Secangkir kopi adalah jembatan kenangan dan komunikasi yang paling hangat. Dan, bersamanya, kita menciptakan momen-momen spesial dalam secercah perjalanan hidup.
Sejak berkutat dengan jurnal-jurnal berbahasa Inggris, kopi dan mi instan adalah teman setiaku. Lebih lengkap, ditambah bacaan yang begitu kental dengan ‘aroma’ kopi; The Coffee Memory. Maafkan jika menghabiskan lembaran-lembaranmu harus terkalahkan dengan jurnal-jurnalku. Seperti kopi sebagai penahan kantukku, ‘The Coffee adalah penghilang rasa bosanku.
Buku, selain kopi, selalu menjadi pelarianku akan rasa bosan mengerjakan thesis, rasa eneg saat membaca jurnal-jurnal tersebut. Tidak setebal The Coffee Memory, tetapi terasa seperti berbulan-bulan aku menyelesaikannya, dan bertahun-tahun aku memahaminya. Dibaca sekali tidak cukup, dua kali belum cukup. Sungguh kebosanan yang berlipat-lipat.
The Coffee Memory dan kawan-kawannya yang sempat aku bawa sedikit dari Indonesia, memanggil-manggilku. Jiwaku ingin melayani mereka, tetapi tanggung jawabku menahannya.
Tetapi itu dulu, maksudku beberapa waktu sebelum ini. Baru saja. Kini aku sudah selesai membaca The Coffee Memory. Aku juga sudah selesai membaca kawan-kawannya yang kubawa bareng.
Aku sudah kembali ke Indonesia. Bersamaan dengan perpisahanku denganku si thesis yang sudah menemui ending-nya, aku juga harus mengucapkan selamat tinggal pada si kopi. Belum sepenuhnya berpisah, sebagaimana pada si thesis. Sesekali, pada keadaan terpaksa, si kopi menyapa lidahku. Terakhir, itu dua hari lalu, ketika aku bertamu ke rumah suamiku. Mereka menyuguhkan kami bergelas-gelas kopi. Kusapa dia lagi, dengan sungkan, karena sudah lama tidak bertemu.
Sesekali, tak apalah, begitu batinku. Mungkin memang tidak akan ada perpisahan abadi di antara kami. Kalau orang pacaran, hubungan kami putus sambung. Putusnya lama, nyambungnya cuma sebentar saja, dalam hitungan menit.
Berbeda dengan teman-teman The Coffee Memory dan kawan-kawannya yang kusebut buku. Mereka selalu menjadi teman setia, sampai menutup mata.
9 comments
Write commentsbangga menjadi bangsa Indonesia, penghasil kopi terbaik dunia setelah Brazilia :)
ReplyHehehe aku minum kopi sekali kali aja. Katanya Minum kopi bisa bikin gak ngantuk ya? Kalau ke aku mah gak ngaruh lho mak. Hahaha
ReplyBTW itu baru tau aku kalau ada buku "The Coffee Memory" . Itu semacam Novel atau bukan mak? :D
aku juga pencinta kopi. kopi hitam tanpa gula. baru bener2 menikmati rasa nya kopi
ReplyAh kalau Nufus makin lama makin mesra sama kopi kak. Pagï nggak asik ngapa-ngapain kalau belum ngopi :D
Replyi like coffe
ReplyAh iya, aku baru saja posting ttg kafe kopi, berasa nyambung dengan tulisan ini
Replyi like coffe
Replykopi emang mantap
Replykesian saya, tak biasa minum kopi... :(
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon