Gambar; muslim.or.id |
Salah
satu keutaman bulan Ramadan adalah dilipatgandakannya Amal Saleh, sebagaimana
yang tertera dalams sebuah hadist;
Khutbah
Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan
yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang
lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa.
Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri
kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan
perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan
suatu kewajiban pada bulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari
kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah
sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Bukhori-Muslim).
Makanya
jangan heran jika di bulan ini orang beramai-ramai melakukan amal saleh. Mulai
dari ibadah wajib sampai ibadah sunnah. Mulai dari meningkatkan kesalehan pribadi
hingga kesalehan sosial. Mulai dari memperbanyak salat sunnah, mengkhatamkan Al
Quran, meningkatkan tali silaturahmi melalui kegiatan buka bersama misalnya,
sedekah, dan masih banyak amal saleh lainnya.
Dalam
bersedekah, ada banyak hal yang bisa dilakukan, tidak hanya dalam bentuk uang.
Dalam lingkup kecil di kompleks seperti tempat tinggal saya, sedekah bisa
dilakukan dengan membagikan takjil atau menu berbuka untuk tetangga atau mereka
yang kurang mampu. Meskipun namanya kompleks,
namun tidak semua warga kompleks saya adalah mereka yang berada. Malah,
setengah warga kompleks kami adalah para penyewa dan bekerja di pabrik batu
bata. Maklum, bukan kompleks elit, cuma kompleks
Perumnas, di perkampungan, dan terpencil pula. Maka saling berbagi makanan berbuka
antar warga kompleks adalah hal yang lumrah.
Meski
demikian, sedekah dengan mengeluarkan uang juga tak kalah besar semangatnya,
terutama saat melaksanakan Tarawih. Di kompleks kami, salat tarawih dlaksanakan
di musola sederhana berbentuk balai pengajian. Begitu usai salat Isya, ada jeda
10 atau 15 menit untuk ceramah, sebelum dilanjutkan ke salat Tarawih. Nah, saat
inilah sebuah kotak akan beredar dari satu jamaah ke jamaah lainnya. Hal ini
sudah menjadi kebiasaan di masjid-mesjid di Aceh, sejak dulu.
Saya
ingat dulu pelajaran dari Papa saya tentang sedekah di bulan Ramadan. Ketika
kami sekeluarga bersiap-siap berangkat ke musala atau masjid, beliau tak lupa memberikan
uang untuk saya dan adik-adik sebesar 50 Rupiah. Bukan untuk jajan usai salat
tarawih, bukan juga untuk membeli lilin atau petasan, melainkan untuk dimasukkan
ke dalam kotak amal, saat salat tarawih. Begitu setiap malam, begitu juga
dengan Papa dan Ibu saya, mereka juga membawa uang untuk dimasukkan ke dalam
kotak amal musola.mesjid. Kata Papa, sedekah itu tidak dinilai dari jumlahnya,
yang penting adalah niatnya. Jadi meski jumlahnya kecil, tapi Papa selalu mengingatkan
kami untuk membawa uang, setiap kali akan berangkat ke musola/masjid.
Pelajaran
yang masih saya ingat sampai sekarang. Bernilai kecil tapi rutin. Untuk ibu-ibu
rumah tangga seperti saya, bersedekah cukuplah semampu yang dirasa bisa saja,
yang penting ikhlas. Pertama; bisa dengan
membagi menu berbuka yang dimasak hari
itu untuk tetangga. Kedua; dengan menyisihkan uang belanja. Kalau saya, minimal
sehari seribu rupiah. Patokan saya sih tidak banyak-banyak, minimal sehari
menyisihkan uang belanja seribu rupiah untuk dimasukkan ke dalam kotak amal. Kalau
rejeki hari itu berlebih, atau uang belanja hari itu lebih banyak bersisa dari
biasanya, bolehlah lebih dari seribu rupiah. Maklum, suami saya bukan pegawai
negeri, penghasilannya juga tidak tetap, jadi belanja harian benar-benar harus
diperhitungkan. Kalau biasanya saya suka jajan semisal es krim usai belanja
keperluan dapur, maka di bulan puasa di mana jajan tak lagi bisa, uang jajan seribu dua ribu tersebut dialihkan
saja untuk kotak amal musola kompleks kami. Jadinya, nothing to lose-lah,
hehee. Ohya, ada satu lagi nasehat Papa saya terkait memberi sedekah saat salat
Tarawih, yaitu usahakan menutup tangan saat memasukkan uang ke dalam kotak
tersebut. Saya biasanya membawa kotak amaI ke dalam mukena, lalu plung….uang
masuk kotak. Ini bukan soal malu karena memberi sedikit, ini hanya soal memberi
dengan tangan kanan maka tangan kiri tak perlu tahu. Cukup kita dan Allah saja
yang tahu berapa jumlah sedekah tersebut.
6 comments
Write commentsHmm
ReplyRata orang tua memang menintipkan sedekah ya sewaktu shalat taraweh. Paling sering tuh kalau Jum;at, kami jajan sekolah hari jumat itu emang sudah dikasih untuk sedekah jumaatan. :)
Eeeh..ada maop :D
ReplyIya tuh, udah kebiasaan masyarakat Aceh kek gitu, kan?
Benerr kak, sedekah yang iklhas maka berkah akan melimpahh AMIN
Replyharus nya gak boleh nitipin om
Replyayo kita bersedekah
Replybenar banget sedekah itu yang penting berkah
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon