Atmosfer
dunia blogging kini berubah. Kini, blog bagi sebagian orang bukan lagi sebagai
tempat curhat semata, lebih dari itu, blog bisa menjadi media untuk berbagi
informasi. Ditambah lagi, sekarang sudah
banyak pihak–termasuk dunia industri–yang sudah sadar akan keberadaan blogger
sebagai penyampai informasi yang lebih di(ter)percaya. Bahkan–mungkin–lebih
terpercaya dibanding media mainstream yang kadang berpihak dan tendensius. Blogger
juga menulis di media online atas nama blog personal, tetapi blogger bebas dari
keberpihakan, sehingga opini blogger biasanya lebih jujur, lugas, apa adanya,
dan ditulis dari hati dengan tanpa tekanan dari pihak manapun. Blogger adalah
jurnalis warga. Bahasa kekiniannya adalah citizen
journalist.
Atas dasar
kesadaran akan pentingnya blogger sebagai penyampai informasi, maka Aceh
Blogger Gathering 2015 dilaksanakan. Sebagaimana disampaikan oleh
Bapak Rahmadi selaku kepala Bidang Pemasaran Dinas kebudayaan dan Pariwisata
Aceh saat melepas keberangkatan kami, para blogger peserta Aceh Blogger
Gathering 2015, ke Jantho, Aceh Besar;
“Blogger sangat berperan dalam mencitrakan pesona Aceh ke luar daerah. Kita ingin wisatawan luar Aceh bisa menikmati Aceh tanpa rasa takut.”
Yuuup, rasanya sudah jengah mendengar/membaca Aceh dicitrakan negatif
oleh orang luar yang bahkan belum pernah ke Aceh :D
Yang takut
karena konflik lah (padahal konflik sudah reda sejak 10 tahun lalu
pasca--perjanjian Helsinki 2005), takut tsunami datang lagi lah (Sumpah! Saya
nggak tahan untuk nggak… gubraks!), atau, takut dicambuk lah (duuuh…!).
Pak Rahmadi
menambahkan, tahun ini Disbudpar Aceh mulai giat menarik wisatawan untuk datang
ke Aceh dengan inovasi-inovasi baru, salah satunya dengan pemanfaatan IT. Nah,
blogger termasuk di dalamnya. Pernyataan tersebut kiranya bukan basa basi.
Dalam beberapa kali Disbudpar membuat event
(akhir-akhir ini), blogger tak lupa diikutsertakan, meskipun banyak dari
kegiatan tersebut akhirnya tidak bisa saya ikuti karena kendala teknis :D
Program
menarik lebih banyak wisatawan dengan pemanfaat IT ini tampaknya bukan hanya fokus
Disbudpar Aceh saja. Kementerian Pariwisata juga melakukan hal yang lebih
kurang sama. Kemarin, 28 Desember 2015, Kemenpar melakukan kerjasana dengan
Google untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Tidak
tanggung-tanggung, Menteri Pariwisata langsung ketemu dengan co-Founder Google,
Sergey di Jakarta (sumber: nationalgeographic.co.id).
Nah, dengan
menghadirkan dua pemateri blogging dari pulau Jawa dan dua pemateri lokal
(blogger Aceh), kegiatan Aceh Blogger Gathering 2015 dikemas dengan konsep
ngeblog sambil camping di alam.
“Untuk itu
kami mengundang narasumber yang ahli di bidangnya untuk membantu blogger Aceh,”
tambah pak Rahmadi lagi.
Dari keempat
pemateri di atas, saya cuma tahu dengan Olyvia Bendon saja karena saya berteman
dengannya di facebook. Yak, kenal segitu doang sih :D Sebagai travel blogger
anti-maintream–dia seorang penjelajah kuburan, mbak Olyvia memang pantas
menjadi pemateri untuk event sekeren ABG 2015. Perjalanannnya ke tempat-tempat
yang tak biasa, layak dibagi untuk kami-kami blogger daerah ini. Olyvia memulai
presentasinya dengan satu kata passion. Baginya, ngeblog dan travelling adalah passion. Tentu menyenangkan bisa
melakukan sesuatu yang memang passion
kita sendiri yak :D
Pemateri
kedua adalah seorang–yang menurut saya lihat blognya–travelography. Travelography?
Istilah apa pulak itu? Seorang traveler yang merangkap menjadi fotografer,
ternyata. Atau, fotografer yang merangkap menjadi traveler? Hari itu doi
menampilkan banyak sekali foto keceh
di slide
presentasinya dan memberi sedikit tips dan trik ilmu fotografi saat melakukan
travelling. Ilmu yang sangat bermanfaat sekali, terutama buat saya yang masih
buta dunia fotografi. Saya kalau mengambil foto ya ambil saja, nggak mikir-miki
angle. Dan memang hasil fotonya biasa
saja, sih, haha. Beda banget dengan foto-foto Mas Taufan Gio. Benar-benar bikin
takjub ketika melihat foto-foto perjalanan mas Gio.
Tak
ketinggalan pemateri lokal (dua blogger Aceh; Rizal Muhammad dan Mirza Ilhami) yang
mengisi materi kami hari itu. Mereka berdua berbicara tentang dunia blogging
dari sisi lain, yaitu sisi materiasme dunia blog. Ini berbeda dengan dua
pemateri sebelumnya yang berbicara dari sisi idealismenya. Sisi ‘dunia lain’-nya
blogging yang BUKAN saya banget, haha. Saya ini penganut garis keras 'ngblog untuk menulis' :p. Tetapi, inilah dunia blogging dengan
warna-warninya. Setiap kita dengan kecenderungan kita masing-masing. Saling
menghargai saja, meskipun saya tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan di
depan sana, lol. SEO, saya tentu tidak asing dengan kata ini. Setahun
belakangan, saya belajar banyak tentang SEO. Belajar secara otodidak. Hasilnya,
tahun ini saya menjadi pemenang 1 lomba blog yang ada unsur SEO-nya. Semi SEO sih, tapi lumayan lah *daripada lu manyun :p*
Beginilah
dunia blogging yang penuh warna-warni. Masing-masing punya tujuan. Yang penting
fokus dan konsisten dengan tujuan masing-masing. Tak perlu nyinyir dan nyindir, yes? ;)
Peserta Aceh Blogger Gathering 2015 |
Jika ingin mengambil
bagian sebagai blogger penyampai informasi (Citizen
Journalist) tentang Aceh di internet,
mau tidak mau, sebagai blogger kita harus belajar banyak hal. Belajar menulis
yang baik itu penting, belajar SEO itu juga perlu. Jika passion-nya adalah menulis, tidak perlulah yang rumit-rumit, cukup belajar
SEO sederhana saja. Yang rumit-rumit–seperti yang dipaparkan oleh pemateri lokal
Aceh Blogger Gathering hari itu, sehingga banyak dari kami yang nggak mudeng, haha–itu sudah dunianya mastah
SEO which is mereka menggunakan ilmu
ini murni untuk ‘dunia lain’ ngeblog.
Kenapa belajar
SEO ini penting? Jawabannya sederhana saja; karena kita menginginkan tulisan
kita tentang Aceh bisa dibaca oleh lebih banyak orang (di luar Aceh). Itulah
kenapa Disbudpar menghadirkan pemateri yang expert
di bidang ini; SEO and coding. Untuk membuktikan, coba teman-teman ketik Aceh Blogger Gathering 2015 di mesin pencari Google, saat ini masih blog saya yang berada di halaman 1 Google dengan urutan pertama :D Karena saya menerapkan SEO sederhana di tulisan-tulisan saya tentang Aceh Blogger Gathering 2015.
Hanya saja, menurut saya, materi yang mereka berikan hari itu lebih cocok untuk mereka yang advanced. Sementara kami, peserta Aceh Blogger Gathering 2015, tampaknya sebagian besar adalah penganut blogger penyampai informasi melalui tulisan. Tidak mengherankan jika banyak dari kami tampak boring saat mendengar materi tentang coding atau SEO yang rumit-rumit itu :D Padahal materi SEO itu cukup sederhana lho.
Hanya saja, menurut saya, materi yang mereka berikan hari itu lebih cocok untuk mereka yang advanced. Sementara kami, peserta Aceh Blogger Gathering 2015, tampaknya sebagian besar adalah penganut blogger penyampai informasi melalui tulisan. Tidak mengherankan jika banyak dari kami tampak boring saat mendengar materi tentang coding atau SEO yang rumit-rumit itu :D Padahal materi SEO itu cukup sederhana lho.
Dengan Mira Maisura |
Mudah-mudahan
hal ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi Disbudpar ke depan saat mengadakan
kegiatan serupa.
So, para
blogger Aceh, sudah siap menjadi ‘agen-agen’ penyampai informasi?
Ayo menulis
Aceh di internet!
6 comments
Write commentsKarena dunia perlu tahuAceh dr orang Aceh, gitu Kk ya.
ReplyKayennn.. kak eki, itu baju dibadan siapa kak??? Rada2 kenal gitu.. hahaahaha
ReplyIyaw kak,,,, tapi sepertinya pariwisata Aceh kedepannya akan berkembang kak,,,, soalnya kemarin dengar - dengar udah ada perdamaian dan itu tentu merubah citra negatif Aceh menjadi positif. Tapi Dari dulu walaupun dicitrakan negatif, aku tetep punya impian kesitu loh kak,,,, sip dah mantab buat para Blogger Aceh, semoga bisa berbagi dengan kita - kita :-)
ReplyKeren mbak.. Salam blogger newbie
ReplyKetika Aceh harus di kenal karena budaya dan keindahan alamnya.
ReplySalam dari Medan :D
keren ya acaranya, kepingin suatu saat bisa dibuka lagi, sekarang seo emang lagi-lagi trend. Menarik pingin belajar seo lebih dalam biar umkm pada berkembangan di Aceh
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon