Buat yang berencana pergi ke Lombok, jangan lupa singgah sebentar ke Taman Narmada. Selain bisa mandi-mandi di kolam yang bisa bikin awet muda atau naik ke puncak Gunung Rinjani (buatan), pemandangan di sini juga sangat asri sekali. Khas taman raja-raja jaman dahulu. Taman Narmada berlokasi di Kota Mataram.

Ampenan
Ampenan, Lombok Barat. Foto: @ekafitriani (Hellolombokku.com)

Jika mengunjungi suatu tempat, jangan lupa kunjungi juga kota tuanya. Kota tua di Lombok adanya di daerah Ampenan. Kata Papaku, jaman dulu Ampenan adalah pusat kota di Lombok. Mungkin ibukota kerajaan kali, ya. Maka tak heran bangunan-bangunan tua masih berdiri kokoh di sepanjang jalan-jalan di Ampenan. Di sini juga terdapat Pelabuhan Ampenan yang langsung berbatasan dengan Selat Lombok, selat yang memisahkan Pulau Lombok dengan Bali. Namun pelabuhan tersebut sudah  tidak digunakan lagi sejak ada pelabuhan baru di Lembar. Yang menarik dari kawasan Ampenan adalah masyarakatnya sangat multikultural. Kata papaku, saking beragamnya, mereka memiliki nama kampung masing-masing di Ampenan;  Kampung Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung Melayu,  Kampung Banjar, Kampung Arab, Kampung Bali. Ini berbeda dengan di Kota Mataram atau kawasan Lombok lainnya yang mana didominasi oleh dua suku yaitu Lombok (suku Sasak) dan suku Bali. Kawasan Ampenan berada tidak jauh dari Kota Mataram
***

“Apa di Ampenan ada Kampung Aceh?”

Papaku menjawab tidak ada. Tetapi di Nusa Tenggara Barat terdapat sedikit orang Aceh dan mereka tinggal secara menyebar. Ada yang tinggal di Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Sumbawa. Bahkan ada yang di Bima. Sebagai orang Aceh, ketika berkunjung ke suatu tempat, maka orang-orang yang memiliki kesamaan suku-lah yang dicari terlebih dahulu. Kalian begitu tidak? Papaku sih (kami juga sebenarnya) begitu. Ketika awal-awal sampai di Lombok, Papa ketemu sama satu orang Aceh di Lombok Barat, dari satu beliau bertanya yang lainnya, sampai akhirnya beliau terhubung dengan orang-orang Aceh di Lombok. Orang Aceh yang sudah menetap dan menjadi warga Nusa Tenggara Barat. Jumlahnya tidak banyak. Tetapi ketika kami berkumpul dalam satu acara, kenduri di salah satu rumah misalnya, ramainya minta ampun. Tahu sendiri kan kalau orang Sumatera sudah kumpul di satu tempat? :D
***

Menuliskan tentang jejak kenanganku tentang Lombok di 11 tahun yang lalu, menerbitkan sebuah kerinduan yang besar sehingga aku merasa aku ingin kembali lagi ke sana. 11 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Apa-apa yang aku tulis, mungkin ada yang sudah berubah. Lombok menurut sudut pandangku di 11 tahun lalu mungkin sudah berbeda dengan Lombok yang sekarang. Dulu Lombok belum menjadi destinasi seterkenal sekarang. Aku membayangkan, sekarang Pantai Kuta tentu sudah dipadati oleh manusia, di sekitar kawasan Pantai Senggigi tentu sudah dipenuhi oleh jejeran hotel-hotel. Taman Narmada bagaimana bentuknya sekarang? Apakah airnya masih sebening dan sejernih dulu? Saudara-saudara se-Aceh-ku, apa kabar mereka sekarang? Sejak keluargaku kembali ke Aceh, kami tidak pernah lagi menginjak tanah Lombok. Sejak lama, aku selalu mengutarakan kerinduanku akan tanah Lombok. Kerinduan yang hanya kubagi dengan keluargaku saja. Ya, karena kurasa mereka juga merasakan kerinduan yang sama.

Lombok, kapankah aku akan kembali ke sana? Menjumpai saudara sesukuku, menjumpai teman-teman Lombokku dulu, menjumpai Bapak Lalu Serinata (Gubernur NTB saat itu) yang telah membantuku kembali ke Aceh atau menyusuri jejak kenanganku yang tertinggal di sana. Akankah World Travel Writer Gathering 2015 membawaku kembali ke Lombok?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

54 comments

Write comments
Dewi Rieka
AUTHOR
16 September 2015 pukul 00.45 delete

ya ampuun ngerinya mba ekiii....hiks...eh itu tamannya cantik banget, moga bisa kesana someday aamiin

Reply
avatar
16 September 2015 pukul 00.52 delete

The magical Lombok......
Sangat berkesan ya kak. :D
Semoga bisa kembali kesana suatu hari nanti.

Reply
avatar
Windi teguh
AUTHOR
16 September 2015 pukul 06.22 delete

Aduuuh ekyy pengen nangis baca pararaf2 awal. Untungnya kalian selamat ya. Semoga bisa kembai ke sana lagi dg pengalaman yg lbh indah

Reply
avatar
HM Zwan
AUTHOR
16 September 2015 pukul 07.15 delete

wa,bener2 berkesan ya mbak,sampai diwawancai banyak tv hehe...aku juga baru tahu kalo di lombok juga ada pantai kuta

Reply
avatar
Azhar Penulis
AUTHOR
16 September 2015 pukul 07.23 delete

Lombok belum lama ini meraih nominasi dalam world best halal city. Mereka juga sukses menjalankan Wisata syariah dengan menjaga kearifan lokal dan hal tersebut tidak menjadi kendala dalam meningkatkan wisatawan mancanegara. Mereka sangat siap menyambut wisatawan, dengan tetap menjaga nilai2 agama dan istiadat setempat.

Mau juga lah sekali waktu bisa sampai ke sana... :-)

Reply
avatar
Ophi Ziadah
AUTHOR
16 September 2015 pukul 16.04 delete

auw auw...jaid kangen Lomboook
Pingin ke sana lagiiih Hiks.....

Reply
avatar
momtraveler
AUTHOR
16 September 2015 pukul 19.31 delete

Pengungsi yg beken ini ceritanya ya... hehehhe tapi orang Aceh bisa nyampe Lombok itu sesuatu banget lo..pa lagi jaman2 segitu ya.
Goodluck ngontesnya kak

Reply
avatar
17 September 2015 pukul 02.30 delete

Tamannya memang cantik bangeeeet mb Dedew. aku aja mau ke sana lagi kalo ada rejeki ke sana, mau cuci muka lai dengan mata air awet muda, biar awet muda terus, hahahaaa...

Reply
avatar
17 September 2015 pukul 02.33 delete

Aamiin. Makasih Wiiiiin.
Sebenarnya aku gak maksud menulis sedih2 lho ini. makanya aku selipkan sdikit 'lol', tapi rupanya gak lucu yak, wkwkwkwk....

Reply
avatar
17 September 2015 pukul 02.34 delete

Iya mbak, mendadak artis lah gitu, wkwkwk

Reply
avatar
17 September 2015 pukul 02.37 delete

Wowwww.... Aceh harus belajar nih sama Lombok. Aceh yang menyandang daerah syariat Islam tetapi Lombok yang mendapat nominasi tersebut. Makasih infonya Azhar.
Tetapi memang tidak salah jika mereka memang layak mendapat nominasi tersebut. Saya sudah ke sana dan melihat sendiri bagaimana harmonisasi antara adat dan nilai2 agama begitu terjaga di sana. Meskipun Lombok dijuluki sebagai Pulau Seribu Mesjid, mereka sangaaaat welcome terhadap turis asing.

Reply
avatar
17 September 2015 pukul 02.38 delete

(((PENGUNGSI)))
:D
Makasih kakaaaaaa

Reply
avatar
Tira Soekardi
AUTHOR
17 September 2015 pukul 03.02 delete

waaw jalan darat, luar biasa ya pengalamannya. tapi kayaknya seru ya karena akan melewati banyak daerah dan kota-kota baik kecil maupun besar

Reply
avatar
Leyla Hana
AUTHOR
17 September 2015 pukul 04.41 delete

Semoga bisa ke Lombok lagi, mbak.

Reply
avatar
Mbul Kecil
AUTHOR
17 September 2015 pukul 16.56 delete

Inspiring bgt mak, dari aceh menuju lombokk
Semoga bisa menuju ke pulau nan indah itu lg ya

Reply
avatar
echaimutenan
AUTHOR
17 September 2015 pukul 22.03 delete

Bagusnya lombokkk... semoga aku bisa kesana...aamiin

Reply
avatar
jejen
AUTHOR
18 September 2015 pukul 16.23 delete

wah benar benar bagus pemandangannya.. saya cuma tahunya pantai senggigi aja mbak.. he
semoga bisa kesana lagi mba ecky dengan pengalaman yang lebih seru.. hehe

Reply
avatar
Rina Susanti
AUTHOR
18 September 2015 pukul 23.44 delete

lombok salah satu destinasi impian saya....

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
19 September 2015 pukul 08.31 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
zaenudin
AUTHOR
19 September 2015 pukul 09.25 delete

dari ke 5 tempat tersebut membutuhkan waktu berapa lama mbak ecky ?

Reply
avatar
19 September 2015 pukul 11.41 delete

terima kasih atas informasinya.. mudah - mudahan memberikan manfaat bagi semua yang baca artikel ini.

Reply
avatar
19 September 2015 pukul 15.15 delete

informasinya bermanfaat sekali.. sukses terus ngeblognya

Reply
avatar
khairiah
AUTHOR
19 September 2015 pukul 15.53 delete

wuih ke lombok jadi artis kayanya kalo kita copy darat nanti harus minta tanda tangan eky, btw cantik-cantik fotonya jadi ingin ke lombok juga

Reply
avatar
Nia Haryanto
AUTHOR
19 September 2015 pukul 21.40 delete

Lombok memang indah. Salah satu tempat wisata impianku. Huhuhu... pengen ke sana. :D

Reply
avatar
21 September 2015 pukul 09.14 delete

Indahnya jadi pengen liburan ke pantai

Reply
avatar
22 September 2015 pukul 09.53 delete

Lombok memang indah sekali. Menurut saya, tak kalah dengan Bali :) Saya juga mempunyai seorang guru yang sangat saya hormati: asalnya dari Lombok.

Reply
avatar
22 September 2015 pukul 20.51 delete

Sudah lama sekali, kepengin ke Lombok, eksotic banget ya mbaa. Tuhan memang baik banget, memberi kekayaan alam yang bagus

Reply
avatar
23 September 2015 pukul 09.25 delete

Duh, dari dulu aku pengen sekali ke Lombok mbak. Sayang banget beberapa kali ke Bali pengen mampir bentaran ke Lombok tapi batal terus..hiks...

Agak campur aduk gimana gitu pasti perasaannya yah mbak, mendadak jadi seleb tapi harus membahas hal2 yang bikin sedih hiks....

Reply
avatar
Kanianingsih
AUTHOR
23 September 2015 pukul 09.42 delete

baru tau di Lombok jg ada pantai Kuta..

Reply
avatar
Ade anita
AUTHOR
23 September 2015 pukul 10.32 delete

Aku merinding baca kisahmu di paragraf awal Eki... alhamdulillah kalian selamat.. alhamdulillah bisa lebih baik ya sekarang kondisinya. Jadi inget tulisanmu waktu bercita-cita pingin punya rumah lalu beli rumah yg butut biar nanti bisa dicicil benerinnya yg penting rumah sendiri. Itu rumah sisa tsunami atau rumah baru sih? Eh... kok malah ngobrol hal postingan jadul..xixixi... btw... lombok juga jadi salah satu destiny yg aku pinginnnn banget datangi. Cuma ragu... mahal2 gak ya penginapan-makanan-transportasinya?

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.04 delete

Seru dan menjadi kenangan yang tak terlupakan mbak :D
Makasih yak atas kunjungannya

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.05 delete

Aamiin. pengen banget mbak Ela

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.06 delete

Semoga kita bisa ke sana ya mbak :D Aamiin

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.07 delete

Wah, sudah pernah ke Senggigi kah?
Aamiin. Semoga kita bisa ke sana lagi ya Pak Jejen. makasih

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.08 delete

Toss mbak. salah satu destinasi saya juga meski sudah pernah ke sana :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.12 delete

Kalau cuma sampai ke Lombok tengah, sehari bisa pak jejen, tapi tentunya dengan catatan tidak singgah terlalu lama di satu tempat, hahaa

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.13 delete

Hahahahaa... boleh mak. siapin badan terus ya mak untuk dapetin tangan saya ya mak, wkwkwk

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.14 delete

samaaaaa mbak, walaupun udah pernah ke sana :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.15 delete

Setujuuuu mbak, alam Lombok memang eksotik banget

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.17 delete

Iyaaaaa mbak, ini ceritanya memang lagi bernostalgia dengan masa-masa sulit itu nih ceritanya, tapi ada hikmahnya juga. Aku jadi bisa lagi ke Lombok :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.19 delete

Iya mbak, dulu Pantai Kuta di Bali lebih terkenal yak. Sekarang pantai Kuta di Lombok sudah mulai banyak dikenal orang :D

Reply
avatar
24 September 2015 pukul 23.37 delete

Wah, mb Ade masih ingat ceritaku tentang beli rumah bututku itu, hihiii.. makasih mb Ade
Kalau penginapan2 di Lombok, aku kurang tahu soal harga mbak, soalnya dulu kan aku tinggal sama ortuku :D

Reply
avatar
oRiN
AUTHOR
25 September 2015 pukul 10.21 delete

Sama seperti Mbak Eky dan adiknya, pergi ke Lombok merupakan salah satu cita-citaku.. tapi, aduuh... aku nangis baca kisahnya Mbak Eky...

Mudah2an suatu saat aku bisa ke Lombok juga... jalan darat? Ngggg... pikir-pikir dulu :D

Reply
avatar
25 September 2015 pukul 23.58 delete

Aku juga pengin mbak ke Lombok...Sukses ya lombanya biar bisa menginjakkan kaki di Lombok lagi.

Reply
avatar
25 September 2015 pukul 23.59 delete

Aku juga pengin mbak ke Lombok...Sukses ya lombanya biar bisa menginjakkan kaki di Lombok lagi.

Reply
avatar
26 September 2015 pukul 16.56 delete

Bisa ke Lombok lagi adalah citaku-citaku mbak Oriiiiiin, tapi jalan darat lagi? Kayaknya nggak lagi deh. Nggak kuat lagi euy :D

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
21 Februari 2016 pukul 20.22 delete

saya dari lombok mbk ...tlisan mbk bagus saya senag membacanya,,,,,,,lombok banyak brbah 11 tahun ini..kemarin dapat penghargaan tempat bulan madu terbaik di dunia,wisata halal terbaik di dunia da memiliki pantai terbaik di asia,unttk pantai kute perubhanya tidak terlalu bnayk mbk ,pantai sengiggi sudah mulai padat denga hotel dan villa,kota mataram sudah mulai padat seperti kota2 besar mbk....
dibebrp lokasi masih bnyak loasi alami mbk,,,saya sebai orang lombok asli jga kwealhan mengjungi destinasinya yang begit bnyk,dari wisata budaya,religi,pantai,gnung dan lain2
klo mbk kangen sama lombok saya rekomendasikan nonton filem kalam-kalam ilahi mbk hehehe

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky