Aku Dalam Balutan Sari




Aku dan teman-teman dari berbagai negara

Di Thailand, mahasiswa asing yang cukup banyak di sini selain mahasiswa dari Indonesia, adalah mahasiswa dari negara-negara di Asia Selatan, terutama India, Bangladesh, dan Nepal. Mereka tersebar di berbagai universitas di Thailand, dari Utara hingga ke Selatan.
Aku sendiri sudah cukup lama berada dalam lingkaran mereka,  dan selama itu pula aku memendam rasa penasaran dan bermimpi bisa memakai pakaian khas mereka; Sari. Entah kenapa, aku suka melihat orang-orang yang tetap konsisten dengan akar budaya mereka masing-masing, termasuk dalam hal berpakaian. Ketika orang-orang dari suatu negara datang ke negara lain, mereka tetap percaya diri dengan pakaian yang mereka kenakan sebagaimana di negara mereka.
Sama seperti jika orang Indonesia pergi merantau ke luar negeri, yang pakai jilbab misalnya, tetap konsisten berjilbab meski harus menjadi minoritas dan terlihat aneh oleh mereka yang jarang melihat orang berjilbab. Ketika sesekali mengikuti acara kebudayaan di negara orang, mungkin inilah saatnya menunjukkan pakaian adat salah satu suku di Indonesia. Sama seperti yang pernah kualami selama di Thailand. Sama juga seperti teman-temanku di Thailand yang berasal dari berbagai negara. 
Aku pernah mengungkapkan pada teman dekatku dari Bangladesh bahwa aku ingin sekali memakai Sari, lebih kurang setahun lalu. Tentu saja, aku akan meminjam pakaian mereka. Kalau aku harus membelinya, lalu setelah kubeli, tak tahu akan kubawa ke mana nantinya. Intinya, aku cukup meminjam saja, sekali saja memakainya seumur hidup, lalu biarkah foto-foto yang akan mengabadikannya.
Kiranya  aku cukup beruntung bisa punya teman dekat dari negara Asia Selatan. Temanku meminjamkan salah satu koleksi Sari-nya untukku, saat kami mengikuti sebuah acara perpisahan di kampusku. Untuk memakainya, tentu saja aku membutuhkan bantuannya.
Aku memilih Sari berwarna Jingga (orange) dengan pinggiran berwarna merah. Untuk blus, biasanya akan mengambil warna senada dengan salah satu warna Sari. Sari biasanya terdiri dari tiga bagian; (1) blus pendek di mana blus ini mesti ketat dan menempel di tubuh, berlengan pendek/panjang dan biasanya hanya sampai di bawah payudara, (2) rok bagian dalam yang disebut Pettikot jika bahan Sari terbuat dari kain yang tipis atau transparan, dan (3) kain Sari sepanjang enam meter. Panjang kain ini tergantung tinggi rendah tubuh seseorang. Untuk perempuan yang tingginya semeter kotor kayak aku, enam meter cukuplah. 

Bajunya sependek dan sekecil gini, lho, kalau dipakai tanpa inner, tentulah nampak puser :D

Ini enam meter
Karena  berlengan pendek dan dan tidak cukup untuk menutup bagian perut, aku menyiasatinya dengan memakai manset baju. Aku berjilbab, tentu saja aku harus menutup bagian-bagian yang terbuka.  Temanku memintaku untuk memakai manset tangan saja, nanti bagian baju yang terbuka di bagian perut dan bagian belakang tubuhku akan ditutup dengan Sari. Mereka bilang, kalau aku pakai manset baju, itu seperti aku tidak pakai Sari saja. Jadi aneh maksudnya. Tapi aku minta maaf, aku harus memakai manset baju, aku tidak yakin dengan bagian belakang tubuhku akan tertutup sempurna oleh Sari. Aku takut ketika aku lengah lalu tampaklah bagian tubuhku. Apalagi Sari pilihanku terbuat dari jenis kain yang tipis, semakin membuat aku tidak yakin. Akhirnya mereka mengerti.
Baiknya teman-temanku ini, selain meminjamkan Sari, mereka juga memakaikan Sari ini untukku. Aku cukup memakai blus dan manset baju serta roknya, selain legging. Untuk Sari, selanjutnya mereka yang mengerjakannya. Aku hanya tinggal berdiri saja. Karena kami sedang terburu-buru ke sebuah acara, aku tak sempat mengambil foto untuk langkah-langkah memakai Sari ini. Yang aku ingat, mereka pertama kali mengikat bagian ujung kain di pinggangku –jadinya seperti memakai sarung– dengan menyisakan bagian kain beberapa meter. Satu meter mereka sisakan di bagian depan untuk dibentuk menjadi opnaisel (lipit-lipit) besar, lalu bagian atas lipit tersebut dimasukkan ke kain terlilit di pinggang tadi. Sisanya dibawa ke belakang, lalu membawanya ke depan lagi melalui  lengan kanan bawah, dan terakhir sisanya diselempangkan di bahu kiri.
Sebenarnya, ada beberapa gaya memakai Sari. Gaya yang aku kenakan hari itu adalah Falling Palla atau Free Flow Style di mana Sari pada bagian yang ditaruh di bahu kiri tidak dibentuk menjadi opnaisel sehingga bisa jatuh bebas menutup lengan. Kebetulan Jenis kain Sari yang aku pakai hari itu lebih cocok untuk Falling Pala Style. Beda jika kainnya terbuat dari satin  atau chiffon. Kedua jenis kain tersebut bisa dipakai untuk gaya Sari apapun.
Jadi, inilah hasilnya. Lumayanlah, hehe…

Aku pakai Sari, mereka pakai Salwar Khamiz saja.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

26 comments

Write comments
26 Juni 2014 pukul 23.47 delete

Kak eky, biasanya orang India tu "pusat" deuh u luwa...
hahahaha....
abes dimodif, hasilnya ga kalah keren yaa sama orang India sana,..hehe
Aseli berasa ya kak serunya pakai sari... :D
Nice posting kak :D

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 00.18 delete

Hai hanjuet deuh pusat, aurat :D
Thanks Mursal ;)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 00.36 delete

Astagaaa!
Kak Eky akhirnya "jadi" cewe India. :D Tapi Kak Eky ga mirip India, lebih mirip orang Thailand. Hehe

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 00.39 delete

Astagaaa....Makmu lihat dari mana sih kok saya tiba-tiba mirip orang Thailand, wkwkw....

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 07.00 delete

Ahahaha model indiaa..

Reply
avatar
momtraveler
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 07.02 delete

ahaaayyy... makin cantik lho kak ;)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 09.13 delete

keren keren... tapi itu maksud jari 2 apaan Kampanye ya kak :D

Reply
avatar
Ika Koentjoro
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 10.00 delete

Wakaka...mbak ecky boleh juga tuh gaya ala modelnya

Reply
avatar
Ivonie
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 10.45 delete

pantes mbak pakai sari hehhee

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 12.12 delete

(ecek-eceknya) India :p

Reply
avatar
Helda
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 12.35 delete

Aiiihh, gak kalah keren walopun di modif, kebayang kalo gak pake inner ya Mak, ati2 dilirik produser film bollywood, qiqiqi

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 12.54 delete

Berarti dasarnya udah cantik ya kakaaa *hueeeek :p

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 12.55 delete

wkwkw....sekalian, kampanye 'peace' dan 'DUA' *kode :p

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 12.55 delete

wkwkw...model jadi-jadian mbak eeee :D

Reply
avatar
27 Juni 2014 pukul 12.58 delete

Itulah mak, yang takutkan adalah jika saya sampai dilirik sama produser film Bollywood, ahahaaaa....

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 23.31 delete

Dimirip-miripin aja, hehe. Oya biasanya kan, para pendatang akan mirip dengan pribumi jika sudah lama tinggal dan berbaur bersama penduduk asli. :D

Reply
avatar
28 Juni 2014 pukul 02.30 delete

Iya ajalah, biar cantik, ahahahaaa...

Reply
avatar
Ila Rizky
AUTHOR
28 Juni 2014 pukul 04.02 delete

wow, sarinya 6 meter ya, mba? panjang juga ya :D kalo pake manset jadi ga gitu keliatan nerawang :D

Reply
avatar
28 Juni 2014 pukul 10.49 delete

Iya Ila, lumayan panjang kan? kalo untuk orang sependek saya, keknya bisa bikin dress yang kayak gamis deh :D

Reply
avatar
Adi Pradana
AUTHOR
28 Juni 2014 pukul 11.50 delete

Kereeeeen... tampil mempesona dengan berhijab sari

Reply
avatar
28 Juni 2014 pukul 13.06 delete

Alhamdulillah yeah..hijab gaya baru, wkwkwk

Reply
avatar
Gamis Baru
AUTHOR
8 Agustus 2014 pukul 15.24 delete

waah, :-)
cantik dan anggun kak, sangat bagus dipakai kakak sari nya

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky