Judulnya seperti judul berita-berita di portal online, yak :D Tetapi ini bukan tulisan sejenis berita. Saya menulis tentang ini lebih karena saya mengenal Takdir secara pribadi.
Nama Takdir Feriza dalam bulan Ramadan ini menjadi hotnesw di hampir semua media-media di Aceh, baik portal maupun media cetak. Takdir juga menjadi bahan pembicaraan para netizen di Aceh, mulai dari rakyat jelata sampai pejabat. Bukan pembicaraan yang buruk, malah sebaliknya, sebuah prestasi yang membanggakanlah yang membuat orang berdecak kagum dan membicarakannya. Terbukti, tidak selamanya membicarakan orang bermakna negatif, tho. Ya, nama Takdir menjadi pemberitaan akihir-akhir karena dia baru saja mendapat juara pertama pada MTQ Internasional di Turki, yang berlangsung beberapa hari lalu di Istanbul.
Saya mengenal Takdir, boleh dibilang, baruuu saja, dalam dua tahun belakangan ini. Kenal bukan karena teman di dunia nyata (teman dalam arti dekat), bukan juga karena berteman di facebook. Malah, saya berteman dengannya di facebook, setelah mengenalnya di dunia nyata :D Dua tahun berkerabat, bukan berarti saya mengenal banyak seorang Takdir. Saya hanya tahu bahwa Takdir adalah seorang pemuda soleh di kampungnya, seorang Qori, dan sering menjuarai berbagai perlombaan MTQ, baik nasional bahkan internasional.
Takdir adalah pemuda kelahiran Aceh Besar, lebih tepatnya di Kecamatan Darussalam, kecamatan di mana saya juga menetap di situ, sejak menikah. Ya, kami tinggal di satu kecamatan tetapi berbeda gampong (desa). Kecamatan Darusaalam ini agak lumayan besar dan luas, sebagaimana kecamatan-kecamatan lainnya di Aceh Besar. Namanya saja Aceh Besar, tentu besar dan luas-luas wilayahnya :D
Kami–saya dan suami–kenal dengan Takdir adalah karena pernikahan. Adik ipar saya (adik suami) menikah dengan gadis Aceh Besar, tempat tinggalnya masih satu kecamatan dengan kami juga. Nah, istri adik ipar punya adik perempuan. Adik perempuan inilah yang kemudian menikah dengan Takdir. Bingung, ya. Kalau bingung, anggap saja kami ini kerabat jauh, haha. Kerabat karena pernikahan adik dari adik ipar, begitu kali ya kalau boleh saya sebut :D
Nah, cuma sebatas itu saya mengenal Takdir. Apalagi kami jarang tinggal di Aceh, hanya sesekali saja pulang ke kampung.
Sebagai seorang Qori yang tinggal di kampung, boleh saya bilang prestasi Takdir luar biasa. Dia bukan hanya sebagai Qori idola di kampungnya, Takdir juga sering membawa harum nama Aceh ke tingkat nasional maupun internasional. Jika sudah ke tingkat internasional, tentu saja nama Indonesia juga dibawanya. Sejak menjuarai MTQ Tingkat Remaja Se-Provinsi Aceh tahun 2007, Takdir meroket dengan prestasi yang lebih besar. Ke tingkat nasional, lalu ke tingkat internasional. Rata-rata Takdir menyabet juara 1. Bukan kali ini saja Takdir menjuarai Lomba Baca Qur’an tingkat internasioal. Tahun lalu, persis di bulan Juli juga, dia juga menyabet juara pertama pada MTQ Internasional Antarbangsa Dunia Melayu Dunia Islam, di Malaysia.
Melalui beberapa portal berita, saya melihat takdir berdiri dengan gagah, didampingi oleh Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, saat menerima penghargaan. Masya Allah. Saya sampai speechless.
Sebagai informasi tambahan untuk jawara lainnya pada MTQ di Turki kali ini; juara 2 Tilawah diraih oleh kontestan asal Filipina dan Juara 3 oleh kontestan asal Iran.
Walaupun prestasi Takdir yang diekspos oleh media massa adalah sejak remaja, tetapi sejatinya Takdir telah menjadi Qori sejak kecil. Tiada prestasi besar tanpa prestasi kecil yang terus menerus dipupuk.
Namanya memang unik; Takdir. Kata Takdir, dia dinamai begitu oleh ibunya dulu karena takdirnya yang terlahir sebagai anak yatim. Ayahnya meninggal ketika Takdir masih dalam kandungan. Melihat Takdir tumbuh menjadi pemuda yang soleh, adalah kebahagiaan tersendiri buat ibunya. Ibunya adalah segalanya bagi Takdir. Setiap kali Takdir berangkat mengikuti lomba Baca Quran di luar Aceh, ibunya selalu mengantar Takdir ke bandara. Begitu besar jasa seorang ibu. Beliau membesarkan Takdir seorang diri tanpa suami. Sudah besar, menjadi anak yang membanggakan pula. Siapa yang tidak ingin?
Kemarin Takdir meninggalkan Turki untuk kembali ke Aceh. Senangnya semua keluarga menyambut kehadiran Takdir kali ini. Semoga tetap rendah hati ya, Takdir. Sekali lagi, selamat untukmu.
2 comments
Write commentsselamat untuk mas Takdir
ReplyAceh memang selalu keren :D
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon