Menyusuri Jejak Kenangan Princess Hours di Coloane, Macau



Macau is a place where the east meets with the west…
Kalimat tersebut mengingatkanku pada salah satu dialog pasangan ini dalam serial Goong; Princess Hours
Foto: Dok pribadi. Di-capture dari Drama.net
Macau is a place where the east meets with the west. Two cultures existing together. The buildings are western style. But there is a trace of eastern culture everywhere, I really came to the right place ” jelas Shin Chae-Kyung pada Lee Shin-Goon.  
  
Foto: id.macautourism.gov.mo
Ya, Macau adalah daratan Asia dengan nuansa Eropa yang begitu kental. Di sini, Etnis Tionghoa dan Portugis hidup secara harmonis. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa Timur dan Barat adalah dua sisi yang sulit bersatu, ibarat air dan minyak. Namun tidak demikian dengan di Macau. Selama bertahun-tahun, harmonisasi Barat dan Timur adalah denyut kehidupan di Macau. Bagi pelancong Asia yang ingin menikmati nuansa Eropa tanpa harus jauh-jauh ke Eropa, maka Macau adalah pilihan yang tepat. Macau mungkin tidak sepopuler Jepang dan Korea Selatan, namun pesona Macau tidak pernah mati. Tidak salah jika kemudian Macau tetap menjadi salah satu destinasi favorit di Asia. Tentu saja termasuk aku salah satunya, karena aku belum pernah ke Macau.
Maka menuliskan tentang ‘Kenapa Harus Macau?’ adalah tentang membuka lembar kenangan bersama Putri Chae-Kyung dan Pangeran Lee Shin di salah satu tempat eksotis di Macau. Bersama kenangan Chae-Kyung dan Lee Shin, aku ingin membawa diriku ke tempat-tempat yang pernah dilewati Chae-Kyung di Coloane, Macau.
Well, biar lebih asyik, sebelumnya, ijinkan aku memperkenalkan mereka terlebih dahulu, ya.  
Shin Chae-Kyung hanyalah seorang gadis biasa. Di usia yang masih sangat muda, Chae-Kyung harus menikah dengan Pangeran Lee Shin, Putra Mahkota Kerajaan Korea Selatan karena janji perjodohan antara kakeknya dengan raja terdahulu. Singkat cerita, Chae-Kyung terpaksa menikah dan tinggal di istana. Ternyata, tidak mudah menjadi seorang putri, meskipun mereka hidup di jaman modern. Tinggal di istana juga tidak semenyenangkan seperti yang dibayangkan karena terlalu banyak aturan yang kaku. Apalagi Pangeran Lee Shin juga tidak mencintainya. Chae-Kyung selalu membuat kesalahan yang membuat marah keluarga kerajaan. Kesalahan demi kesalahan membuat Chae Kyung lelah dan nyaris menyerah.  Sampai pada kesalahan terakhir yang tak sengaja  dilakukannya, Chae-Kyung  harus menerima hukuman berat, yaitu harus meninggalkan negaranya. Maka dengan berat hati, berpisahlah Chae-Kyung dengan Pangeran Lee Shin, di saat keduanya mulai saling menyukai. Chae-Kyung kemudian diasingkan  ke Macau.
***
Di Coloane, Macau, Lee Shin mengejar cinta sejatinya, setelah bertahun-tahun terpisah karena aturan istana. Kedatangannya ke Macau, selain untuk menjemput istrinya, juga untuk sebuah misi hati.
Penasaran dengan misi hati Pangeran Lee Shin? Baca sampai tuntas tulisan perjalanan ini, ya!

Coloane; The Sleepy Side of Macau
Karena tadi sudah berkenalan dengan tokoh ceritanya, biar lengkap, yuk  kenalan juga dengan tempat yang bernama Coloane ini, tempat di mana tokoh cerita ini berada. 
Foto: www.welt-atlas.de
Coloane was the southern-most island in China's Special Adminstrative Region of Macau. The island, formerly a haven for pirates who sought shelter in its many coves, is largely rural and provides a wonderful break from the crowded and busy Macau Peninsula. Here, you'll find the quaint Coloane Village with its pastel Portuguese-style houses and narrow lanes. Coloane also has two of Macau's best beaches - Cheoc Van and Hac Sa. Many people from Macau come over to Coloane to feast on Macanese cuisine and seafood. (sumber; http://wikitravel.org/en/Macau/Coloane)
Terjemahan bebasnya kira-kira begini;
Coloane adalah pulau paling selatan di daerah khusus administratif Tiongkok, Macau. (Intinya, meski Macau merupakan daerah otonomi khusus tapi tetap tunduk pada Tiongkok. Coloane termasuk dalam tiga pulau terbesar di Macau, Fardelyn Hacky). Pulau, yang dahulu merupakan surga bagi  bajak laut karena di pulau ini terdapat banyak teluk kecil (dulu bajak laut sering datang ke Coloane, Fardelyn hacky), merupakan wilayah pedesaan yang luas. Di pulau ini tersedia tempat-tempat peristirahatan yang indah yang jauh dari keramaian dan kesibukan Macau Peninsula. Di sini, kalian akan menemukan Coloane Village kuno dengan rumah-rumah pastel bergaya Portugis serta jalanan yang sempit. Coloane juga memiliki dua pantai terbaik, yaitu Pantai Cheoc Van dan Pantai Hac Sa.  Bagi banyak pelancong yang berkunjung ke Macau, mereka tak lupa menyempatkan untuk datang ke Coloane untuk menikmati pesta aneka masakan Macau dan ragam makanan laut.  (terjemahan bebas dari paragraf sebelumnya. Sumber: http://wikitravel.org/en/Macau/Coloane).
Oleh sebab itulah Coloane dijuluki dengan The Sleepy Side of Macau. Daerah ini begitu tenang dan tidak sesibuk Macau Peninsula (sebutan untuk pusat kota Macau/Macau Downtown). Sangat cocok bagi pelancong yang mendambakan tempat liburan yang tenang dan damai seperti suasana di pedesaan.
Biarpun daratan Coloane terpisah dari Macau Peninsula, namun tidaklah sulit menjangkau tempat ini dari Macau Peninsula. Di bagian utara, ada jembatan yang menghubungkan Taipa dengan Macau Peninsula.

Kapel St. Francis Xavier dan The Eduardo Marques Square
Sebagai wilayah pedesaan yang tenang dan damai, Chae-Kyung merasa senang tinggal di Coloane. Tidak terasa, Chae-Kyung sudah lulus kuliah dan dia terlihat lebih dewasa dari sebelumnya. Meskipun ia seorang putri mahkota, Chae-Kyung bukan gadis manja. Sehari-hari ia menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya, sebagaimana sebelumnya saat ia masih bersekolah di negaranya.
Sehari sebelum kedatangan Pangeran Lee Shin untuk menjemputnya, Chae-Kyung terlihat sedang bersepeda di taman depan Kapel St. Francis Xavier. 

Dari jauh, terlihat Chae-Kyung sedang bersepeda di sekitar The Eduardo Marques Square. Foto: Dok.Pri
Kapel St. Francis Xavier. Foto: Dok.Pri

Kapel St. Francis Xavier adalah salah satu bangunan peninggalan Portugis. Sebagai wilayah bekas jajahan Portugis, ada banyak sekali bangunan-bangunan tua bergaya Eropa di sini. Pemberian nama Kapel ini sendiri adalah untuk mengenang seorang misionaris Katolik asal Perancis bernama Santo Francis Xavier.  Jadi, pada abad ke 15, saat ekspedisi Portugis ke negara-negara di Asia, Santo Francis Xavier diikutkan dalam rombongan ini, tentu saja dalam rangka penyebaran agama Katolik, termasuk di Tiongkok. Ohya, Santo Francis Xavier ini pernah datang ke Indonesia lho, tepatnya di Indonesia bagian Timur. Pokoknya, sebagai seorang misionaris, sudah banyak tempat yang didatanginya dan berhasil meng’Katolik’kan banyak orang. Makanya jangan heran ada banyak gereja atau kapel dengan nama St. Francis Xavier di beberapa negara di Asia. Santo Francis Xavier sendiri meninggal dan dikuburkan di Tiongkok.
 Menurut informasi di website Macau Government Tourist Office Representative in Indonesia (MGTO), Kapel St. Francis Xavier ini dibangun pada tahun 1928. Di dalam kapel terdapat beberapa relik paling suci Kristen Asia. Masih menurut info di website ini, ada salah satu relik perak yang berisi tulang dari lengan St. Francis Xavier. Kapel ini berdiri di belakang sebuah monumen bersejarah di Coloane, yaitu monumen peringatan kemenangan Coloane atas bajak laut pada tahun 1910. (ditulis ulang berdasarkan info di http://id.macautourism.gov.mo). 
Area tempat kapel dan momunen ini berada serta daerah di sekitarnya disebut dengan The Eduardo Marques Square.  Kawasan The Eduardo Marques Square  ini langsung menghadap ke laut. Asyiknya, itu bukanlah laut lepas, melainkan laut yang langsung berhadapan dengan daratan Tiongkok, tepatnya Provinsi Ghuangdong. Di pinggir pantai, terdapat jalan umum yang selalu padat. Jalan inilah yang memisahkan taman di tepi pantai dengan The Eduardo Marques Square. Jika kalian duduk di tepi taman tepi pantai ini, kalian bisa melihat daratan Tiongkok dengan jelas, bahkan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi. Jalan di tepi pantai yang menghadap ke daratan Tiongkok tersebut terdapat di sepanjang pulau Coloane hingga Taipa. 
Di depan Kapel St. Francis Xavier, dengan jalan yang bersisian dengan pantai. Foto; http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Coloane_Village.JPG
Coloane memang menyajikan wisata kota tua bagi pengunjungnya. Selepas bersepeda di seputaran Gereja St. Francis Xavier, Chae-Kyung berkeliling menyusuri kota tua di Coloane. Nuansa di Coloane benar-benar seperti pedesaan tempo dulu. Bangunan-bangunan tua masih sangat dominan di sini. 
Foto: isidorsfugue.com
Foto: isidorsfugue.com

Penganan Khas Coloane; Tar Telur Portugis
Kalau kalian ke Coloane, salah satu kuliner yang tidak boleh dilewatkan adalah Portuguese Egg Tart. Aseeek… cakep ya nama kuenya. Tapi keseleo lidahku ketika menyebutnya, jadi aku sebut  pakai bahasa kita saja; kue Tar Telur Portugis. Kue ini sudah sangat terkenal sekali di Coloane bahkan seantero Macau. Kalian belum disebut sudah ke Coloane jika belum mencicipi kue ini. Dan tidak lengkap jalan-jalan ke sini jika belum membeli oleh-oleh kue Tar Telur Portugis.
Kue ini merupakan cemilan favorit Chae-Kyung. Setiap kali ia akan kembali ke kediamannya, ia tak lupa membeli sekotak kue Tar Telur Portugis, untuk dimakan berdua dengan dayangnya. Di Macau Chae-Kyung tidak tinggal sendiri. Beberapa tahun lalu saat ia berangkat ke Macau, kerajaan memberinya seorang dayang yang akan membantu semua kebutuhannya di Macau. Jadi hari itu, selepas ia berkeliling-keliling di seputaran The Eduardo Marques Square,  dan sebelum kembali ke kediamannya, Chae-Kyung mampir ke sebuah toko kue bernama  bernama Lord Stow's Bakery dan membeli sekotak kue tar telur Portugis. Letaknya tidak jauh dari The Eduardo Marques Square.
Chae-Kyung mampir ke toko kue Lord Stow's Bakery.  Foto: Dok.Pri
Kue Tar Telur Portugis yang dibeli Chae-Kyung, kue khas Coloane. Foto: Dok. Pri
For your information, toko kue Lord Stow's Bakery ini sudah terkenal banget, lho. Jika ada pelancong yang ke Coloane, pasti akan  datang ke toko ini untuk membeli kue tar Telur Portugis. Coloane memang dikenal sebagai rumahnya Lord Stow's Bakery. Toko ini didirikan pertama kali oleh Sir Andrew Tow pada tahun 1989 (Sumber: www.timeout.com.hk)
Lord Stow's Bakery. Foto: timeout.com.hk
Ketika syuting Princess Hours di tahun 2005 lalu, toko sederhana dalam gambar di atas, digunakan sebagai salah satu tempat syuting. Beruntung sekali toko ini karena di tahun-tahun berikutnya, toko tersebut menjadi salah satu objek kunjungan wisata bukan hanya karena faktor adanya kuliner khas Coloane di situ, tak sedikit juga karena faktor kenangan akan Princess Hours.

Biblioteca; Perpustakaan Pusat Coloane
Keesokan harinya, Chae-Kyung pergi ke Biblioteca, Perpustakaan Pusat Coloane. Ketika ia keluar dari perpustakaan tersebut, alangkah kagetnya Chae-Kyung ketika melihat seseorang telah berdiri di seberang jalan depan perpustakaan tersebut. Jalan padat di tepi pantai yang menghadap ke daratan Tiongkok. Dialah  Pangeran Lee Shin, laki-laki yang selalu dirindukannya selama bertahun-tahun. Chae-Kyung senang bukan kepalang.
Lee Shin berdiri persis di seberang jalan di depan Bibiloteca, menunggu Chae-Kyung keluar dari tempat tersebut. Jalan ini bersisian dengan pantai.
Biblioteca atau Perpustakaan, di depannya ada jalan yang bersisian dengan pantai. Foto: commons.wikimedia.org
Perpustakaan ini juga termasuk bangunan tua, dibangun pada tahun 1917. Bangunannya tidak terlalu besar bahkan termasuk agak kecil untuk bisa disebut sebagai perpustakaan. Dulunya bangunan ini digunakan sebagai sekolah, sampai pada tahun 1983, barulah dialihkan menjadi perpustakaan. Meskipun penampakannya dari luar terlihat biasa-biasa saja, tetapi di dalamnya tetap berfungsi maksimal sebagai perpustakaan modern. (Sumber: www.timeout.com.hk). Hanya sedikit sekali informasi tentang perpustakaan ini. Tempat yang jarang menjadi sorotan para pelancong jika bepergian ke Coloane, namun menjadi salah satu tempat syuting Princess Hours. Sebagai daerah bekas jajahan Portugis, beberapa nama bangunan di Macau memang memakai bahasa Portugis, termasuk salah satunya Biblioteca, yang dalam bahasa Portugis berarti ‘Perpusakaan’.  

Coloane Town Square
Selepas dari pertemuan di Biblioteca, Chae-Kyung mengajak Lee Shin ke sebuah taman di Coloane Town Square, setelah sebelumnya ia membeli sekotak kue tar telur Portugis. Mereka melepaskan kerinduan di tempat ini. 
Lee Shin dan Chae-Kyung di Coloane Town Square. Foto: Dok. Pri
Berbeda dengan taman di The Eduardo Margues Square, taman di Coloane Town Square  berada pada jalur lalu lintas yang tidak begitu sibuk. Bangunan-bangunan di sekitarnya adalah bangunan-bangunan tua peninggalan ratusan tahun lalu, sehingga menambah kesan eksotis tempat ini. Di tengah-tengah taman terdapat sebuah kubah mini dengan patung anak kecil di atasnya.
Siang hari, Chae-Kyung mengajak Lee Shin ke sebuah restoran milik Antonio, seorang warga Coloane keturuan Portugis. Restoran tersebut berada di seberang jalan dekat Coloane Town Square. Mereka bercakap-cakap di sebuah meja.
Foto: Dok. Pri
What are you doing?” tanya Lee Shin saat melihat Chae-Kyung sedang asyik mencatat di sebuah buku.
Look! You write a list of your dreams in here. It’s a short of guidebook to help you find your dreams.”
You hated studying in the palace, what makes you study so hard now?
What are talking about? Learning about other country’s culture is so much fun. Understanding and their culture and heritage is the fastest way to understand the spirit of that country.”
Lee Shin kagum melihat perubahan istrinya. Chae-Kyung yang dulu begitu naïf, polos, dan malas belajar, sekarang ia menjadi gadis yang cerdas.
Namun di sisi lain, Lee Shin tiba-tiba menjadi ragu dengan misi hatinya, setelah mendengarkan pernyataan Chae-Kyung bahwa ia ingin keliling dunia, jika memungkinkan.
Apakah misi hatinya akan berhasil? Baca sampai tuntas tulisan perjalanan ini, ya!

Tempat Penginapan
Kedatangan Lee Shin ke Macau juga ditemani oleh neneknya, Ibu suri atau Hwang Dae Bi Mama. Ibu Suri ini sangatlah baik hatinya, tidak seperti gambaran ibu suri – ibu suri kerajaan jaman dahulu, di mana biasanya Ibu Suri memiliki karakter yang jahat dan culas. Nenek Lee Shin sangat welas asih kepada semua anggota keluarga kerajaan, mulai dari menantu, cucu menantu, bahkan hingga dayang-dayang dan pesuruh istana.
Di Coloane, Lee Shin dan neneknya menginap di sebuah hotel di pinggir pantai, yaitu Hotel Westin.
Lee Shin, Chae-Kyung, dan Ibu Suri, pertemuan pertama di Macau, di Hotel Westin. Foto: Dok. Pri
Penampakan dalam hotel. Nice view. Foto: Dok. Pri
Penampakan dalam hotel. Foto: Dok. Pri
Dari beberapa tempat  Princess Hours Filming Set yang sudah aku sebutkan tadi, hanya Westin Hotel yang berada agak jauh dari tempat-tempat lainnya yang saling berdekatan. Hotel ini berada di bibir pantai salah satu pantai terkenal di Coloane. Sebagaimana aku sebut di awal bahwa di Coloane terdapat dua pantai ternama yaitu Pantai Cheoc Van dan Pantai Hac Sa. Nah, Hotel Westin berada di dekat pantai Hac Sa. 
Penampakan hotel dari salah satu sisi yang menghadap ke pantai. Foto: Dok. Pri
Meskipun agak jauh dari Coloane Village, hotel ini justru dekat dengan Macau International Airport, hanya sekitar 10 menit saja. Sebetulnya Hotel Westin adalah hotel tua, namun karena bentuknya yang unik ditambah dengan modifikasi modern di beberapa bagian, hotel ini menjadi terlihat eksotik dan eksklusif. 
Penampakan Hotel Westin di siang hari. Cakep Sekali. Foto ini pinjam dari; panoramio.com
Hotel ini sengaja dibangun di bibir pantai untuk menambah kesan eksotik. Setiap pengunjung akan bebas melihat laut lepas. Itulah Laut Cina (aku agak susah menyebut Laut Tiongkok). Bukan laut yang berhadapan dengan daratan Tiongkok sebagaimana di The Eduardo Margues Square. 

Penampakan hotel dari atas. Foto ini pinjam dari: china-macau.com
***

Setelah pertemuannya kemarin dengan Chae-Kyung, Lee Shin terlihat gelisah dan gundah gulana. Ia meragukan misi hatinya akan berhasil, mengingat gadis itu punya mimpi besar yang ingin diwujudkanya, selain kenyataan bahwa ia sekarang bukan lagi seorang Putra Mahkota. Ia sudah memberitahukan kabar ini kepada Chae-Kyung kemarin. Lee Shin telah menyerahkan tahta yang seharusnya menjadi miliknya kepada kakak perempuannya. Kenyataan-kenyaan ini membuat Lee Shin kehilangan kepercayaan diri. 
Lee Shin dan neneknya, sedang berbincang dalam salah satu kamar Hotel Westin. Kamar hotel ini terlihat eksklusif. Foto: Dok. Pri
Neneknya menenangkannya. Beliau tetap menyemangati cucunya untuk jangan menyerah. Nenek Lee Shin  memberikan sebuah kotak kecil kepada Lee Shin, untuk melengkapi misi hatinya.  
“What is this?”
Nenek Lee Shin menjawab; “This was given to me by His Majesty Sungjo as a token of his love for me. I was going to give this to you when you two truly like each other. I think now is the time!”
***
Jadi, di salah satu bagian Hotel Westin yang langsung menghadap ke laut, ada spot yang terlihat romantis sekali. Pihak hotel menjadikan tempat tersebut seperti menyatu antara pantai dengan taman di depan hotel. Dan di situlah Lee Shin mengajak Chae-Kyung.
Lee Shin sedang mempersiapkan misinya. Pemandangan laut lepas dari sini terlihat begitu indah. Foto: Dok. Pri
Dengan pemandangan seperti tempat Lee Shin dan Chae-Kyung berdiri, tempat ini sangat cocok dijadikan tempat untuk menenangkan diri. Berdiri di salah satu jalur di taman yang langsung menuju pantai, dan memandang ke laut lepas. Dari titik ini, saat memandang ke bawah sana, akan terlihat ombak yang saling memecah dan mengempas. Sangat romantis!
Kalau kamu dan pasanganmu sedang berada di Macau, tak ada salahnya mengajak pasanganmu ke tempat ini dan menyatakan bahwa kau benar-benar mencintainya. Atau, jika kau ingin melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Lee Shin berikut ini, itu akan lebih baik lagi :D
Lee Shin mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan berkata kepada Chae-Kyung;
Foto: Dok. Pri
“Let’s get married for real. To the woman I want to spend the rest of my life with, I give all my heart to propose.”
So sweeeeet!  And… the mission was done!
Itulah misi hati Lee Shin, melamar Chae-Kyung dengan segenap cinta dan sepenuh hatinya. Meskipun mereka telah menjadi suami istri, namun pernikahan mereka dulu adalah pernikahan perjodohan, bukan atas keinginan keduanya.
Happy Ending! Foto: Dok. Pri
Singkat cerita, mereka menikah untuk kedua kalinya di Kapel St. Francis Xavier dan hidup bahagia selamanya. Misi hati Lee Shin berhasil dan misi saya menuliskan catatan ini juga berhasil, hahahaa….  Maaf ya, mungkin ini adalah catatan perjalanan yang aneh karena dibumbui dengan sedikit tulisan fiksi. Itung-itung latihan menulis novel :p  Dan sambil menulis ini, aku berdoa; Oh Tuhan, semoga suatu hari aku bisa ke Macau. Aamiin!
Sampai jumpa di catatan tentang Macau selanjutnya.
***
Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog 'Why Macau'. Klik Foto di bawah ini untuk melihat info lomba.
http://log.viva.co.id/static/why_macau
 ***









Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

33 comments

Write comments
Unknown
AUTHOR
19 September 2014 pukul 01.12 delete

Haha, angel yg menarik, berbeda dg kontestan "Why Macau" lainnya. Semoga saya jg dapat sisi berbeda ttg Macau.
Hm.. Kandidat nih Kak Eky. :D

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
19 September 2014 pukul 01.59 delete

Aku suka banget darama ini... ira

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 12.08 delete

gara-gara drama ini dan karena postingan diblog saya jadi pengen kesana...
bener2 kota tempat bertemunya beragam budaya...

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
19 September 2014 pukul 12.12 delete

Semoga menang kak Eqi... :* Aini juga ingin suatu hari ke Macau. Hahaha

Reply
avatar
momtraveler
AUTHOR
19 September 2014 pukul 12.12 delete

Keinget jaman nonton ini ga bisa brenti hihihi... keren ih dpt aja idenya ..
Sukses ngontesnya mak ;)

Reply
avatar
Yudy Ananda
AUTHOR
19 September 2014 pukul 12.22 delete

hahahaha keren kirain tentang film drama beneran

Reply
avatar
E. NoviaMF
AUTHOR
19 September 2014 pukul 13.06 delete

ahhhh,,,jadi pengen ke Macau... :D

Reply
avatar
Bai Ruindra
AUTHOR
19 September 2014 pukul 16.32 delete

Mantap banget ulasannya Ki!

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.00 delete

Yok ikut Makmu. Cari juga sisi yang berbeda dari sebuah catatan perjalanan, biar enak dibaca :D kutunggu yak :D

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.01 delete

Saya juga pengen ke sana mbak.
Semoga suatu hari kita bisa sama-sama ke sana ya mbak. Aamiin

Reply
avatar
Ika Koentjoro
AUTHOR
19 September 2014 pukul 17.02 delete

Aku kayaknya ketinggalan. Nggak tahu ini film apa. Met ngontes ya mbak

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.02 delete

Aamiin
Aini mau ke macau juga? Yok ikut lomba ini. Siapa tau Aini menang. Siapa tau kita semua menang, hahaa..
Makasih udah berkunjung ke sini ya Ainiii

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.04 delete

Samaaaa mak..malah sempat susah move on mak sehabis nonton Princes Hours, wkwkwk
Makasih ya kakaaak...

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.04 delete

Hihiii..rupanya tentang macau ya :D
Makasih ya bro Yudi

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.05 delete

sammaaaa....Macau bikin ngiler iiihhh :D

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 17.07 delete

Princess Hours mbak Ika
Udah lama,punya taon 2005, hehee
Makasih mbak Ika.. yok ikut juga :D

Reply
avatar
19 September 2014 pukul 22.17 delete

Tinjauan dan ide cerita yang sangat unik, nih, Eky! Kereeeen, dan jadi punya wawasan tentang Macau nih. Btw, jadi pengen berburu tiket ke Macau ah! Tapi untuk ikutan blog competition nya kok jadi menciut ya hatiku? Haha....

Reply
avatar
Rizka
AUTHOR
20 September 2014 pukul 07.09 delete

wuah aku baru2 ini nonton princess hours. Saking penasaran tiap episode, langsung non stop nontonnya dari episode 1-24. Udah gilak yah akunya?

Tapi, mba kreatif banget bisa nulisnya dan diikutkan ke blog competition. Kreatif dan keren! good luck mba

Reply
avatar
20 September 2014 pukul 08.13 delete

Waw....begitu eksoktiknya Macau.... Tujuan perjalanan favoritku salah satunya adalah Macau... Mengapa Mcau? Karena tak perlu jauh2 melihat Eropa dan peninggalan sejarahnya... Di Macau kita bisaa melihat sisi Eropa ada di sana... Ketika mendengar kata2 Macau alam pikiranku seolah ikut terbang ke sana... Entahlah kapan aku bisa menginjakkan kaki di tempat ini? Entahlah... Saat ini aku hanya bisa berselancar di dunia maya menuju Macau... Untunglah ada GA ini sehingga aku bisa membaca artikel tentang Macau pada blog sahabat2ku... Btw, met ngontes ya Mbak semoga sukses....Nice post...




Reply
avatar
20 September 2014 pukul 12.42 delete

Waah....yok kak ikut juga. Aku yakin kalo kak alaika yang ikut, tulisannya pasti lebih cetar membahana. Deadline-nye masih 10 hari lagi nih, masih ada waktu :D

Reply
avatar
20 September 2014 pukul 12.49 delete

Gak gila kok mbak, biasa dan wajar sekali itu, karena aku juga begitu, hahahaa... Sebenarnya karena ceritanya yang mengharu biru ya mbak, jadinya penasaran terus dan terus, hehee
Makasih atas kunjungannya mbak Riska

Reply
avatar
20 September 2014 pukul 12.56 delete

betul sekali mbak. Kalau belum mampu ke Eropa tapi pengen lihat Eropa di Asia,maka Macau-lah tujuannya.
Yok ikut lomba ini juga mbak. masih ada waktu 10 hari lagi nih :D

Reply
avatar
Mugniar
AUTHOR
20 September 2014 pukul 21.18 delete

Kalau dengar/baca Macau .. saya yang terkesan bagi saya adalah .. tempat judi ... dari mana ya saya dapat kesan itu ? kayaknya film2 dulu ...

Reply
avatar
Bobby Ertanto
AUTHOR
29 September 2014 pukul 11.15 delete

Suka tulisannya, meski tak begitu suka dengan drama korea. Good luck, semoga menang kakak :)

Reply
avatar
HM Zwan
AUTHOR
6 Februari 2015 pukul 11.32 delete

macau,2 tahun ini sering dneger dan lihat kotanya.asik dan seru,padahal kaloa nengok ke belakang,banyak juga film2 drakor yang lokasinya di macau hehehe

Reply
avatar
7 Februari 2015 pukul 00.57 delete

dari film-film Hongkong kayaknya mbak Niar. Dan memang betul adanya mbak, xixixi

Reply
avatar
7 Februari 2015 pukul 00.57 delete

Makasih mas Bobby. Maaf baru balas :D

Reply
avatar
7 Februari 2015 pukul 00.58 delete

Iya mbak, ada beberapa. itu ditulis buat lomba tapi gak menang, xixiiii

Reply
avatar
ibu susiyana
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 03.58 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
ibu susiyana
AUTHOR
15 Mei 2016 pukul 04.01 delete

Dulu saya dalam kehidupan berumah tangga saya sangatlah susah,karna masalah keuangan,tapi setelah saya mengetahui,
bahwa KI JONGGOL,bisa meberikan angka togel yg 4d 100% tembus,saya coba coba menghubungi beliau,dan alhamdulillah,
kini aku bisa merubah nasib sya menjadi lebih baik,jadi saya sarankan kepada anda semua jika ingin merubah nasib anda menjadi lebih baik,
hubungi KI JONGGOL DI 0852_1654_8879 atau lihat WEB selengkapnya KLIK DISINI PASTI ANDA TIDAK AKAN KECEWA.

...................TERIMA KASIH..................

Reply
avatar
Amalan amal
AUTHOR
18 Juni 2018 pukul 22.35 delete

Drama ini ±12x nonton dan emang udah lama, tapi fav banget sungguh kangen bener. Kira kira admin masih aktif gak yaa?? Aku cuma kangen aja sama nih drama jafi lagi nostalgia sama scene dan tempatnya eh ga taunya nemu blog nya admin, makasih banget mengobati rasa rindu ku, memang happy ending but ketika pergi ke macau tu kerasa banget kalo ni drama bakal habis walaupun udah ditonton berkali-kali tetep sukak banget apa lagi ma nih kopel, pengambilan latar di istana juga bagus walaupun istananya sebenarnya ga berhubungan

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky