Kemarin, ketika saya menulis postingan tentang INI, kemudian saya jadi terpikir akan hal yang mulanya kita pikir tidak terjadi eh malah terjadi, sebaliknya, ketika kita pikir akan terjadi eh malah tidak terjadi. Tidak selalu sih, cuma hal-hal seperti ini cukup sering bukan kita alami? Hukum seperti ini apa ya namanya. Begitu juga tulisan kita. Ini intinya apa, ya? Masih mau ngomongin soal kemenangan yang tak seberapa itu? Bukan sama sekali, meski tetap ada kaitannya :D
Jadi, pas saya ikut tantangan #30HariNgeblogNonstop di Blogdetik, tentu hadiah yang saya kejar. Saya nggak bisa muna dong, kalau ketika di depan mata ditulis nominal yang gedenya bikin ijo mata. Jadi begini, menulis adalah yang pertama. Niatnya nulis ya nulis aja, trus posting di blog, trus bagikan ke media sosial. Ada yang baca Alhamdulillah, nggak ada juga nggak apa. Yang penting, sudah menulis. Nah, untuk ini, tentu saja nulisnya suka-suka dong ya. Kapan saya mau, kapan saya suka, kapan punya waktu. Menulis kan pekerjaan yang seharusnya tidak memberatkan. Namun kalau menulisnya sudah mulai melanggar aturan 'suka-suka' yang diri sendiri buat, itu artinya ada yang dikejar selain 'nulis ya nulis aja' tadi. Apa ituuuu...? Hadiah, dong! :p
Apa salah? Nggak, dong! Selama yang menjadi prioritas utama adalah 'nulis ya nulis aja', untuk berbagi lewat blog dan media sosial, dan tambahan tujuan dari saya mengikuti kegiatan tersebut adalah ingin meningkatkan gairah menulis. Dan yes, saya memang begitu bergairah, apalagi ada imingi-iming duit lima juta bakal dikasih untuk siapa saja yang tulisannya paling banyak menjadi headline. Woooo...
Tapiiii...seiring berjalannya waktu (udah seminggu berjalan), tujuan sampingan menulis seperti tak mungkin saya gapai karena tak satupun tulisan saya nyangkut jadi headline. Apakah saya menyerah? Tentu saja tidak! Namun, karena hari itu saya tak punya ide untuk menuliskan apa, maka saya tulislah curhat tentang tidak satupun tulisan saya jadi sebagai headline dan saya sudah tak peduli lagi tentang hal itu.
Ini isi tulisannya;
Tantangan #30HariNgeblogNonstop
dari Blogdetik sudah memasuki hari ke delapan, yang berarti ini adalah hari
pertama di minggu kedua. Woaaa….nggak terasa udah di minggu kedua aja. Dan tau
apa? Tak satu pun postingan saya masuk ke halaman depan blogdetik alias menjadi
headline. Kalau ditanya apa saya masih semangat? Dengan lantang saya
akan menjawab YAAA….saya masih semangat. Semangat apa dulu? Semangat ngeblog
atau semangat mengejar headline?
Nah, marilah kita bincangkan hal ini
lebih mendalam.
Buat blogger Blogdetik, saat ini HEADLINE
(sengaja pakai capslock, heuheu…) tiba-tiba menjadi kata yang
‘keramat’. Dirapal, dinanti-nanti, dan dimimpi-mimpi. Ya iyalah booo…soalnya
dibalik kata keramat yang satu itu, ada nominal senilai lima juta rupiah sedang
menanti. Maka, setelah merapal ‘mantra’ headline, mempelajari kriteria
tulisan-tulisan yang menjadi headline di hari-hari sebelumnya, para
blogger akan berpikir keras untuk menuliskan ide-ide yang berseliweran menjadi
sebentuk tulisan yang unik. Tema dan topik bahasan boleh jadi sama, tetapi
setiap orang pasti punya cara-cara tertentu dalam mengolah hal yang biasa
menjadi luar biasa, dalam artian tulisannya enak dibaca dan ditulis dengan gaya
dan tutur yang berbeda. Setelah itu selesai, maka hati akan berdebar-debar
menanti nasib hasil kreatifitas tersebut, bersaing dengan lebih dari 300
blogger dan memperebutkan tempat headline. Bayangkan, bagaimana
keramatnya kata tersebut.
Ya, begitulah keputusan lomba blog
kali ini, di mana kategori paling bergengsi (juara 1) adalah dia yang di tiga
minggu ke depan mendapat tempat headline paling banyak. Jadi begitu
pertarungan ini selesai, kita akan langsung tahu siapa yang akan memperoleh
mahkota juara 1. Ini memang sedikit berbeda dan unik dibanding lomba-lomba blog
yang serupa lainnya. Memompa semangat ketika melihat tulisan-tulisan yang
nongol di halaman depan, semangat ‘Aku harus bisa’! Semangat ‘Aku harus bisa’
ini setidaknya mampu membuat beberapa blogger bertahan untuk terus menulis
hingga sampai hari ini.
Tapiii ya…ada tapi-nya. Buat blogger
yang tulisannya sejak hari pertama sampai hari ini belum mendapat posisi
terhormat tersebut, bisa jadi down, merasa tulisan tidak bagus, merasa
karena ‘terlanjur’ daftar ya sudah lanjutkan saja, dan perasaan-perasaan negatif
lainnya. Nggak usah jauh-jauh….saya contohnya. Ketika saya lihat ada beberapa
blogger yang postingannya menjadi headline bahkan lebih dari satu kali
dalam minggu ini saja, hilanglah harapan saya. Lhaaa…mengejar satu kali saja
saya masih ngos-ngosan, apalagi lebih dari itu, ditambah lagi, saingan yang
mendapat lebih dari sekali headline ini pun bukan hanya satu orang saja.
Rasanya semakin jauh panggang dari api. Semakin tak terjangkau.
Ya wajarlah ya, ketika di hari
ketiga dan keempat saya sempat merasa sedih. Tapi untungnya saya bukan tipe
orang yang terlalu lama larut dalam kesedihan. Setelah saya mikir…setelah saya
mikir lagi…blassss….saya sedikit menerima kenyataan bahwa mereka yang selama
ini mendapat tempat di halaman depan, adalah mereka yang memang layak
mendapatkannya. Tak jarang saya jadi suka merenung begitu selesai membaca
tulisan-tulisan mereka, menemukan sesuatu dalam tulisan mereka. Ya.. ya.. ya..
begitulah sebuah kompetisi, sang juara sejati adalah mereka yang mampu mencuri
hati.
Selain itu, saya masih optimis
dengan adanya kejutan-kejutan di akhir yang akan diberikan Blogdetik dan
dBlogger. Jangan sampai karena saking fokusnya mengejar headline dan
menjadi sedih karena tak mendapat tempat itu, kita sampai lupa bahwa ada
beberapa kategori lagi yang bisa jadi saya atau Anda yang akan mendapatkannya.
Dan begitulah, hingga hari ini
ketika saya masih menulis di sini, sungguh headline bukan lagi prioritas
saya, mengingat hal-hal yang saya tulis di atas. Saya tidak mau neko-neko,
semisal sampai stress mikirin gimana menemukan ide yang unik, judul yang
menggoda, gimana menuliskannya hingga menjadi berbeda dari yang lain.
Pada akhirnya, saya kembali saja ke
prinsip semula. Bahwa menulis adalah sebuah kesenangan, keasikan, dan sebuah
terapi jiwa buat saya. Saya meresa lega jika saya selesai membuat sebuah
tulisan dan memublikasikannya di blog, senang jika kemudian tulisan tersebut
dibaca orang dan memberi manfaat; itulah terapi jiwa buat saya. Seperti nasihat
teman saya, seorang editor di sebuah penerbit; yang penting menulis saja
terus dan terus di blogmu, kalo banyak yang baca, anggap aja itu bonus. Kalo
menang, berarti dapat bonus lagi. Ya, menulis adalah pekerjaan
sunyi, mungkin akan dilirik mungkin tidak, yang terpenting adalah kita sudah
berbagi.*
Ealaaah...nulis tentang tidak pedulinya lagi saya akan headline, malah jadi headline :D
Inilah yang di awal tadi saya sebut 'hal yang mulanya kita pikir tidak terjadi eh malah terjadi, sebaliknya, ketika kita pikir akan terjadi eh malah tidak terjadi'.
Kebalikan dari di atas, saya pikir dapat, setidaknya, satu kursi headline lagi, ternyata inilah headline pertama sekaligus terakhir untuk tulisan saya selama mengikuti ajang #30HariNgeblogNonstop. Saya salah lagi, hahaa...
Tampilan halaman Blogdetik, 26 Agustus 2013 |
6 comments
Write commentsSeperti teorinya Quantum Learning. Write anything you think... :)
ReplyPernah sekali menggunakan teori ini di satu sesi materi untuk adik-adik di rohis. Hasilnya cukup menyenangkan. Kita bisa mengisi acara cukup dengan membaca curhatan-curhatan mereka, yang cukup asyik juga....
ReplyHaaaaa itu namanya rejeki gak kemana kak. Dalam tulisan kakak sudah tergambar keputusasaan, tapi, tergaris pula kesungguhan dan tekad yang besar. Tidak mau setengah2. Pokoknya, kakak memang heubatt dah.... Pengen juga.....
ReplyMantab kali kak Eqi sudah menjadi salah satu pemenang kan? :D
ReplyKalau nulis apa adanya,jadi sering ada apa2nya sih kak.Hehehe.Selamat kak eqi :D
ReplyAzhar: wah, keren banget tuh..boleh dicoba :D
ReplyDeris: (nyaris) putus asa yang bertekad besar. bingung sebenarnya, tapo ya ajalah :D
Sarah dan Lia:
Makasih ya adik-adikku yang cakeeeeep ;)
ConversionConversion EmoticonEmoticon