Arti Wisata Kuliner Buat Saya


Ketika saya berkunjung ke rumah Ajarn di Trang, keluarga Ajarn bertanya pada saya dan teman Bangladesh saya, Kanis, apa kami menyukai Khanomchin. Kanis tampaknya baru pertama sekali mendengar kata ‘Khanomchin’. Keningnya tampak berkerut dan sepertinya ingin bertanya apa itu ‘Khanomchin’, tetapi sebelum Kanis bereaksi, saya langsung menjawab; “Ya, saya suka Khanomchin.”

Saya pernah memesan Khanomchin di kantin fakultas kami. Setelah berkata demikian, Kanis tampak belum ngeh juga yang mana itu Khanomchin. Melihat reaksi Kanis seperti itu, tidaklah mengherankan lagi buat saya. Dia dan teman-temannya sangat anti makanan non-Bangladesh atau non-India. Hanya karena ada satu menu yang tidak cocok di lidah mereka, mereka langsung menggeneralisasi bahwa semua makanan Thailand adalah makanan yang tidak sesuai dengan lidah mereka. Tidak hanya makanan, mereka juga anti dengan bahasa Thailand. Mungkin hanya Bahasa Inggris menjadi satu-satunya bahasa asing yang tidak membuat mereka anti :D

Sikap menutup diri dan merasa bahwa bangsa lain tidak cocok buat mereka adalah sikap yang tidak pantas dimiliki, apalagi ketika kita sedang tinggal di negara orang. Bukankah belajar banyak hal yang ada di negara orang yang sedang kita kunjungi akan memberi keluasan berpikir dan membuka sekat-sekat pikiran yang berkarat?

Understanding other country’s culture is the fastest way to understand the spirit of that country à ini nih salah satu quote favorit saya, yang saya kutip dari drama favorit saya, Princess Hours. Sebuah kalimat yang dilontarkan Putri Shin Chae Kyung setelah beberapa tahun ‘mengasingkan’ diri di negara orang. Ada yang sudah menonton Princess Hours? Toss ah buat yang sudah. Drama lama ini mah, tayang 10 tahun lalu di Korea Selatan :D

Mengenal kuliner suatu daerah termasuk salah satu cara to understand the spirit of the country. Kita bisa berkenalan dengan bumbu-bumbu baru, melihat langsung mengolah atau pembuatan makanannya, melihat tata cara mereka menikmatinya  atau mengenal falsafah di balik sebuah makanan. Hal-hal tersebut selalu menarik buat saya. Inilah wisata kuliner yang sebenarnya. Ya, wisata kuliner bukan hanya tentang menyantap makanan di warung atau café-café, walaupun jika ada yang mengajak saya makan di warung atau café, saya tetap akan ngacung duluan, ahaha.  
Melihat langsung proses pembuatan Khanomchin

Well, apa makna wisata kuliner buat temans?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

3 comments

Write comments
30 November 2015 pukul 02.38 delete

Wisata kuliner kalo saya lebih ke bedah dapur rumah temen2 mak hehe

Reply
avatar
Katerina
AUTHOR
9 Desember 2015 pukul 16.50 delete

Aku juga suka quote ini ~> Understanding other country’s culture is the fastest way to understand the spirit of that country à

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky