Berbuka puasa di konsulat adalah salah satu kegiatan
yang paling aku tunggu-tunggu dalam bulan Ramadan ini. Soalnya makanannya
banyak dan enak-enak sih, wkwkwk. Tapi untuk Ramadan kali ini, alasannya bukan
hanya soal makanan. Aku sendiri sudah lama aku tidak ke konsulat. Terakhir kali
aku ke konsulat, kalau tidak salah itu tahun lalu saat mengikuti kegiatan
silaturahmi di tempat tersebut. Selain karena berbuka bersama di hari pertama (meski
bukan di hari pertama Ramadan), aku juga ingin berkenalan dengan Bapak Konsul
yang baru. Ya, tahun ini KRI sudah dipimpin oleh Konsul yang baru, menggantikan
Konsul sebelumnya, Bapak Heru Wicaksono, tetapi aku sama sekali belum mengenal
beliau.
Tahun ini, jumlah mahasiswa Indonesia di kotaku,
mengalami peningkatan karena universitasku mulai membuka peluang beasiswa untuk
mahasiswa di Indonesia. Jadi, Ramadan kali
ini agak lebih ramai dengan mahasiswa Indonesia dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Dan kebetulan pun, di minggu pertama bulan Ramadan, semuanya masih
di sini, belum pada mudik ke Indonesia.
Acara buka puasa pertama di konsulat diadakan pada
Sabtu lalu (19/06/2015). Seperti biasa, kami yang tinggal di Hatyai berangkat
ke konsulat di sore harinya. Perjalanan dari kotaku ke kota tempat kantor KRI
berada bisa ditempuh dengan van atau tuk tuk, sekitar 40 menit. Karena kali ini
jumlah kami lumayan ramai, maka perjalanan kami kali ini menggunakan tuk tuk
saja. Naik tuk tuk dengan jarak tempuh yang jauh, sebenarnya sangat tidak
nyaman, setidaknya bagiku, apalagi dilakukan pada waktu jelang malam dan malam
harinya ketika balik lagi ke kotaku. Cuma karena sudah dikoordinir bahwa semua
akan naik tuk tuk saja, ya sudahlah, ikut saja. Nggak rame nggak seru :D
Tuk tuk adalah sebutan untuk angkot di Thailand. Tuk tuk di
Hatyai agak berbeda dengan tuk tuk di Bangkok. Di Hatyai tuk-tuknya agak
gede-gede, sementara di Hatyai kebalikannya. Namanya juga angkot yak, manalah
sama di setiap daerah. Lha wong angkot di kota-kota di Indonesia saja berbeda
bentuknya, apalagi namanya. Tapi kalau di Thailand, di mana-mana namanya tetap
tuk tuk.
Lanjut…
Aku dan 10 teman kebagian tuk tuk yang paling jelek
dan paling telat pula menjemput ke lokasi (kampusku, tempat kami menunggu
jemputan). Sudahlah berangkat telat, malah telat dijemput. Hadeuuh.
Baru setengah perjalanan, tiba-tiba ada suara
menderu-deru kayak kipas angin dari mesin tuk tuk. Yang pria-pria sudah pada ribut.
Ini tuk-tuk bakalan kenapa-kenapa Kami yang wanita anteng-anteng aja, karena sudah
biasa naik tuk tuk jelek dan bersuara seperti itu, dan perjalanan lancar-lancar
saja. Sampai kemudian tuk tuknya mogok. Berkali-kali dihidupin sama sopirnya,
tuh tuk tuk tetap nggak mau hidup. Akhirnya si supir terpaksa ngebengkel sendiri
dan penumpang terpaksa turun. Kami mengira, kerjaan si supir cuma sebentar,
jadi sabarlah kami menunggu tanpa ada inisiatif meminta balik tuk tuk yang sudah
duluan sampai ke kantor konsulat. 5 menit, 10 menit, 15 menit, supir tuk tuk
belum selesai dengan pekerjaannya utak atik ini itu. Wah, alamat gagal buka
puasa di konsulat nih, begitu pikirku.
20 menit berlalu, si supir yang belum selesai dengan
tuk tuk mogoknya itu lalu menelepon
supir tuk tuk pertama untuk balik lagi menjemput kami. Yaelah… kenapa juga
mesti menunggu selama itu. Maunya kan ditelepon saja sejak tadi. Kami pun tidak
menyuruhnya melakukan itu karena terus di-PHP-in :v Dibilang nggak lama lah,
tapi tuk tuk-nya nggak hidup-hidup juga. Apes beneeer.
Masalahnya, bukan apa-apa, ini penumpang pada berpuasa
iniiih dan waktu berbuka tinggal 5 menit lagi ketika dia memanggil temannya
untuk menjemput kami. Sabaaaaar sabar. Orang sabar kebunnya lebar. Aamiin :D
Seperti dugaanku, kami akhirnya berbuka di jalan, dan
bukanyna di kantor konsulat, wkwkwk. Untung ada toko kelontong di dekat lokasi
tuk tuk mogok. Jadi akhirnya kami membeli apa yang bisa dibeli di situ sebelum
tuk tuk jemputan datang.
Sabar menunggu :D foto diambil oleh Bayu Adi Kusuma |
Setelah selesai berbuka dengan susu kotak dan
beberapa potong kerupuk (wkwkwk), akhirnya tuk tuk jemputan datang dan siap
membawa kami melanjutkan perjalanan ke konsulat. Kami sampai di konsulat ketika
orang-orang sudah selesai acara makan-makan sesi pertama dan bersiap-siap untuk
salat magrib. Untung masih ada kue-kue dan minuman sisa, jadi bisa nyomot-nyomot
dulu sebelum ikutan salat magrib berjamaah.
Masih untunglah yaaa, xixixiii
20 comments
Write commentsTapi sesi kedua dan ketiga masih kebagian dong kaak... ;)
ReplyWaah untungnya masih nyampe konsulat, Mb Ecky dan bisa nyomot2 kue2 :D
ReplyPengalaman seruuu ... lumayan bisa jadi bahan blog :D
Setelah shalat maghrib berjamaah masih bisa dilanjut buka puasa di konsulatnya :)
ReplySetelah shalat maghrib berjamaah masih bisa dilanjut buka puasa di konsulatnya? :)
Replysebelum solat magrib masih ajah sempet-sempetnya nyomot kue-kue nya, haha
Replyyang penting momentnya gak ketinggalan mbak
Replyaku belum ada cerita ramadhan nih mba hiks... :(
Replytapi untung masih ada kue-kue yg tersisa ya mba haha...
hahahahaa...apes bener yah. kemaren ke Thailand nesel gak sempat nyobain tuk-tuk. selamat berpuasa di negeri orang ya mba.
ReplyHeheheee cian udah dandan cantik2 ya. Semoga lain hari konsulat ngirim mobil buat jemput. :D
Replykebagian kak, karena itu kan abis magrib dan sesi kedua itu yang penting, hahahaa
ReplyIya mbaaak...pengalaman seru yang dijadikan postingan blog itu, lumayan seru ternyata, wkwkwkwk :ng
ReplyBisa mas azzet, malah itu bagian yang paling penting, wkwkwwk
ReplyIyah mbak, soalnya kan cuma makan kerupuk, hahahaaa.... sambil antre wuduk ya udah nyomot kue aja *lapar dan rakus itu beda-beda tipis, ahahaahah :v
ReplyIya :D
ReplyIni juga cuma cerita biasa aja kok mbak, xixiixii..
ReplyMakasih atas kunjungannya ya mbaaak :*
Kapan-kapan cobalah mbak. seruuu :D
ReplyMakasih mbak :)
BIasanya ada mobil jemputan mbak. Sekarang gak ada lagi mbak, karena udah rame kali, jadi pergi sendiri, hahaa
Replyuntung masih bisa mbatalin puasanya ya mba..
ReplyHihiii..iya mbak :D
Replypaling penting di bagian kedua setelah sholat maghrib..hehe
Replylangsung santap.. :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon