Bagi pegawai non PNS seperti saya, satu-satunya tunjangan yang akan membuat hidup kami berseri-seri adalah tunjangan Hari Raya atau THR. Suami saya tidak mendapat THR karena pekerjaannya di swasta, bukan kantor ya, tapi bekerja sendiri.
Mungkin, budaya puasa dan Ramadan di tempat saya di Aceh, agak berbeda dibanding daerah lain di Indonesia. Maklum aja karena daerah kami adalah daerah syariat. Di Aceh, di sebagian besar kantor-kantor pemerintah, THR dibagikan pada saat perayaan Meugang (memasak daging), dua atau tiga hari sebelum Ramadan. Biasanya THR akan dibagikan sekalian dengan daging Meugang, jadi orang-orang akan dapat dua jatah, jatah THR dan daging sekaligus, hehee. Dan entah sejak kapan dimulai, hampir di semua kantor, sekolah, atau instansi swasta di Aceh, pembagian THR-nya hampir semua dilakukan sebelum Ramadan. Sepertinya karena di sini liburnya lebih banyak. Contohnya sekolah-sekolah, biasanya selama sebulan penuh sekolah di Aceh libur. Begitu juga dengan kampus tempat saya bekerja, hanya seminggu pertama saja mahasiswa kuliah. Setelah itu, mereka pada rame-rame mudik ke kampung halaman masing-masing. Setelah itu, tinggallah para dosen-dosen dan staf yang siap-siap menyambut liburan di waktu yang masih jauh dari lebaran. Jadi itulah alasan kenapa THR di sini diberikan sebelum Ramadan. Takut keburu libur sementara orang-orang belum mendapat haknya.
Sebenarnya, tujuan diberikannya THR itu di mana-mana pasti samalah, ya. Untuk kesejahteraan. Untuk membantu karyawan atau pekerja kantoran memenuhi kebutuhan di bulan Ramadan yang dirasa lebih dibanding bulan-bulan lain. Di bulan ini keluarga-keluarga mesti menyiapkan hidangan berbuka yang tidak hanya sekadar makanan pokok seperti hari-hari di luar Ramadan. Ibu-ibu mesti nyediain lebih dari itu; kue-kue, bubur, kolak, minuman aneka rupa, dan beragam makanan serta minuman lainnya. Bagi yang nggak sempat membuatnya, tinggal membelinya di luar. Pengeluaran lain adalah membuat kue-kue lebaran dan kebutuhan membeli baju. Memang sih, lebaran tidak selalu identik dengan kue dan baju baru. Tapi buat keluarga-keluarga di Indonesia yang nilai silaturahminya masih tinggi, tidak lengkap rasanya berlebaran jika tidak menyediakan kue-kue di rumahnya dan juga tidak membeli baju baru. Dan dana untuk kue-kue dan baju baru ini juga tidak sedikit lho, apalagi kalau anggota keluarganya banyak sementara yang mendapat THR hanya satu pihak saja; suami atau istri saja misalnya. Pengeluaran yang tak kalah pentingnya di bulan ini adalah zakat. Setiap muslim, walaupun masih bayi, tentu wajib membayar/dibayarkan zakatnya. Maka dari itu, THR serasa wajib diberikan.
Tahun ini, THR saya naik 100 % dari tahun-tahun sebelumnya. Itu terjadi bukan karena saya sudah PNS, melainkan sudah keputusan pimpinan seperti itu. Dan saya sudah menerimanya di tiga hari sebelum Ramadan.
Ada yang berbeda ketika saya menerima THR tahun ini. Mulanya saya pikr saya tidak akan mendapatkan jatah tersebut karena saya baru saja akan menyelesaikan pendidikan di luar negeri. Intinya saya belum masuk kerja karena masih ada banyak hal yang harus saya selesaikan berkaitan dengan pendidikan saya. Namun ternyata saya mendapat panggilan untuk mengambil jatah THR. Kata pimpinan saya, THR tetap diberikan ke saya karena selama saya melanjutan pendidikan, saya sama sekali tidak mendapat gaji, sebagaimana jika PNS yang berkuliah. Wah, saya senang sekali tentunya. THR tahun ini sangat membantu saya menambah tunjangan rumah kami.*
6 comments
Write commentsbagi dong THR-nya. kami nggak dapet THR nih :D
Replyhehe... kirain THR-nya naik gara-gara BBM naik.. :)
Replykayaknya Abel yang untung dapat THR ari ayah, bunda dan nenek
ReplyMilo:
ReplyWah, malah udah abis, Mil. wkwkwk..
Khaira:
eeeh..iya juga ya. tapi kurang tau juga nih pa ada hubungannya dengan BBM naik :D
Lisa:
hahaaaa...abel memang selalu untung maaak :p
kl dipikir2 lagi bulan ramadan persiapan utk makanan emang lebih byk ya :D
ReplyIya mbak, padahal makan cuma 2 kali sehari yak :D
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon