Buat saya, kesehatan keluarga itu
nomor satu. Jika si kecil sehat, dia tentu bisa bermain dan belajar dengan
riang, ayah dan emak pun senang. Jika emak sehat, tentu emak bisa melakukan
tugas emak sebagai manajer keluarga dengan baik. Dan jika ayah sehat, dia bisa
lebih dalam nyangkul agar dapur tetap
mengepul.
Tetapi pepatah pernah bilang,
sepandai-pandainya tupai melompat, suatu waktu pasti akan jatuh juga. Sesehat-sehatnya
kita, pasti pernah merasakan sakit juga. Nyambung nggak sih pepatah tersebut
dengan kondisi sehat-sakit? Hahaha… disambung-sambungkan ajalah biar cepat :D
Ini bukan berarti bahwa saya berharap
yang jelek-jelek ke depannya, tetapi hanya berdasarkan pengalaman yang
sudah-sudah saja. Bahwa ternyata, se-protektif apapun saya melindungi putra
saya, nyatanya dia yang paling rentan dan paling sering sakit di keluarga saya.
Mungkin karena dia tidak full
mendapat ASI eksklusif ketika bayi dulu. Ketika usianya masih batita (sekarang dia 6
tahun), kunjungan ke dokter anak nyaris menjadi rutinitas tiap semester. Namun
makin ke sini, Alhamdulillah dia sudah jarang sakit. Kunjungan terakhir ke
dokter anak, itu adalah setahun lalu. Siang hari sepulang sekolah, dia tiba-tiba
demam. Kompres sudah. Obat penurun panas juga sudah. Namun sampai sore,
panasnya tak kunjung turun. Maka tanpa menunda-nunda, kami langsung membawanya
ke dokter anak langganan kami. Namanya juga mendadak, tentu saja kami tidak
menelepon terlebih dahulu untuk mendapatkan antrean. Langsung datang saja, pasien sudah ramai. Kami
mendapatkan nomor antrean terakhir.
Dokter anak langganan kami ini
termasuk dokter anak yang popular di Banda Aceh. Pasiennya sekarang mengalahkan
pasien dokter-dokter anak senior (bukan hanya senior soal umur, juga sudah lama
buka praktik banding dokter anak langganan kami) di kota ini.
Malam itu, kami mendapat jadwal
konsultasi sekitar jam 1 malam. Mau
bagaimana lagi, kami datang terakhir, tanpa mendaftar terlebih dahulu. Setelah
keluar dari ruang dokter (sekitar jam setengah dua malam), yang harus kami
lakukan selanjutnya adalah menebus resep obat. Si dokter membuka praktik di
rumah sendiri, tidak berkolaborasi dengan klinik swasta manapun, jadi tidak
apotek di rumahnya.
Walaupun sudah jelang pagi, kami
tetap memutuskan untuk mencari obat si kecil. Kami baru mendapatkan obatnya
setelah mutar-mutar keliling Banda Aceh, dari satu apotek ke apotek lainnya.
Perjuangan tengah malam yang luar biasa.
Itu sebelum kami tahu bahwa ternyata
membeli obatpun bisa melalui online. Sebelum kami atau bahwa ternyata resep
dokter pun bisa ditebus via toko obat online.
Hah!?
Yes, adalah ProSehat, apotek online No.
1 di Indonesia yang membantu kita membeli produk kesehatan seperti obat bebas,
obat resep, suplemen, vaksin, alat kesehatan dan lainnya. Jadi, ProSehat bukan sekadar toko obat online biasa.
Asyiknya lagi, ProSehat bisa di-install
di smartphone. Bisa install melalui aplikasi android ProSehat di application store atau bisa install
langsung dari web-nya. Saya sendiri lebih suka klak klik melalui PC :D
Lantas bagaimana caranya mengirim
resep obat yang kita dapatkan dari dokter langganan atau dokter yang menjadi
rujukan konsultasi kita selama ini ke ProSehat? Gampang! Tinggal klik saja ‘Kirim
Resep’ di halaman depan ProSehat dan cuuus kirim file foto resep dari dokter.
Sekarang, tebus resep obat segampang gampang
belanja online lainnya. Tidak perlu keliling kota mencari obat. Cepat, hemat
waktu, dan praktis.
Ini dia penampakan obat-obat kiriman
dari ProSehat.
Paket dari ProSehat ditempatkan dalam
wadah plastik terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam amplop. Mungkin
karena dikirim jauh ke Banda Aceh, begitu saya terima, wadah plastiknya sudah
pecah sedikit di bagian samping. Meski demikian, obat-obatan di dalam masih
utuh karena adanya plastik pelindung di dalam wadah tersebut.
Obat-obatan dari ProSehat langsung
masuk kotak P3K di rumah saya. Senangnya menjadi ibu yang peduli kesehatan keluarga.
Karena, healthy family, happy family!
1 comments:
Write commentsMenarik mbak. Jadi praktis ya beli obat. Trims infonya
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon