Kartu Pos dari Madagaskar

Kartu Pos dari Madagaskar
Gambar hanya ilustrasi. Designed by Fardelyn Hacky 

Seorang tukang pos mengantar sebuah kartu pos ke rumahku beberapa waktu lalu. Dikirim oleh seorang teman yang saat ini berada jauh di benua Afrika. Namanya Haya Nufus (www.blog.hayanufus.com). Kartu pos tersebut sampai tepat sehari sebelum hari ulang tahunku, jadi aku anggap saja sebagai hadiah ulang tahunku. Perjalanan kartu pos ini sendiri memakan waktu lebih dari dua bulan, sejak dikirimkam temanku hingga sampai ke rumahku di Lambaro Angan. Lumayan lama ternyata.

Ya, temanku itu adalah seorang postcrosser. Aku tidak tahu apakah sejak dulu dia menjadi seorang postcrosser atau baru-baru ini saja. Yang mana saja, tidak masalah. Tetapi yang pasti, di mataku para postcrosser ini adalah orang-orang yang bahagia dan membagikan kebahagiaannya untuk orang lain. Mereka adalah sekumpulan orang-orang yang saling berkirim kartu pos ke postcrossers lain di seluruh dunia. Sebagian besar dari mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Hanya kartu pos yang menyatukan mereka. Ketika mendapati sebuah kartu pos dari seseorang, si penerima biasanya akan membalas lagi dengan mengirim kartu pos yang bercirikan tempat yang saat itu sedang didiaminya.  

Melakukan sesuatu secara sukarela untuk orang-orang yang bahkan tidak mereka kenal, dengan menggunakan  uang sendiri untuk beli prangko dan kartu pos, hunting ini itu, ini jelas bukan hobi dan pekerjaan yang menguntungkan, bahkan mungkin merugikan, jika mau hitung-hitungan. Tetapi, bagi mereka yang passion-nya memang di situ, mereka tentu tidak melihat ini sebagai sesuatu yang merugikan. Yang mereka miliki adalah kebahagiaan. Tentu saja bahagia namanya jika bisa melakukan sesuai sesuai passion. Dan bisa membuat orang lain bahagia adalah cara paling mudah untuk membahagiakan diri sendiri.  Seperti ketika baru-baru ini aku membaca tulisan seorang teman bernama Katerina (www.travelerien.com),  tentang rencananya melakukan travelling bersama teman-temannya sekaligus kopi darat, dan itu bukan hanya di satu tempat saja. Beliau bilang, setelah hitung-hitung, biaya travelling kopdar  tersebut ternyata menghabiskan cukup banyak dana. Tetapi buat Katerina yang sejak dulu aku tahu bahwa travelling adalah passion-nya, ini bukan sesuatu yang memberatkannya.

“Kalau dihitung-hitung sih iya, pasti besar. Tapi manfaatnya juga besar, mendatangkan kebahagiaan. Jadi apalah arti duit dibanding rasa bahagia ketemu teman-teman akrab.” Begitu tulisnya di blognya.
Life is not about making others happy.  Life is about sharing your happiness with others.
***
Kartu Pos dari Madagaskar
Kartu pos dari Haya Nufus
Sampainya kartu pos ini ke tempatku mengingatkan aku pada hobiku di dua puluh tahun lalu; korespondensi. Kantor pos adalah tempat yang paling sering aku datangi selain sekolah tentunya. Hampir setiap minggu tukang pos mengantarkan surat ke rumahku, dari sahabat pena di seluruh Indonesia. Aku sampai akrab dengan tukang pos karena seringnya dia mengantar surat ke rumahku dan seringnya aku ke kantor pos. Ditambah dengan kenyataan tukang pos-nya masih bujang saat itu, ganteng pula (ehem… :p), jadi wajarlah jika dia dekat dan suka bercanda dengan anak sekolahan sepertiku :D Sebenarnya, aku bukan seorang pengoleksi kartu pos. Kegiatanku yang lain yang berhubungan dengan pos selain korespondensi adalah filateli (koleksi perangko). Tetapi aku bukan filatelis garis keras. Koleksi perangko-ku hanyalah dari apa yang aku dapat dari sahabat-sahabat penaku saja. Seingatku, di masa-masa itu, aku tidak pernah berkirim kartu pos, tetapi aku pernah menerimanya dua atau tiga kali. Aku lebih memilih saling berkirim surat dan menulis surat panjang-panjang, ditambah curhat :D dibanding kartu pos.

Tetapi, sejak dulu aku selalu senang menerima apapun yang diantarkan tukang pos ke rumahku, termasuk kartu pos. Terakhir kali aku menerima kartu pos adalah dari Baltimore Amerika Serikat, tahun 2006. Dikirimkan oleh seorang teman yang sedang studi di sana. Sampai akhirnya aku menerima kartu pos dari Haya Nufus.

Di hari-hari ini, di mana internet telah menghubungkan orang-orang dengan cepat, menjadi media tempat orang-orang memberi kabar hanya dalam hitungan detik, maka kegiatan berkirim surat sudah ditinggalkan. Untuk apa berkirim surat dan menunggu berhari-hari jika e-mail telah memudahkan. Betul? :D

Itulah kenapa aku terharu menerima kartu pos yang dikirimkan oleh seorang teman yang jauh. Aku salut dengan semangat mereka melakoni hobi ini. Bisa saja misalnya mereka saling kirim electronic post card, tetapi mereka tidak melakukannya. Tidak seperti berkirim surat yang sudah berubah bentuk menjadi electronic mail, kegiatan postcrossing  saat ini masih dilakukan melalui darat dan dalam bentuk nyata (bisa disentuh), bukan dalam bentuk maya. Ada tetapi tiada, tiada tetapi ada, begitulah kondisi dunia maya. Dulu, ketika aku menjadi pelakon korespondensi, ada sensasi tersendiri ketika menerima sebuah surat atau kartu pos. Ada rasa berdebar-debar saat memegangnya, walaupun isinya cuma bertanya kabar dan entah apa-apa cerita a la remaja :D. Kemudian dicium-cium dulu (maklum, sesama korespenden remaja jadi kertas suratnya wangi :D), dibuka dengan hati-hati (supaya kertas suratnya tidak rusak), lalu dibaca sambil senyam-senyum. Hal-hal demikian sudah jarang–jika tidak bisa dikatakan tidak pernah–dilakukan oleh orang-orang di masa kini, termasuk aku sebagai mantan pelakon korespondensi dulunya :D.

Aku teringat status seorang teman saat menjelang Idul Fitri tiga tahun lalu. Dia mengatakan dia merindukan saat-saat seperti dulu. Menjelang Idul Fitri, ragam bentuk kartu ucapan Idul Fitri diantarkan tukang pos ke rumahnya. Di masa-masa sekarang, kita masih menerima hal yang sama sebenarnya, tetapi dalam bentuk foto yang diunggah ke media sosial. Tidak bisa disentuh. Tidak lagi istimewa karena satu foto dengan tagging ramai-ramai. Betul? :D
***

Kartu pos ini dikirim dari Madagaskar, sebuah negeri yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya bahwa itu adalah nama sebuah negera :D


Sebelum ini, ketika mendengar nama Madagaskar, yang terpikirkan olehku adalah cuma sebuah judul film animasi; Madagascar, film yang bercerita tentang sekumpulan hewan yang hidup di Central Park Zoo.

Sampai aku mendengar kabar dari seorang teman (dulu kami satu kampus bahkan satu gerbong saat koass di rumah sakit) bahwa ia akan pindah ke Antananarivo mengikuti tugas suaminya yang berdinas di Kementerian Luar negeri.
Kartu Pos dari Madagaskar

Sekarang sudah Juni 2015. Tidak terasa sudah tiga tahun dia tinggal di sana.

Nama Madagaskar terdengar seksi, indah, dan eksotik. Pantaslah jika kemudian nama negara ini menjadi judul sebuah film besutan Hollywood.

Terima kasih Haya Nufus untuk kartu posnya yang manis. Mohon maaf aku tidak bisa mengirimkan kartu pos balasannya untukmu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

37 comments

Write comments
Keluarga Biru
AUTHOR
21 Juni 2015 pukul 13.35 delete

Sudah lama tidak mengirim atau menerima kartu pos, sekarang seringnya paketan buku atau barang he3
Melihat keseruan para postcrosser jadi pengin ikutan juga tapi ketunda-tunda mulu.

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 13.53 delete

Aku juga pernah dikirimin mbak Haya. Hurraaay :)
Pinginnya sih bis main ke sana ya mbak Eky hehe
http://omnduut.blogspot.com/search/label/Madagascar

Reply
avatar
Ila Rizky
AUTHOR
21 Juni 2015 pukul 14.54 delete

Seru ya, mba. Aku dikirimi kartu pos oleh beberapa teman. Yang terakhur dari mb Ely di Jerman. Rasanya seneng banget. Dulu juga sering kirim2 pas SMP. Sekarang udah nggak pernah. Paling kirim paket aja.

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 15.16 delete

Saya dulu Seneng kalau dapat Karu Pos Dari teman yang berada di belahan bumi lain, sekarang sudah nggak lagi. Pastinya seneng ya mbak, dapat Kartu Pos dari Afrika. Semoga jalinan persahabatan tetap terjaga. Aamiin. :)

Reply
avatar
Katerina
AUTHOR
21 Juni 2015 pukul 15.26 delete

Aku selalu terharu dengan cerita-cerita seperti ini. Cerita tentang pertemanan yang dijalin dengan sedemikian indah. Indah karena seperti tak terbayangkan, tetapi menjadi sesuatu yang nyata. Mungkin itulah yang namanya ketulusan, ya :)

Salam kenal buat mbak Haya Nufus. Terima kasih mbak Eki sudah berbagi cerita manis ini :)

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 16.02 delete

Hahaaa....iyaaaa....aku sekarang udah gak lagi menulis surat mas Ihwan. Sebagai gantinya, aku menulis di blog saja. Ngeblog sejak 2005. Paketan yang nyampe ke rumah pun bukan lagi surat, tapi paket belanja buku daaan.. tagihan dari TV kabel, wkwkwkk

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 16.04 delete

Waaaah...iyakah mas Yan? Ternyata banyak juga ya teman-teman Indonesia yang mendapat kiriman kartu pos dari Haya. Selamat ya mas Yan, bisa punya kartu pos dari Madagaskar, juga blog khusus tentang postcrossing :D

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 16.07 delete

Iyaaaaa La. sama kayak aku dan Ihwan di atas. Kiriman paketnya pun adalah paket belanja online, wkwkwkk

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 16.08 delete

Iya mbak, tentu senang menerima kiriman dari seorang teman ya. Apalagi dianya jauh kali entah di mana :D

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 16.14 delete

Sama-sama mbak Riiiin. Terima kasih juga buat mbak rien yang sudah berbagi ketulusan buatku. You are the one that I admire mbak, makanya ada namamu dalam tulisan ini, xixixii. Tetaplah seperti mba Rin yang selama ini ya mbak :ng

Reply
avatar
Haya Nufus
AUTHOR
21 Juni 2015 pukul 17.19 delete

Sudah tiga tahun...tiga tahun.... #gemasuara. Rasanya cepat aja waktu berjalan ya kak Eqi.

Iya, dulu kertas surat wangi dan warna-warni terus ada gambar bunga-bunganya juga.. Dulu Nufus juga suka kirim kartu Idul Fitri ke teman-teman waktu liburan sekolah. Rasanya memang asik ya.. Dulu dapat email itu malah aneh, sekarang dapat surat atau kartu pos yang jarang :D

Enjoy kak..^^

Reply
avatar
21 Juni 2015 pukul 19.25 delete

Tiga tahun itu memang gak lama ya fus. Gak terasa, kayak berfoto aja, gak terasa eh udah kefoto *gam nyambung :ng

Reply
avatar
momtraveler
AUTHOR
21 Juni 2015 pukul 21.21 delete

Yaaaayyy.... aku juga pernah dikirimin kartu pos ma kak Nufus lho kak... seneng bgt dpt postcard dr Afrika.. moga2 bisa ketemu kak nufus jg klo balik ke Aceh nanti ;)

Reply
avatar
Keke Naima
AUTHOR
21 Juni 2015 pukul 22.27 delete

kalau denger madagaskar yang langsung saya ingat itu film animasi favorit saya :D

Reply
avatar
Salman Faris
AUTHOR
22 Juni 2015 pukul 00.25 delete

Dulu aku suka banget yang namanya koresponden dengan sahabat pena, dan kayaknya pun saya masih punya koleksi beberapa surat dulu Mba,
dan sangat setuju kalau happniess itu muncul ketika kita sharing dengan yang lain

Reply
avatar
Dewi Rieka
AUTHOR
22 Juni 2015 pukul 02.24 delete

madagaskar langsung teringat film animasi, aku juga postcrosser mba eki, hanya udah lama nggak kirim2an hihihi

Reply
avatar
khairiah
AUTHOR
22 Juni 2015 pukul 10.30 delete

cantik kartu posnya

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 10.47 delete

Ah senangnyaaa :) dapet kartu pos dari Madagaskar :)
Aku suka baca blognya mba Haya. Banyak banget hal baru yg aku dapat dari tulisannya :)

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 13.44 delete

Aku dulu juga suka korespondensi, Mbak. Pernah punya sahabat pena di Perancis dan Australia. Trus saling berkirim kartu pos pula. Itu pula yang membuatku bermimpi untuk ke luar negeri. ira

Reply
avatar
Wilda Hurriya
AUTHOR
22 Juni 2015 pukul 14.11 delete

Wah, jadi kangen dengan masa-masa hunting kartu lebaran buat dikirim ke teman-teman
Moment Ramadhan tahun ini kayanya pas deh buat ngobatin kangennya. hmmm *lagi mikir*

Reply
avatar
Dian Radiata
AUTHOR
22 Juni 2015 pukul 15.24 delete

Salam kenal mbak Haya... *kedip-kedip biar dikirimin kartu pos juga ;)

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 15.42 delete

Asyiknya dapet kartu pos dari luar negeri. Terakhir aku kirim2 kartu pos kapan, ya? Uh... udah sekitar 17 tahun yang lalu. Ngangenin deh. Surprise-nya itu lhoooo...

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 15.56 delete

Sekalian ketemu sama aku juga nanti ya kaaaaak :D

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 15.58 delete

Aku udah punya punya lagi kumpulan surat-surat itu Mas Salman Faris. Udah kena tsunami, huhuuu :(

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 15.58 delete

Toss mbak dedeww
Ayo kirim2 lagi mb dedew :D

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 15.59 delete

Iyaaaaa Zahra. Apalagi di negara yang jarang banget kita dengarnya yak. Banyak cerita seru di blognya, hehee

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 16.01 delete

Kalo aku dulu mbak, sahabat penaku cuma dari Indonesdia aja. Entah kenapa pula dulu aku gak punya teman dari LN :D

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 16.01 delete

Mikir buat kirim-kirim kartu lebaran lagikah mbak? gak nolak kalo mau dikirim ke saya, xixixii
Makasih atas kunjungannya ya mbaaaak :ng

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 16.02 delete

Aaaah, sama mbak. terakhir aku berhubungan dengan kantor pos itu udah lama kali :D

Reply
avatar
22 Juni 2015 pukul 16.03 delete

Halooooo Nufus, ada yang mau kenalan ini :D

Reply
avatar
Lusi
AUTHOR
23 Juni 2015 pukul 00.14 delete

Baru aja mau ngomong ada Haya Nufus di Madagaskar, ternyata memang dr beliau heheeee

Reply
avatar
26 Juni 2015 pukul 18.13 delete

Hihiiii...iya mbak Lusi :D
jadi kalau ingat Madagaskar, ingat Haya Nufus yak :D

Reply
avatar
atanasia rian
AUTHOR
27 Juni 2015 pukul 21.00 delete

Terakhir dapet kartu pos dari teman di malaysia, tapi aku belum sempat membalas. Jadi pengen balas, cari kartu pos yang tepat ahhh

Reply
avatar
28 Juni 2015 pukul 01.33 delete

Yuk mbak dibalas. kalau aku sih memang udah bilang duluan ke orangnya bahwa aku mungkin tak akan membalasnya, hahahaaa :;g

Reply
avatar
Khaira
AUTHOR
27 Juli 2015 pukul 00.07 delete

Dari 4 kartu pos yang Khaira kirim ke Aceh, cuma 1 yg sampe, haha
dua hari lalu kirim 2 lagi, entah bakalan sampe dia :D

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky