Uniknya Bahasa Thai


Bahasa yang dipakai oleh masyarakat Thailand adalah bahasa Thai. Bahasa ini memiliki abjad sendiri yang disebut abjad Thai. Tapi bahasa yang saya dan teman-teman mahasiswa di sini pelajari adalah bahasa Thai versi English letter. Yang penting tahu bagaimana cara pengucapannya, sebagai andalan utama dalam berkomunikasi sehari-hari dengan orang Thailand, terutama saat berbelanja atau di tempat-tempat umumnya lainnya.  Sebenarnya ada juga keinginan bisa belajar versi abjad Thai, tidak hanya soal pengucapan. Bukankah mempelajari banyak bahasa itu bisa bikin kaya? Setidaknya kaya pengetahuan. Tapi karena saya dan hampir semua mahasiswa penerima beasiswa dari Indonesia ke Thailand adalah mahasiswa paket kuliah saja (bukan ditambah belajar bahasa), maka tidak punya kesempatan yang lebih untuk mempelajari abjad Thai.  Yang perlu diketahui bahwa masyarakat Thailand sangat mencintai bahasanya. Di mana-mana; pusat perbelajaan, kampus, perpustakaan, pertokoan, mall, dan lain-lain, semua menggunakan bahasa dengan abjad Thai. Orang Thailand sendiri, sangat sedikit yang mengerti bahasa Inggris. Untuk keperluan percakapan sehari-hari, misalnya untuk naik angkutan umum, berbelanja, saya menyediakan buku saku bahasa Thai yang selalu saya bawa ke mana-mana. 

Selain bahasa Thai, di sini juga ada bahasa Melayu Jawi yang biasa digunakan oleh penduduk muslim. Meski bahasa Jawi terlalu banyak berbeda dengan bahasa Indonesia dan melayu, sehingga harus berkali-kali menanyakan apa yang dimaksud oleh pembicara, tapi setidaknya hal ini bisa sedikit membantu kami dalam berkomunikasi dengan warga Thailand. Dan ternyata, tidak semua muslim Thailand bisa berbahasa Melayu Jawi. Kenyataan ini saya ketahui dari beberapa orang teman Thailand saya. Biasanya, muslim Thai yang bisa berbahasa Jawi cuma mereka-mereka yang tinggal di provinsi-provinsi dekat perbatasan Malaysia, semisal Narathiwat, Satun, Yala, Pattani, dan Songkhla. Bahkan muslim Thai yang lahir dan besar di Hatyai juga tidak bisa berbahasa Melayu Jawi.

Bahasa Thai merupakan bahasa bunyi (fonal language). Menurut saya, bahasa Thai termasuk bahasa yang sulit dipelajari karena terkadang satu kata bila diucapkan dengan intonasi yang berbeda maka akan berbeda pula artinya. Kesulitan ini lebih dikarenakan bahasa Thai memiliki 5 tones (nada) untuk setiap satu suku kata yang akan kita ucapkan. Lima nada dengan lima arti yang berbeda. Misalnya kata ‘maa’, ini bisa diucapkan dengan lima nada yang memiliki lima arti antara lain; anjing, mama, dan panggilan kepada seseorang (‘mari ke sini’). Riskan juga ternyata. Jika sempat salah nada, inginnya memanggil orang, bisa-bisa berarti anjing.

Ketika pertama kali datang ke Thailand, saya juga pengalaman unik ketika salah mengucapkan kata. Saya pikir cukup dengan mengucapkan saja, tetapi orang yang saya ajak berkomunikasi malah tidak mengerti apa yang saya ucapkan. Salah satunya adalah kata “Pethai”. Kata ini memiliki dua suku kata, dengan masing-masing tone-nya. Pethai” adalah sebutan untuk sebuah pasar malam di Hatyai.

Saya mengunjungi pasar malam ini untuk membeli oleh-oleh dan souvenir lucu-lucu untuk saya bawa pulang ke Indonesia. Sepulang dari ‘Pethai’, saya bertemu dengan pemilik apartemen saya, Pii (sebutan untuk orang yang lebih tua) Annop. Saya dan Pii Annop bercakap-cakap dalam bahasa Inggris-nya yang terbata-bata. Dia bertanya, barusan saya darimana? Saya jawab dengan menyebut nama  “Pethai”. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya apa yang saya maksud dengan kata itu. Dia tidak mengerti. Lalu saya tunjukkan barang bawaan saya; kantong plastik besar-besar berisi belanjaan. Barulah setelah itu dia paham. Dia bilang, kata Thailand yang barusan saya ucapkan itu salah, makanya dia tidak mengerti. Lalu membenarkan bagaimana cara pengucapannya bahwa saya harus memanjangkan pengucapan salah satu suku kata untuk merujuk tempat yang saya maksud. Bertambah lagi ilmu saya malam itu; bahwa selain lima nada berbeda pada setiap suku kata, setiap suku kata juga harus diucapkan berdasarkan panjang pendeknya irama. Jadi seperti mengaji Al Quran saja, ada panjang pendeknya.


Meski dengan sedikit Bahasa Thailand saya yang masih terbata-bata dan dengan irana panjang pendeknya yang masih kurang tepat,  Alhamdulillah, sejauh ini tidak mengalami hambatan yang berarti dalam berkomunikasi. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Anna
AUTHOR
3 November 2015 pukul 13.08 delete

bahasa thai kalau dilihat - lihat hampir dengan aksara jawa tulisannya :D

Reply
avatar
arigetas
AUTHOR
9 November 2015 pukul 19.15 delete

Belum pernah khan awkward momen, dikala bingung memanggil penjual makanan antara pake: "Pi" dan "Pii"? hahahaha

Reply
avatar

Instagram @fardelynhacky