Serangan Monster Bernama Kanker



            Di hari-hari penutup tahun 2013, saya mendapat dua kabar duka dari teman-teman saya;  kakak mereka meninggal dunia. Yang satu meninggal pada tanggal 30 Desember, satunya lagi pada 31 Desember. Kabar duka yang beruntun saya terima dari orang-orang yang saya kenal dekat, bahkan saya kenal dekat dengan kakak dari salah satunya. Keduanya meninggal di hari yang berbeda, namun atas penyebab yang sama, yaitu kanker payudara.

Tentang kakak teman saya yang pertama, sampai saat saya menerima kabar tentang kepergiannya, saya belum tahu bagaimana perjalanan penyakit yang diderita kakaknya. Hanya saja, setahun lalu, teman saya ini pernah bercerita bahwa kakaknya sedang sakit. Saat itu saya benar-benar tidak tahu bahwa sakit kakaknya adalah sakit di bagian payudara. Tiga bulan lalu, dia cerita lagi ke saya bahwa sepulangnya dia ke Indonesia, dia akan membawa kakaknya berobat ke Penang, Malaysia. Nah, pada saat itulah saya tahu tentang penyakit kakaknya.  Setelah itu saya tidak mendapat kabar apa-apa, sampai akhirnya tanggal 31 Desember 2013 lalu, saya membaca berita tentang kepergian kakaknya untuk selamanya, di status facebooknya.
Teman satu lagi, sempat membuat catatan tentang kronologis penyakit yang diderita kakaknya. Diceritakan bahwa kakaknya mulai mengeluh adanya benjolan di payudara sejak enam bulan lalu. Hasil pemeriksaan oleh teman saya itu –yang kebetulan seorang dokter– menunjukkan hasil yang cukup mengagetkan, setidaknya untuk keluhan pertama yang diceritakan oleh kakaknya kepadanya. Tidak diceritakan sudah berapa lama tonjolan tersebut bersarang di payudaranya ketika untuk pertama kalinya sang kakak mengeluhkan adanya tonjolan tersebut.  Teman saya menceritakan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan adanya ulkus pada benjolan, kulit di sekitar benjolan yang berwarna orange, retraksi puting, dan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Hasil pemeriksaan selanjutnya pada dokter yang lebih berkompeten dalam bidang ini adalah benar bahwa sang kakak menderita kanker payudara, bahkan sudah pada stadium IIIB. Terhitung sejak pertama kali teman saya memeriksakan keadaan kakaknya enam bulan lalu hingga kini, kanker sudah pada stadium IV. Dalam sebulan terakhir, kondisi kakaknya semakin memburuk. Kanker sudah bermetastase ke paru-paru kanan dan pita suara, sehingga sang kakak tidak lagi bisa berbicara dan sering sering merasakan sesak yang luar biasa.
Tentang kakak teman saya yang kedua, saya kenal betul siapa beliau. Beliau adalah dosen saya ketika saya masih kuliah Akper Depkes Banda Aceh. Beliau juga pernah terpilih sebagai Bidan Teladan se-Indonesia, tapi saya tak ingat lagi itu tahun berapa. Maka di hari ketika saya mendengar kepergiannya, hanya doa yang bisa saya kirim untuk beliau.
Kita pernah bertemu ketika aku sedang di tingkat akhir Akper Depkes Banda Aceh. Engkau yang kutahu adalah seorang guru yang begitu lemah lembut serta seorang bidan yang berdedikasi tinggi. Wajar jika kemudian engkau mendapat anugerah bidan teladan se-Indonesia.
Kita kemudian pernah bertemu di Universitas Syiah Kuala, sama-sama kita menuntut ilmu di sini. Engkau yang sebelumnya adalah guruku, di sini engkau adalah juniorku. Tanpa sungkan engkau mengajakku berdiskudi tentang skripsi. Kita mengambil bidang yang sama untuk skripsi; maternitas (keperawatan ibu dan anak). Sampai hari ini, aku mendapat kabar engkau telah pergi karena kanker payudara.
Selamat jalan Bu Mediawati… Semoga engkau bahagia di alam sana.
***
Sampai akhir tahun 2013, sudah empat perempuan yang saya dengar meninggal karena serangan monster bernama kanker (payudara). Awal tahun, saya dikejutkan dengan berita mertua adik kandung saya yang meninggal ketika sedang dalam perjalanan pulang ke kampungnya di Nias, Sumatera Utara. Kabarnya karena kelelahan dengan jadwal silaturahmi yang begitu padat di Nias. Sebenarnya beliau tinggal di pulau Simeulu, Aceh. Namun waktu itu beliau bersikeras ingin menjenguk semua keluarganya di Nias. Mungkin beliau sudah punya firasat akan pergi? Entahlah. Beliau memang penderita kanker payudara. Sebelah payudaranya bahkan sudah diangkat. Tapi ternyata sang monster belum mau pergi dari tubuhnya. Sang monster mulai menggerogoti payudara yang tersisa. Dan puncaknya, kepergiannya menyisakan luka untuk seluruh keluarga.
Jelang akhir tahun, tepatnya awal Oktober 2013, kita semua dikejutkan dengan berita kepergian aktris senior Diana Nasution. Monster bernama kanker  juga menggerogoti payudaranya. Diana Nasution akhirnya pergi untuk selamanya setelah empat tahun menderita kanker payudara.
Empat kasus yang saya dengar sepanjang tahun kemarin (2013), hanya sebagian kecil dari banyaknya kasus serupa yang menimpa perempuan Indonesia. Meski di dunia disebut bahwa kanker payudara merupakan pembunuh nomor satu, namun di Indonesia, kanker payudara adalah  pembunuh nomor dua perempuan Indonesia setelah kanker serviks (kanker mulut rahim). Angka penderita kanker payudara memang tidak sebesar angka penderita kanker serviks, namun jumlah penderita terus bertambah, salah satu faktornya adalah penyakit ini bisa diturunkan. Ini belum termasuk mereka yang menderita sakit (kanker payudara) namun tidak mau memeriksakan dirinya karena malu atau karena berbagai faktor lainnya.  Bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan penderita kanker payudara, ini sebuah warning sebenarnya. Bukan menakuti-nakuti atau apa, tapi alangkah baiknya jika memeriksakan diri sedini mungkin. Kita mungkin tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Angelina Jolie, mengangkat payudaranya karena Angelina Jolie sadar bahwa dia berpotensi terkena kanker payudara karena riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan sendiri adalah SADARI; perikSA payuDAra sendiRI. Anda bisa Googling bagaimana cara melakukan SADARI ini.
Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk kita bersama, untuk saya dan untuk Anda, kaum perempuan Indonesia. Bahwa di depan sana, menunggu sebuah masa yang kita tidak tahu akan bagaimana kondisi kita. Semoga kita terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Aamiin.  
Credit Pict

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

26 comments

Write comments
3 Januari 2014 pukul 11.51 delete

Kanker payudara adalah penyakit mematikan dan sangat ditakuti oleh kaum hawa .

Reply
avatar
Kinzihana
AUTHOR
3 Januari 2014 pukul 12.04 delete

Hmmmm semoga gak menimpa kita semua ya

Reply
avatar
Diyanika
AUTHOR
3 Januari 2014 pukul 13.29 delete

Cerita dari ibu, nenekku dulunya punya penyakit ini Mak.
Kemudian berobat alternatif dan sembuh. Alhamdulillah.
Ibu juga sering mengingatkan untuk selalu memeriksa payudara sendiri sebelum dan sesudah menstruasi. Semoga kita semua terhindar dari monster ini. Aamiin.

Reply
avatar
Deris
AUTHOR
3 Januari 2014 pukul 18.05 delete

Gunakan pembalut yang aman ya kak. Pembalut yang bebas dari dioxin. Setidaknya, salah satu pencegahan dini terhadap zat pemicu kanker berbahaya itu :)

Reply
avatar
3 Januari 2014 pukul 18.59 delete

Serem yah >.< googling ahh.. makasih mak share-nya..

Reply
avatar
3 Januari 2014 pukul 19.00 delete

mbak Titis:
Iya mbak, selain kanker serviks tentunya. semoga kita terhindari semuanya ya mbak

Mak Hana:
Aamiin mak

Ika:
Iya mbak Ika, SADARI itu penting sekali. Aamiin. makasih mbak

Deris:
Iya nih deris, mesti pindah ke [embalut lain nih, hehee

Reply
avatar
3 Januari 2014 pukul 19.01 delete

mak Ranii:
Masama mak rani. semoga kita terhindar dr penyakit ini ya mak

Reply
avatar
isni wardaton
AUTHOR
3 Januari 2014 pukul 23.08 delete

ga berani baca tulisan ttg sakit-sakit. #ngeriiiii :(

Reply
avatar
situnis
AUTHOR
4 Januari 2014 pukul 04.35 delete

kalo cowok perlu SADARI juga atau tidak buk ners?

Reply
avatar
4 Januari 2014 pukul 05.27 delete

Bisa Pak Tunis
Mau diperiksa sendiri atau dibantu ibuk dokter? :p

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
4 Januari 2014 pukul 19.45 delete

Innalillahi wa innailaihi rajiun :(
Harus bener-bener waspada ya Kak sama kesehatan sendiri. Rajin ngecek kondisi payudara sendiri kalau perlu.

Reply
avatar
Liza
AUTHOR
4 Januari 2014 pukul 22.10 delete

ngeri banget memang ca mammae ini kak. dulu waktu koas, kasus keganasan yang paling sering terjadi pada perempuan ya ca mammae

Reply
avatar
4 Januari 2014 pukul 22.37 delete

Cut:
Iya cut, SADARI; periksa payudara sendiri, sebelum diperiksa sama orang lain, hehee

Liza:
Nah, sama za, waktu kakak koass, cukup sering bertemu dengan pasien ca mammae, dengan kondisi yang udah parah bangeeeet. Duh :'(

Reply
avatar
5 Januari 2014 pukul 20.56 delete

Semoga kita terhindar dari penyakit dan mereka yang telah mendahului kita diterima amal disisi Nya..

Salam kenal
Jika punya impian yang sudah
atau akan diwujudkan, mari berbagi kisahnya di GA
http://www.garammanis.com/2014/01/01/
giveaway-kolaborasi-apa-impianmu/
banyak hadiah menarik..

Reply
avatar
5 Januari 2014 pukul 23.31 delete

Aamiin.
Baik, segera ke tekape
Salam kenal kenbali ya
Terima kasih sudah berkunjung

Reply
avatar
8 Januari 2014 pukul 13.04 delete

miris. Orang2 yang saya kenal baik juga ada beberapa yang sekarang survivor kanker yang satu ini

Reply
avatar
9 Januari 2014 pukul 11.46 delete

penyakit ini sebenarnya bisa dicegah bila rajin melakukan pap smear..namun yang banyak terjadi adalah saat penderita terlambat menyadari dan ketika diperiksa ternyata kankernya sudah mencapai stadium lanjutan yang sangat rawan....,
keep happy blogging always..salam dari Makassar

Reply
avatar
Fazri
AUTHOR
9 Januari 2014 pukul 13.50 delete

Sedih juga ya mba, meriksa nya sudah kena stadium tingkat tinggi. smoga amal kebaikannya almarhumah di terima disisi yang maha kuasa. dan khusus untuk kaum hawa anggap saja postingan ini sebagai media pembelajaran sejak dini tentang penyakit kanker. jangan sampai terlambat periksa ke dokter kalau terkena penyakit tersebut..

Reply
avatar
9 Januari 2014 pukul 21.53 delete

Bhai Benny:
iya, orang-orang yang saya kenal juga bhai. sebagai perempuan, duh...

Blogs of Hariyanto:
Iya, betul sekali. namun mereka melakukannya karena memang gejala awal tidak muncul sama sekali. sama seperti kejadian kakak teman saya di atas. pas disentuh seudah ada benjolan, eeee rupanya sudah stadium III
Terima kasih ya sudah membaca dan berkunjung ke sini.
Salam blogger

Achmad Fazri:
Iya mas, Aamiin.
Terima kasih sudah berkunjung mas achmad

Reply
avatar
Mak Irits
AUTHOR
10 Januari 2014 pukul 04.19 delete

temen kosku meninggal krn kanker payudara mak, dia sempet ngga mau ke dokter lama bgt lebih milih elternatif krn takut katany, pas akhirnya ke dokter udah lumayan parah sakitnya

Reply
avatar
10 Januari 2014 pukul 11.15 delete

Innalillahi wainnailahiraji'un.
Turut sedih dengar mbak Miss Hagemaru :(
terima kasih sudah mampir

Reply
avatar
dustin
AUTHOR
11 Januari 2014 pukul 21.53 delete

Masha allah.... bener harus di waspadai juga ya? oya, pernah ada salah seorang keluarga temen, ia setelah tidak tahu harua bagaimana lagi setelah berusaha, akhirnya keluarganya memberinya Tahitian Noni. Alhamdulillah sebuh.coba searching di mbah gugel, kak :-)


ini Rahmat GIB, kak
:-)

Reply
avatar
12 Januari 2014 pukul 11.42 delete

Tahitian Noni?
wah baru dengar saya nama obat itu
Makasih banyak atas infonya Rahmat
Ohya, kalau tidak menyebut rahmat GIB, mungkin saya tidak kenal siapa itu Dustin, hahaa

Reply
avatar
Keke Naima
AUTHOR
12 Januari 2014 pukul 12.09 delete

kanker memang seperti monster, Mbak

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky