What To Do on ‘Eid


Alhamdulillah kita sudah berada di penghujung Ramadan tahun 2015. Hari ini adalah terakhir kita melaksanakan puasa. Dan besok kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Hari Raya makan-makan, begitu kata Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, dalam sebuah artikel yang saya baca baru-baru ini.

Ini beberapa hal yang disunnahkan untuk kita lakukan pada 1 Syawal besok.

Mandi Sebelum berangkat ke tempat pelaksanaan Ibadah
Kalau di kampung saya, mandi tidak hanya dilakukan pada pagi menjelang berangkat Salat, tetapi juga sore hari di hari terakhir puasa (hari terakhir bulan Ramadan). Tetapi kebiasaan ini tidak ada tuntunannya, ini hanya tradisi saja. Walaupun begitu, kami tetap meniatkan mandi di sore terakhir Ramadan tersebut dengan niat mandi menyambut Idul Fitri. Niatnya dalam Bahasa Indonesia atau bahasa daerah saja :D Namanya saja tidak ada tuntunannya, ya.  Nah, pagi-pagi sekali di hari Idul Fitri, tetap mandi lagi, dan ini memang Sunnah, sebagaimana bunyi sebuah hadist:
“(Mandi seyogyanya dilakukan) di hari Jum’at, hari Arafah (Wuquf), hari Iedul Adha, dan hari Iedul Fitri” H.R Asy-Syafii dalam Al-Musnad (114), dan Al Baihaqy (5919)

Memakai Pakaian yang Terbaik dan Berhias
Tidak harus baru, tetapi yang terbaik dari semua pakaian yang kita punya. Dan ini juga ada Sunnah, sebagaimana hadist-nya:
Umar mengambil jubah dari sutera yang dijual di pasar. Diapun mengambilnya lalu dibawa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam seraya berkata: [”Ya Rasulullah, belilah ini agar engkau bisa berhias dengannya untuk hari ied dan para utusan …”] HR.Al-Bukhory dalam Shohih-nya (906), Muslim dalam Shohih-nya (2068)

Disunnahkan Makan Sebelum Berangkat ke tempat Salat
Ini yang kadang banyak lupa, termasuk saya, bahwa makan makan berangkat ke tempat Salat adalah Sunnah. Ini kebalikan dengan perayaan Idul Adha, yang mana Salat dulu baru makan. Sebagaimana hadist-nya:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam tidaklah keluar di hari iedul Fithri sampai beliau makan, dan pada hari iedul Adh-ha beliau tak makan sampai beliau kembali”.
HR. Ibnu Majah dalam As-Sunan (1756). Di-hasan-kan oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (5/352/no.23033)

Salat Sunah Idul Fitri
Kalau ini sudah jelas ya, Salat Fitri itu Sunat, bukan wajib. Walaupun Sunat, sebaiknya kita meramaikan jamaah salat di tempat kita tinggal. Kebetulan pula Idul Fitri tahun ini jatuh pada hari Jum’at. Setelah salat Idul Fitri, yang pria tetapm laksanakan Salat Jumat yang merupakan kewajiban. Alhamdulillah juga, tahun ini tidak ada perbedaan pendapat baik dalam memulai puasa maupun saat merayakan Idul Fitri. Tampakya semua kompak, nih :D

Perempuan Dianjutkan ke Tempat Pelaksanaan Salat ‘Eid Meski Sedang Menstruasi
Nah, ini yang saya baru tahu, bahwa perempuan tetap dianjurkan pergi ke tempat pelaksanaan Salat Idul Fitri meski sedang menstruasi. Ya, saya baru tahu soalan ini setelah membaca postingan Dr. Bilal Philipss, semalam.
It was narrated that Umm 'Atiyyah said: "The Messenger of Allah (saw) said: 'Bring out the women who have attained puberty and those who are in seclusion so that they may attend the 'Eid prayer and (join in) the supplication of the Muslims. But let the women who are menstruating avoid the prayer place.  Sunan Ibn Majah , Chp 7 The Chapters of Establishing the Prayer and the Sunnah Regarding Them , Hd No.1308]
Dari diskusi-diskusi yang saya baca, bisa saya simpulkna begini; perempuan yang sedang haid cukup hadir saja ke tempat pelaksanaan Salat Idul Fitri, tetapi tidak melaksanakan Salat. Mungkin bisa duduk di luar batas Jamaah Salat (jika salatnya di lapangan) atau duduk di luar masjid jika salatnya di dalam masjid. Nah, setelah itu barulah sama-sama mendengarkan  khutbah dan bertakbir, sebagimana yang lainnya.
Wah, ilmu baru, nih.

Bertakbir Dari Pagi Hingga Imam Memulai Salat ‘Eid
Ya, sejak habis mandi, berpakaian makan, dan dalam perjalanan menuju tempat pelaksanaan Salat ‘Eid, kita disunnahkan untuk bertakbir. Setelah tiba di lapangan atau masjid, tetap bertakbir sampai Imam memimpin salat ‘Eid. Malah disarankan agar mengeraskan suara, bukan bertakbir dalam hati atau berbisik. Sebagaimana hadist-nya:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam keluar di dua hari raya bersama Al-Fadhl bin Abbas, Abdullah, Al-Abbas, Ali, Ja’far, Al-Hasan,Al- Husain , Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Aiman bin Ummi Aiman sambil mengangkat suaranya bertahlil dan bertakbir.
HR.Al-Baihaqy dalam As-Sunan Al-Kubro (3/279) dan dihasankan oleh Al-Albany dalam Al-Irwa’ (3/123).

Mencari Jalan Lain Ketika Pulang dari Melaksanakan Ibadah Salat ‘Eid
Ini artinya, jalan yang dilalui ketika pergi ke tempat pelaksanaan Salat ‘Eid berbeda dengan jalan ketika pulang. Saya juga baru tentangh hal ini, dari postingan Dr. Bilal Philips, bahwa ternyata ini adalah Sunnah. Sebagimana hadist-nya:
“Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam- jika keluar ied, beliau kembali pada selain jalan yang beliau tempati keluar.
HR.Ibnu Majah dalam As-Sunan (1301). Lihat Shohih Ibnu Majah (1076) karya Al-Albaniy.

Bersalam-salaman
Bersalam-salaman sambal meminta maaf.
Pada akhirnya, walaupun saya tak bisa bersalam-salaman dengan kalian, menyentuh tanganmu secara langsung, namun ijinkan saya mengucapkan:
Taqabbalalllahu minna wa minkum.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.
Mohon maaf lahir batin.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

3 comments

Write comments
Ila Rizky
AUTHOR
22 Juli 2015 pukul 11.15 delete

Sunnahnya banyak ya, mba Eky. Maaf lahir batin, mba.

Reply
avatar
28 Juli 2015 pukul 16.25 delete

Selamat lebara untuk semua :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky